Part 3

3.5K 177 28
                                    

Haloo... Ketemu lagi sama Gara dan Adel, ada yang kangen? pengen baca kelanjutan cerita mereka?
(Semoga ada,hehehe...)

Oke, langsung aja ya...

Happy reading,

.....

Adel memandang bergantian termometer di tangan kanannya dan Gara yang terbaring lemas di bankar ruang kesehatan dengan tatapan kesal.

"Ini yang dari tadi kamu bilang baik-baik saja?" Adel memperlihatkan termometer digital yang menunjukkan angka 40 derajat celcius tepat di depan wajah pucat Gara.

Bayangkan, panas anak itu mencapai 40 derajat dan dengan santai dia berkata pada Adel bahwa dirinya baik-baik saja dan nanti panasnya juga turun setelah tidur.

"Sekarang cepat minum obat dan istirahat!"

Gara menghela napas kasar, malas membantah kata-kata Adel yang sejak tadi membuat kepalanya semakin berdenyut. Tak tahukah dokter ini yang Gara butuhkan adalah tidur, bukan ceramah setengah jam non stop tentang menjaga kesehatan, pola makan dan istirahat yang membuat telinganya ikut-ikutan berdengung.

Mengambil dua butir obat dari tangan Adel, Gara segera memasukkannya ke dalam mulutnya dan meneguk segelas air putih yang juga disediakan oleh Adel untuk mengurangi rasa pahit obat yang baru menyapa tenggorokannya.

Setelah Gara berbaring dan menarik selimutnya, Adel baru meninggalkannya, tak lupa menarik tirai putih yang membatasi bankar tempat Gara tidur dengan meja kerjanya.

.....

"Mika, kenapa lututmu bisa sampai seperti ini?" tanya Adel penasaran pada sepupunya yang duduk di sebelahnya dengan lutut kanan yang baru saja ia obati dan diperban rapi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Mika, kenapa lututmu bisa sampai seperti ini?" tanya Adel penasaran pada sepupunya yang duduk di sebelahnya dengan lutut kanan yang baru saja ia obati dan diperban rapi.

Mika yang biasanya memang datang ke ruang kesehatan untuk makan siang bersama Adel kini datang dipapah Bintang dan Bulan, si kembar teman sekelas Mika dengan lutut berdarah dan sedikit membiru.

"Tadi jatuh pas mau kesini," jawab Mika cuek. Cewek tomboy itu sedikit meringis saat mencoba menggerakkan kaki kanannya.

"Jatuh?" tanya Adel ragu, ia menatap Bintang dan Bulan yang berdiri di depannya, meminta penjelasan karena Mika langsung memalingkan wajahnya saat matanya bertatapan dengan mata Adel.

"Tadi si bodoh ini lompat dari jendela waktu mau ke sini," cerita Bulan tapi belum sempat cewek bermata sipit itu melanjutkan si dokter magang langsung menyela.

"Lompat dari jendela? Kelas kalian kan di lantai 2, Mika jatuh saat melompat dari lantai 2?" Adel mendelik tajam pada sepupunya yang memasang tampang innocent itu.

Ruang kelas Q dari kelas satu sampai kelas tiga terletak di gedung utama yang terdiri dari tiga lantai. Lantai pertama ruang guru dan kepala sekolah. Lantai dua ruang kelas Q sedangkan lantai tiga adalah ruang kelas tambahan seperti ruang kelas musik, bahasa dan laboratorium yang khusus digunakan oleh kelas Q.

Love Love StrawberryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang