Southern Campaign

1.7K 26 6
                                    

Chapter 11

“Tuan tahu saya ada perasaan kurang enak terhadapnya, kenapa malah memasangkan dia bersama saya?” protes Ma Dai kala ia sedang berduaan dengan Zhuge Liang.

“Kurang enak karena auranya cukup kuat sehingga membuatmu waspada. Cobalah kenali dia.” Jawab Zhuge Liang, santai.

“Bukan kuat, tuan.” Ma Dai mengernyitkan kedua alisnya, mencoba untuk menterjemahkan presepsinya ke dalam bentuk bahasa yang sesuai. “Ia seperti … ada sesuatu yang jahat darinya yang kurasakan.”

Tentu saja Zhuge Liang tertawa keras mendengar ucapan Ma Dai. “Hahahaha… kau terlalu memikirkannya, Ma Dai. Harimau Hitam sejatinya bukan penjahat, mereka hanya memiliki hidup terkutuk sehingga auranya terasa kelam. Sudahlah, biarkan dia menjagamu.”

“Ma Dai tidak butuh penjaga! Ma Dai adalah penjaga!” katanya. “Tampaknya tuan ingin membuat saya resah sehingga tidak bisa berkonsentrasi dalam pertempuran nanti. Lagipula, coba jelaskan menurut alasan diluar takhayul-takhayul, saya merasa ragu dengan penjelasan tuan dari kemarin.”

Zhuge Liang paling menyukai Ma Dai di antara anak buahnya yang lain, namun sayangnya Ma Dai sangat kritis dan selalu mempertanyakan ini itu. Semua harus jelas dulu baru dia bisa tenang, atau dia akan terus penasaran dan protes.

“Mengenai dia putra Guan Yunchang? Aku percaya. Aku pernah mampir ke rumahnya ketika ia masih belajar merangkak. Hanya saja kemarin aku dengar dia sudah tewas bersama ayah dan kakaknya di Maicheng. Mengenai ingin kubawa dia ke selatan? Tentu saja karena aku ingin tahu seberapa baik kekuatannya itu. Dan kenapa kupasangkan dia denganmu, karena kau yang menemukan dia, aku ingin kau akrab dengan orang ini.” Jawab Zhuge Liang.

Sekalipun masih tidak mengerti, Ma Dai tetap menerima Guan Suo di dalam regunya.

Guan Suo beberapa kali melindungi Ma Dai seperti pada saat ia sedang dikejar-kejar Meng Huo. Antara dia dan ketua suku Nanman itu sempat bertukar jurus beberapa saat. Menerima serangan Meng Huo yang kuat, Guan Suo merasa tertekan. Maka ia menghantamkan tombaknya berkali-kali dengan cepat ke tombak Meng Huo. Tidak fatal, namun Guan Suo menusuk bokong kuda Meng Huo sehingga kuda itu lari tunggang langgang. Membuat Meng Huo terjatuh dari kudanya sehingga Wang Ping bisa menangkapnya untuk pertama kali.

Pertempuran demi pertempuran untuk menakhlukkan Nanman seakan tidak berakhir. Meng Huo terus mengelak mengakui kekurangannya, padahal ia selalu terdesak hingga mundur jauh dari tempat kekuasaannya yang awal.

Bahkan pada perang selanjutnya, istrinya, Zhu Rong sampai harus ikut campur. Ketika Zhu Rong berhasil menahan Ma Dai, Guan Suo gagal menyelamatkan Ma Dai karena jebakan Zhu Rong yang mengakibatkan dirinya jatuh ke bawah lubang jebakan.

Meninggalkan kudanya di bawah lubang, Guan Suo memanjat lubang itu dan berlari mengejar Zhu Rong yang sudah menghilang ditelan pepohonan Yunnan.

Guan Suo enggan kembali ke perkemahan inti untuk melaporkan kekalahannya. Ia merasa tindakan itu sangat pengecut dan tidak bertanggung jawab. Karena kelalaiannya-lah Ma Dai tertangkap. Akhirnya setelah menelusuri jejak kuda yang tampak pada permukaan tanah yang becek, Guan Suo menemukan juga markas utama Meng Huo.

Namun selagi ia mengintip ke dalam, beberapa prajurit mendapatinya sedang berkeliaran sehingga ia terpaksa melawan. Terjadi pertempuran sengit. Sendirian Guan Suo harus menahan prajurit Nanman yang terus berdatangan.

Mendengar laporan dari anak buahnya bahwa ada satu orang tentara Shu di depan bentengnya, Meng Huo mengambil tombaknya, bersiap untuk menghadapinya. Namun Hua Man, siap dengan tombak dan perisai, menghadang ayahnya. “Ayah! Beristirahatlah, biar aku yang mengurus masalah ini.”

Dynasty Warriors fanfic : Folk-taleWhere stories live. Discover now