Baptized

2K 35 3
                                    

Chapter 3 : Baptized

Sinar matahari yang hangat masuk lewat jendela. Perlahan Guan Suo membuka matanya dan mendapatkan dirinya sedang berada di sebuah rumah sederhana. Barangkali milik seorang petani. Beberapa perkakas di rumah itu memiliki ornamen bergambar bunga. Tampaknya pemilik rumah itu sangat menyukai bunga.

Guan Suo mencoba untuk bangun dari tempat tidurnya. Ia melihat luka-lukanya sudah terbalut rapih dan tubuhnya yang bersimbah darah sudah bersih. Setelah ia memperhatikan sekali lagi, disadarinya bahwa seseorang pasti telah mengganti pakaiannya.

Selagi dia kebingungan siapa yang telah menolongnya, seseorang masuk melalui pintu.

“Akhirnya kau bangun juga.” kata seorang lelaki kekar dengan rambut-rambut halus di sekujur tubuhnya.

Guan Suo kini tersadar sepenuhnya. “Anda yang menolongku?”

“Bukan. Aku ingin membunuhmu.” Katanya sambil melipat tangan di depan dadanya. “Adikku yang menolongmu. Bila kau ingin berterima kasih, berterima kasihlah padanya.”

“Pasti. Mana pakaianku?”

“Kujual.”

Lagi-lagi Guan Suo terdiam menatap orang itu.

“Tapi tidak laku.” Lelaki itu kemudian melemparkan buntalan yang sedang digendongnya. Guan Suo menangkapnya dan membukanya. Isinya tidak lain adalah pakaiannya yang sudah robek.

“Pakaianmu sudah dipenuhi darah dan banyak sayatan. Apakah kau seorang pelarian perang?”

Guan Suo tidak berniat menjawabnya, ia hanya menatap lelaki itu saja sambil mengenakan kembali pakaiannya. Ternyata memang benar sudah sobek dan tidak layak pakai. Hanya tersisa pakaian pelindungnya saja. Itupun sudah cacat di beberapa bagian akibat serangan ujung belati musuh. Namun ia mengenakannya juga dan membuang bagian yang sudah sobek.

Guan Suo menggerakan kedua tungkainya. Kelihatannya baik-baik saja. Ia mencoba untuk berdiri, tidak ada bagian tubuhnya yang terlalu sakit sehingga bisa menghalanginya untuk berjalan.

“Adikku sedang membeli sayuran, ia akan segera kembali, kau tidak perlu menyusulnya.”

“Aku tidak mencari adikmu.” Kata Guan Suo sambil berlalu, berjalan pergi meninggalkan pondok kecil itu. Di depan gubuk, ia melihat ada sebuah golok yang biasanya digunakan untuk membelah kayu bakar. Pada pangkalnya terlihat bercak-bercak karat memberitahukan pada setiap orang berapa usianya.

Saat lelaki kekar itu keluar dari gubuknya untuk menghampiri Guan Suo, Guan Suo yang sedang menggenggamnya itu berkata “Aku minta golokmu.”

Tentu saja lelaki itu marah. “Kurang ajar! Kau tidak tahu diri sekali, sudah ditolong, dirawat, tapi mau juga merampas harta bendaku!”

Guan Suo tidak mengabaikan gertakan orang itu, mencoba mengayunkan golok itu. Kemudian ia melayangkannya ke leher lelaki itu. Guan Suo tidak berniat untuk membunuhnya, hanya ingin balas menggertak saja, namun ternyata orang itu memiliki kepandaian ilmu silat, sehingga ia bisa menangkis serangan Guan Suo dan membekuknya. Gerakan lelaki itu begitu halus dan berpengalaman, setelah dilemparkan ke seberang, tanpa disadari Guan Suo, golok ditangannya telah berpindah ke tangan lelaki itu.

Lelaki itu ganti menodongkan goloknya ke leher Guan Suo. “Kau benar-benar penjahat rupanya … mau membunuhku juga..?!”

Guan Suo dengan cepat menampik tangan lelaki itu. Lelaki itu berputar untuk menendang Guan Suo. Namun Guan Suo menghindari tendangan itu dan mencengkram kerah pakaiannya, dengan cepat membanting musuhnya hingga jatuh ke atas tanah. Guan Suo menahan tangan musuhnya yang menggenggam golok dan mendudukinya lalu mencekik lehernya.

Dynasty Warriors fanfic : Folk-taleWhere stories live. Discover now