Part 7

3.2K 176 1
                                    

Gue yang ditemanin Dirda masih liat sana liat sini. Ya kalian tau lah,gue lagi nyari gebetan baru gue.

Waktu gue lewat depan lab IPA,akhirnya gue ketemu juga sama Akira sang gebetan. Dia lagi jalan dari arah yang berlawanan sama gue dan dia berdua sama Katya. Gue sama Dirda pura-pura lewat disamping mereka berdua. Pas mereka sudah agak jauh,gue langsung balik badan dan merhatiin gebetan gue yang semakin lama makin tak terlihat.

"Cihh geregetan gue!" Kata gue yang masih berdiri merhatiin sang gebetan.

"Minta sudah nomor telponnya! Apa guna mulut lo?" Balas Dirda.

"Gila lu Dir? Malu gilaa" ucap gue sambil melototin Dirda.

"Pengecut lo!"

Pemata-mata an kali ini selesai,karena jam masukan mulai berbunyi. Mau nggak mau gue sama Dirda harus cepet-cepet masuk kelas karena kali ini guru killer yang bakal masuk kelas gue.

Beberapa jam telah berlalu dan bel tanda pulang sekolah atau yang biasa disebut bel kebahagiaan berbunyi. Gue jalan menuju gerbang sama temen-temen gue yang lain. Waktu ditengah-tengah lapangan gue nggak sengaja ngeliat ke arah jendela UKS dan nggak sengaja liat Keiko di dalam sana. Seketika gue mendadak berhenti.

"Loh.. itu Keiko? Kenapa dia masuk UKS?"

"Mana?" Tanya Dirda

"Ituu tadi nongol di jendela UKS,kok sekarang ngilang??"

"Ah sudah gue mau pulang"

'Tapi tadi beneran Keiko! Dia kenapa masuk UKS?? ' tanya gue dalam hati yang kembali jalan sambil tetap merhatiin jendela UKS. 'Semoga nggak kenapa-kenapa'

Waktu gue udah di luar gerbang,gue nggak langsung pulang karena masih ngobrol sama temen gue. Dan saat gue mau ngambil motor untuk pulang,gue ketemu Keiko lagi. Karena penasaran gue nanya ke Keiko..

"Keikoo! Kamu kenapa? Kok tadi masuk UKS?" Sayangnya itu cuma terucap dalam hati. Dan hasil akhirnya gue cuma bisa liatin Keiko dari jauh dann gue lagi-lagi di abaikan.

Mungkin memang waktunya gue untuk pulang. Iya,pulang ke rumah. Gue langsung ngambil motor yang ada di parkiran dan melaju secepat kilat. zeeeuuww

***

Sesampainya di kamar,gue langsung ganti baju dan duduk di ujung kasur gue. Entah apa yang mau gue lakukan sekarang. Bosan. Satu kata itu yang sedang mendiami pikiranku.

"Main ps? Main komputer? Main gitar? Main drum? Main bola? Main voli? Mai-" belum gue selesai ngomong sendiri,ada orang yang lagi berdiri di pintu kamar gue.

"Lu cuma bisa main hati ren"

"Eh datang dari mana lu dir? Setau gue,lu nggak punya pintu ajaib deh"

"Gile lu,ya naik motor lah" balas Dirda sambil menghempaskan tubuhnya di kasur gue.

"Siapa yang suruh lu kesini?" Tanya gue sambil ngelempar bantal ke arah Dirda.

"Kemauan gue sendiri.. Yaelah lu nggak ingat ren? Besok tugas kelompok dikumpul,gue kesini jemput elu"

Iya,gue baru ingat hari ini ada kerja kelompok.

"Oh,repot amat lu dir sampe jemput gue kesini. Kenapa nggak telpon aja?" Balas gue sambil ngambil jaket di lemari gue.

"Lu nggak bisa di telpon,di semua sosmed lu udah gue chat semua tapi nggak terkirim. Kampret banget dah lu"

What Do You Want? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang