Born to Revenge

1.7K 29 2
                                    

Chapter 4 : Born to Revenge

Bao Shanniang terbangun dari tidurnya seorang diri. Ada sebuah pesan yang ditinggalkan untuknya pada meja kayu di tepi tempat tidur.

“Kita sudah bercerai, kau bebas memilih suami yang kau cintai.

Guan Suo.”

Kedua mata Bao Shanniang terbelalak membaca pesan singkat tersebut. Mulutnya terbuka karena tidak percaya dan segurat kekesalan terlihat pada wajahnya. Disobek-sobeknya surat itu dengan kesal, dilemparkannya ke lantai kemudian diinjak-injak.

Sejak bulan masih menghiasi langit dan menerangi hutan, Guan Suo sudah menyibak semak belukar menembus hutan liar ke arah timur. Hari demi hari ia lewati, bagai diburu setan, ia bergerak tanpa henti ke arah Jing.

Ketika mencapai tujuannya, ia menyewa sebuah rumah kecil dan bekerja keras, sambil mencari informasi mengenai keberadaan keluarga Guan Ping. Namun sedikit yang ia dapatkan, ia tidak bisa mengorek lagi lebih dalam karena takut dirinya akan dicurigai tentara setempat. Maka setelah dua tahun berlalu akhirnya ia mendapat kabar bahwa jendral Zhang Fei dikhianati anak buahnya sendiri dan menakhluk pada Lu Meng, Guan Suo merasa geram dan akhirnya tidak berpikir panjang lagi untuk melakukan hal nekad yang selama ini dipertimbangkannya dengan ragu.

Malam itu malam bulan baru di musim dingin. Dengan sebilah pisau daging ditangan, Guan Suo menyelinap ke dalam rumah besar yang dahulu menjadi tempat ia dilahirkan dan dibesarkan. Kini rumah yang penuh kenangan itu dihuni oleh seorang pengkhianat yang membunuh ayahnya. Guan Suo harus membunuh empat orang penjaga ronda malam dan menyembunyikan mayat mereka untuk mengunjungi kamar dayang tua Hua.

Dayang tua itu masih mengenali Guan Suo dan terlihat begitu terharu saat bertemu lagi dengannya. “Oh…cucuku … kukira kau sudah mati…”

Guan Suo memeluk neneknya penuh kerinduan sambil berlutut di hadapannya.

Dayang tua Hua menangis sambil mengungkapkan hal yang membuatnya sedih selama satu tahun ini. “Nyonya Guan bunuh diri…sementara istri Guan Ping melarikan diri bersama anaknya yang masih bayi…”

“Aku harus mencari mereka. Apa nenek tahu kemana mereka pergi?”

“Aku tidak tahu, mereka tidak bilang apapun padaku. Kurasa aku tidak akan bisa melihat mereka lagi.”

“Nenek, aku pasti akan membawamu keluar dari sini. Kau tidak bisa tinggal bersama seorang pengkhianat.”

“Jangan, jangan, Weizhi! Hua tua ini hanya akan membebanimu saja. Lebih baik kau mencari istri dan anak kakak angkatmu.”

Guan Suo tidak bicara apapun lagi karena terus didebat oleh sang nenek. Ia segera pergi meninggalkan neneknya.

Namun ternyata selama ia berbicara dengan nenek, para penjaga telah menemukan salah satu mayat teman mereka yang masih hangat. Laporan segera sampai pada Lu Meng yang sedang terlelap. Mendengar para penjaga melaporkan ada penyusup, Lu Meng segera mengenakan pakaian dan memerintahkan para penjaga untuk memperketat pengawasan dan menangkap si penyusup.

Guan Suo bersembunyi di balik bayang-bayang dan melemparkan pisau daging berlumur darah di tangannya. Lemparannya tepat menancap pada batang leher seorang penjaga, merobek pembuluh darah besarnya hingga tewas. Seperti harimau, ia melompat dan mencabut pisau daging itu dan kembali bersembunyi di seberang. Tak lama, mayat itu ketahuan sebelum Guan Suo mencapai pintu keluar rahasia yang dahulu seringkali digunakannya bersama Xing Cai untuk menyelinap keluar dari istana. Mendadak seisi kastil menjadi begitu ramai dan tegang. Para penjaga berlarian menelusuri tembok-tembok.

 Namun yang membuatnya kembali lagi adalah suara Lu Meng yang tertangkap gendang telinganya.

“Bagaimana mungkin kalian membiarkan lima orang teman kalian terbunuh seperti ini?! Cari dia, cepat! Aku ingin lihat wajah cecunguk itu, biar kubunuh dia! Belum tahu siapa penghuni kastil ini; pembunuh Guan Yunchang!” katanya dengan bangga.

Dynasty Warriors fanfic : Folk-taleWhere stories live. Discover now