"Kakak, berangkat ya."

***

       Aku menghela nafas panjang, setelah mengetahui rute perjalanan sekolahku hari ini teryata cukup jauh dari sekolah menegah pertamaku dulu.

Disamping, Kak Jisoo duduk membelakangiku menatap pemandangan luar dari kaca mobil, tak lupa Earphone merah kesukaannya terpasang ditelinga. Terlihat seperti ia tidak ingin ada aku disampingnya.

"Nona apa kau mau mendengarkan music?" Tawar Paman Kang supir keluarga kami padaku. Mungkin ia memperhatikanku dari kaca spionnya. Aku tersenyum kecil.

"Tidak usah Paman."

Kak Jisoo akhirnya melepas Earphonenya, saat mobil yang kami kendarai sudah berhenti tepat dilobi sekolah, ia menatapku sejenak sebelum turun dari mobil.

"Jangan beritahu siapapun kalau kita ini saudara, mengerti?" Ucapnya dingin lalu kemudiaan turun dan menutup pintu mobil dengan keras.
Hingga Paman Kang terlonjak kaget dibuatnya.

"Astaga, anak itu." Lirihnya sambil mengelengkan kepala. Aku menatap punggung Kak Jisoo yang menjauh dari mobil, ia terlihat bahagia begitu bertemu teman-temanya di koridor sekolah.

"Paman Kang bisa turunkan aku disana saja?" Aku menunjuk ke arah parkiran sepeda. Paman Kang mengangguk mengerti dan segera menjalankan mobilnya menuju tempat yang aku tunjukan.

"Paman, mulai sekarang aku turun disini saja." Ucapku sebelum turun dari mobil.

"Baiklah Noona, bersenang-senanglah dan belajar dengan giat! Semangat!" Seru Paman Kang bersemangat sebelum akhirnya mobil yang ia kendarai keluar dari halaman sekolah. Aku mengangguk sembari menarik nafas panjang. Dan kemudiaan memutuskan untuk segera masuk kedalam gedung sekolah.

Sevit High School, Sekolah yang disebut-sebut sebagai salah satu sekolah terbaik di Korea.
Selain karena perserta didiknya yang pintar dengan nilai diatas rata-rata. Sekolah ini juga terkenal dengan tim basketnya yang sering meraih juara dipertandingan antar sekolah maupun nasional.

Aku jadi teringat sekolah lamaku, meski bagunannya terlihat mirip, tapi sekolah ini 2 kali lipat lebih luas dari Yeonhwa School, sekolahku dulu.

"Kau sudah dengar beritanya?" Tanya seseorang pada temannya dari arah belakang saat aku tengah mencari ruang guru. Aku menoleh melihat mereka.

"Berita tentang apa?" Tanya sang teman asik memainkan ponsel ditangan kirinya, sedang yang bertanya asik membuka lembar koran sekolah.

"Kakak senior kita, Kak Jisoo. Kudengar kemarin dia baru saja diangkat menjadi ketua tim basket."

"Benarkah?"

Mataku langsung melebar sempurna.

Jangan beritahu siapapun kalau kita ini saudara, mengerti?

Aku teringat ucapan Kak Jisoo tadi, apakah ini ada hubungan dengan itu?

"Akh.." Aku menjerit tertahan.

"Oh... Hai! Maaf aku tidak melihatmu." Ucap Seseorang membantuku berdiri lantas mengambil kertas yang berisi denah sekolah dan memberikannya padaku.

"Kau tidak apa-apa kan?" Tanyanya setelah aku meraih kertas berisi denah sekolah tersebut.

"Tidak apa-apa." Aku mengangguk satu kali, mengabaikan ia yang sedang berbicara denganku karena ia tidak sengaja menabraku tadi. Aku masih memperhatikan dua orang itu lagi.

"Baiklah, sampai bertemu lagi." Ucap seseorang itu kemudiaan berlalu dari hadapanku.

Aku akhirnya berhasil menemukan Ruang Guru dan bertemu dengan Guru Kim wali kelasku nanti. Guru Kim tidak bisa mengantarku sampai ke dalam kelas karena ia masih harus bertemu dengan Kepala Sekolah.

Pure LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang