Part 6

3.4K 183 2
                                    

Keesokannya di sekolah. Dan jam istirahat kembali berbunyi.

"Lapar din.. laparr!!" Ucapku ke Andine sambil mukul-mukul meja.

"Ya ayok ke kantin. Udah istirahat ini"

"Nitip makanan din.."

"Berani bayar berapa lu?" Balasnya sambil tersenyum sinis dan mulai berjalan meninggalkanku.

"Ah elah. Tunggu gue" ucap gue malas sambil berdiri dari tempat duduk dan menyamakan langkah kaki gue dengan Andine.

Di depan koperasi sekolah gue ketemu Maren sama kak Dirda. Gue udah siap-siap untuk lari. Tapi,kali ini waktu gue perhatikan wajahnya Maren dia kelihatan biasa-biasa aja. Ekspresinya berbeda dan nggak kayak biasanya. Dia sama sekali kayak nggak liat gue.

Gue agak heran kenapa dia jadi kayak gitu. Karena menurut gue dia agak beda,gue akhirnya cuma jalan biasa.

"Kok kayak ada yang beda ya? Biasanya dia selalu ngeliat gue. Tapi,kok ini nggak? Ah memang seharusnya ini yang terjadi dari dulu." pikirku dalam hati.

"Tumben nggak lari? Barusan ada Maren loh" tanya Andine dengan heran.

"Ya.. kenapa gue harus lari?" Tanya gue balik.

"Aneh lu. Biasanya lu selalu lari dan ngehindarin dia"

Gue cuma diam sambil senyum dan naikin satu alis gue.

***

Hari ini gue ada pelajaran olahraga. Dan kami sekelas pergi ke lapangan untuk pemanasan. Kebetulan kelasnya Maren dekat sama lapangan. Waktu temen-temen gue udah keluar kelas dan memasang sepatu mereka masing-masing,gue masih duduk di kursi gue.

"Lu kenapa lagi? Ngapain diam disitu?" Tanya ketua kelas gue.
"Kayak emaknya ayam yang lagi jagain telurnya aja. Cepat kelapangan,ntar terlambat" ucap Andine ke gue.

"Yee sabar kale" balas gue sambil berjalan keluar kelas.

Disepanjang jalan sebelum sampai lapangan gue diem doang,dan kepikiran Maren lagi.
"Maren kenapa berubah? Kok beda sih? Ih kenapa gue jadi bete?"
Tanpa sadar gue nggak ngeliat ada akar pohon di depan gue dan kaki gue kesandung hingga akhirnya muka gue nyium tanah.

Terdengar bahkan sangat jelas terdengar suara ketawa temen-temen gue dari jauh. Ah sial. Gue langsung berdiri dan berjalan biasa seakan nggak terjadi apa-apa walau sejujurnya sangat memalukan.

Pemanasanpun dimulai. Teman-teman gue satu per satu mulai berhitung. Waktu ditengah pemanasan gue ngeliat Maren sama kak Dirda keluar dari kelasnya,nggak tau mau kemana. Gue ngeliatin Maren dari jauh dan berharap Maren juga ngeliat gue. Tapi,sampai Maren bener-bener jauhpun dia sama sekali nggak ngelirik ke arah gue.

Gue bingung,kenapa gue bete karena Maren berubah jadi kayak nggak peduli lagi. Seharusnya gue seneng karena kalau kayak gitu pasti Maren nggak bakal buat gue baper lagi. Tapi,disini gue malah bete. Sebenernya apa mau gue??!

Jam olahraga berakhir. Gue kembali ke kelas bareng Andine sama Siska. Dan lagi-lagi gue kembali kesandung dan nyium tanah untuk kedua kalinya. "ARRGGHHH!! WTF" Teriakku sambil terduduk di tanah dan menjambak rumput yang ada di depanku berulang kali.

Andine sama Siska tertawa terbahak-bahak.

"Hahaha lu kenapa sih ko? Kenapa jatuh mulu? Hahaha" ucap Andine sambil tertawa memegang perutnya.

"Iyaa. Lu nggak liat jalan ko? Haha. Sini berdiri" lanjut Siska yang tertawa sambil mengulurkan tangannya ke gue.

"Ah sumpah sial banget gue hari ini"

What Do You Want? [END]Where stories live. Discover now