Southern Campaign

Start from the beginning
                                    

Hua Man, putri Meng Huo, bertubuh padat dengan kulit sawo matang. Kedua matanya besar dan indah, bibirnya tebal dan wajahnya melekuk cantik. Ia tidak berbeda dari tipikal gadis-gadis pendekar amazon.

Hua Man yang tidak sengaja melihat bagaimana Guan Suo berkelahi melawan anak buah ayahnya sendirian itu merasa tertarik dan ingin menjajal kemampuannya. Dengan pakaian perangnya yang minim, ia memacu kudanya keluar gerbang untuk menghadapi Guan Suo dengan rasa penasaran.

“Kau kah si licik yang mencurangi ayahku berkali-kali?” tuding Hua Man dengan tombaknya ketika Guan Suo hendak membunuh seorang prajurit yang berhasil dibekuknya. Mengira pemuda itu adalah Zhuge Liang.

Guan Suo menatapnya sekilas dan ia yakin bahwa wanita ini terlalu muda sebagai Zhu Rong. Tapi kecantikannya yang eksotis itu seakan mampu menawan perhatian pemuda itu seketika. Kulit hitam dan rambutnya yang bergelombang bagaikan ombak emas terlihat begitu eksotis. Prajurit Nanman yang sedang ditekuk tangannya itu dilepaskan begitu saja sementara Guan Suo berjalan mendekati Hua Man dengan percaya diri.

Dua orang tentara Nanman menghadang untuk berusaha membacok lehernya. Tanpa menatap mereka berdua, Guan Suo berhasil membuat keduanya terjatuh pingsan.

Melihat cara Guan Suo mengalahkan dua orang temannya, Hua Man agak terkejut. Namun dalam hati ia menganggapnya sebagai sesuatu yang lucu. Hua Man menyunggingkan senyum dan menantang pemuda di hadapannya, memerintahkan tiga orang prajuritnya untuk menyerang Guan Suo.

Sambil memukul tiga orang yang menerjangnya, mata Guan Suo sama sekali tidak berpaling dari Hua Man. Bahkan ia berkata dengan wajar seakan tidak ada orang-orang yang hendak mengeroyoknya sekarang, “aku tidak tahu bahwa ada bidadari berkulit gelap. Aku pasti sangat beruntung, bisa melihat satu saja bintang jatuh di tanah ini.”

Mendengar sanjungan itu, Hua Man terlihat sedikit gugup dan sedikit salah tingkah. “Ap, apa maksudmu?”

“Tadinya aku ingin mencari temanku, Ma Dai. Tapi bila aku tidak mengetahui namamu sekarang, sudah pasti aku tidak akan bisa tidur malam ini.”

“A, apa itu barusan!” tanya Hua Man yang menyadari tatapan pemuda itu ternyata mampu membuatnya sedikit gugup.

“Tentu saja, aku harus mengenalkan diri dulu. Namaku Guan Suo, alias Weizhi. Anda?”

“Aku tidak memberikan namaku pada orang asing.” Kata Hua Man yang mempersiapkan tombaknya. Ia maju menerjang Guan Suo dengan tombak di tangan kanan dan perisai di tangan kiri.

Begitu jarak di antara mereka sudah cukup dekat, Hua Man mengarahkan serangannya ke arah bahu Guan Suo, daerah yang tidak terlalu vital. Guan Suo tentu saja bisa menghindari serangan ringan itu. Namun ia berkelit dengan cara sedemikian rupa sehingga lengan kanannya menggaet lengan kiri Hua Man, kemudian menempelkan punggungnya pada punggung Hua Man, lalu tangan kirinya menangkap tangan kanan Hua Man. Gadis itu terbekuk secara pungung dan punggung, tidak bisa membebaskan diri.

“Sombong sekali. Aku hanya ingin tahu namamu, bukan mengajakmu menikah.” Ledeknya.

Kini senyum sudah menghilang di wajah Hua Man yang terjebak. Ia sibuk melepaskan diri dari lelaki kurang ajar ini, namun jelas ia kalah tenaga dan tidak bisa berkutik.

Melihat putri pimpinan mereka dibekuk lawan, prajurit Nanman kembali menyerang untuk menolong. Guan Suo memutar punggungnya sehingga kaki Hua Man tanpa sengaja menendang kedua prajurit Nanman itu.

“Ah, maaf!” seru Hua Man pada teman-temannya. Kemudian ia mulai kesal. “Lepaskan aku!”

“Namamu dulu, nona...” ledek Guan Suo lagi.

Hua Man beberapa kali berusaha melepaskan diri, namun Guan Suo malah mempermainkannya. Ia melepaskan tangan kanannya yang menggenggam tangan kiri Hua Man kemudian menariknya lagi sehingga tubuh Hua Man menabrak dadanya yang bidang. Dengan cepat Guan Suo menunduk sehingga Hua Man jadi setengah berbaring. Seperti orang barat berdansa.

Dynasty Warriors fanfic : Folk-taleWhere stories live. Discover now