Dynasty Warriors fanfic : Folk-tale

6.2K 71 13
                                    

Prolog

 

Luoyang, 264 AD,

Chengzuo menegak lagi arak di tangannya. Sambil minum, ia bernyanyi dan sesekali membuat puisi spontan. Orang yang mendengarkan puisinya kadang menjadi terkikik dan tergoda untuk meledeknya.

"Hei, Chengzuo." tegur seorang kakek yang sedaritadi terkekeh mendengar lirik-lirik si peminum itu. "Kudengar kau dapat promosi dari Kaisar untuk merangkum sejarah, tapi suratnya kau bakar?"

Chen Chengzuo, si peminum itu menggeleng "Halahh..."

Ia kembali menuang araknya dan minum lagi. "Aku malas bekerja. Lebih asik mendapat sedikit uang untuk minum. Kita hidup di dunia ini hanya sementara. Tanpa terasa waktu sudah begitu cepatnya bergulir. Masa aku harus repot-repot mencari uang membanting tulang bila sesungguhnya aku hanya suka menghabiskan uangku untuk minum saja?"

Mendengar itu, temannya yang lain menegurnya dari seberang. "Aku tahu kau berpikir seperti itu karena Liu Lian akan menikah dengan orang kaya, bukan?"

Seisi kedai pun mentertawakan Chengzuo habis-habisan.

Chengzuo tersenyum miris. Kemudian setelah menegak seluruh isi mangkuknya sekaligus, ia memanjat meja dan berdiri tegap. Lelaki bertubuh besar dan lebar itu pun mulai membuat sajak lain.

"Fuxi bersolek nyaman di tahtanya,

Terkekeh mengawasi Nuwa sambil menikmati hidangan lezat.

Sungai Luo sangat tidak terduga,

Fufei menghilang, tidak ada yang tahu."

Orang-orang kembali tertawa-tawa mendengarkan ucapannya. "Sudah, kau semakin melantur saja!"

"Jadi kau ingin menjadi Sungai Luo yang menculik Fufei, begitu?"

Mendadak seorang lelaki tua menghambur masuk ke dalam kedai dengan langkah tergopoh-gopoh. Melihat Chengzuo mabuk-mabukan di tengah kedai dan menjadi pusat perhatian seperti itu, lelaki tua itu menghampiri anaknya dan menariknya hingga turun. Orang-orang kembali mentertawakan dan mengejek Chengzuo ketika lelaki itu diseret ayahnya keluar dari kedai sambil dipukuli.

Setelah mereka sampai di rumah, lelaki tua itu masih meluapkan kekesalannya terhadap anaknya. "Dasar bocah tidak berguna! Kerjaanmu setiap hari hanya minum, mabuk, dan mengejar perempuan!"

"Ayah, aku sudah 30 tahun lebih ... aku bosan kau atur-atur terus!" andai Chengzuo tidak sedang teler saat ini, dia pasti sudah marah sungguhan dan mungkin juga pergi meninggalkan ayahnya. "Lagipula, kenapa dengan Liu Lian? Aku punya perasaan tulus hanya untuknya, kau malah mengataiku tidak beradat hanya karena itu."

Karena kesalnya, si ayah kemudian memakinya. "Aku benar-benar menyesal pada hari itu kembali lagi untukmu! Tahu begini kubiarkan kau mati kelaparan bersama ayahmu! Ternyata ayah dan anak sama saja; sibuk mencari skandal!"

Sebenarnya ini bukan kali pertama bagi Chengzuo untuk mendengar ucapan itu terlontar dari ayahnya yang sudah beruban ini. Mendadak ia membuka matanya dan berdiri dengan tegap. "Jadi rupanya itu bukan mimpi. Kau memang sungguh-sungguh sering mengucapkan itu padaku setiap kali kau kira aku mabuk berat."

Lelaki tua itu terkejut bukan main. Ia kini menyadari bahwa Chengzuo sedang menjebaknya untuk mengungkapkan sebuah fakta yang selama ini disembunyikannya dengan rapat.

Chengzuo mengajak ayahnya duduk di atas kursi. "Aku sudah mendengarnya dalam keadaan sadar. Kau tidak bisa mengelak lagi. Katakan sebenarnya, siapa "ayah" yang kau maksud itu? Apakah kau bukan ayah kandungku? Dimana orangtuaku? Apa yang terjadi padaku?"

Si lelaki tua itu menghela nafas. Ia sudah tertangkap basah dan tidak mungkin dapat mengelak lagi. Setelah mengangguk satu kali dengan mantap, kemudian ia berkata, "Aku mengenal ayahmu secara pribadi, dan legendanya hidup dalam cerita rakyat...."

Dynasty Warriors fanfic : Folk-taleWhere stories live. Discover now