7. Date [2]

5.8K 284 8
                                    

Justin menatap sebal Charisa yang masih memainkan makanannya. Padahal dia terus merengek minta makan di tempat ini, tempat ini tak jauh dari pantai dan terkesan sangat romantis.

"Jangan sia-siakan makanan mahal!" Charisa makin menekuk wajahnya kesal ketika mendapati Justin yang berkata begitu bukannya malah membujuknya yang tengah merajuk itu.

"Apa kau tidak merasa bersalah sedikit pun padaku? Aku tidak mau makan kalau kau tidak menyuapiku!" Ada saja ulahnya Charisa ini, membuat Justin kesal setengah mati.

"Ya sudah jangan di makan. Aku akan membungkus makananmu dan memakannya nanti dirumah." Kata Justin kalem yang makin membuat Charisa semakin ingin meledak. Menyebalkan sekali. Sungguh.

"Kita ini sedang berkencan. Setidaknya kau membujukku untuk makan."

"Kita tidak sedang berkencan dalam arti sungguhan Charisa. Sekarang kau mau makan jangan banyak berkomentar." ketus Justin. Charisa memberenggut, dia langsung menundukan kepalanya tapi begitu mendapatkan ide cemerlang yang akan membuat Justin akanbadmood.pinya Charisa langsung mengangkat wajahnya dan menatap Justin yang asik menikmati Pizza-nya.

Charisa berusaha keras untuk menangis, memikirkan segala kesedihan agar air matanya tumpah, dan semua itu berhasil. Justin belum melihatnya, masih terlalu asik dengan makanannya.

"Padahal aku selalu melakukan semuanya untukmu, kau tidak pernah mengerti aku. Aku mengorbankan segalanya untukmu. Aku bahkan tidak makan dari kemarin malam agar aku bisa makan banyak bersamamu, tapi aku hanya sekedar meminta satu hal sederhana saja kau tidak mau? Apa salahku? Apa kau tidak pernah melihat pengorbananku?" Teriak Charisa memulai aktingnya, disini memang sepi tapi bukan berarti tidak ada orang. Ada beberapa orang makan di sana. Para pelayan dan pengunjung memperhatikan mereka, ah lebih tepatnya Justin.

Justin membulatkan matanya melihat air mata Charisa.

"Gadis luar biasa bahkan dia bisa berakting menangis. Kenapa dia tidak jadi artis saja sih?" gerutu Justin pelan.

"Suatu saat kau akan sadar betapa-" Tangan Justin menarik tangan Charisa menyuruh gadis itu berhenti berbicara. Charisa memperhatikan tangannya yang di sentuh Justin.

"Baiklah, baiklah. Diam, hentikan." bisik Justin menggertakkan giginya. Charisa mendegus.

"Kau bahkan memarahiku dengan berbisik!" teriak Charisa lagi. Wah, benar-benar sialan. Justin terkejut melihat wajah orang-orang yang menatapnya sebal. Justin langsung menghela nafas lantas mengelus kepala Charisa.

"Mungkin aku akan meledak jika kau tidak berhenti berbicara. Oke, aku akan menyuapimu. Sekarang buka mulutmu." setelah itu tangan kanan Justin berpindah mengambil spagetti Charisa dan menyuapkannya ke mulut Charisa yang sudah terbuka lebar.

"Puas, sekarang?"

Charisa menganguk antusias. Bahkan setiap kunyahannya terasa nikmat karena Justin yang menyuapinya. Justin mengelengkan kepalanya tak percaya.

Setelah selesai menelan habis suapan pertama, Charisa kembali membuka mulutnya meminta suapan kedua. Justin mengernyit. Dia fikir hanya satu suapan.

"Apa kau tidak punya tangan?" tanya Justin sinis. Charisa mengeleng masih dengan senyuman.

"Tanganmu adalah tanganku, jadi aaaa." katanya semangat. Justin diam masih malas menuruti sikap kekanakan Charisa.

Chariaa berdecak kesal.
"Suapkan aku atau aku akan berteriak!" ancamnya dengan pelototan yang membuat Justin bergidik. Pasalanya baru saja gadis itu tersenyum namun sekarang ekspresinya sudah berubah saja. Ada-ada saja memang!

Dengan pasrah, Justin menyuapkan Charisa lagi dan tentu saja dengan senang hati Charisa menerimanya.

"Huuuuu, I love you!" jerit Charisa membuat Justin menatap Charisa dengan tatapan kesal.

Childish Vs. Arrogant [END]Where stories live. Discover now