20. Jealous

3.9K 172 16
                                    

Dulu Justin pernah berfikir bahwa jika hidupnya tanpa Charisa itu akan sangat-sangat tenang. Tapi, setelah berada jauh dari Charisa hampir sembilan bulan membuatnya sangat sadar bahwa hidupnya memang hanya tentang Charisa.

Justin tertawa kecil memikirkan wajah Charisa yang sangat menyebalkan itu. Lalu tangannya meraba ponselnya dan mencoba menekan tombol face time pada ponselnya. Dia merindukan Charisa setelah hampir satu minggu tidak menghubungi gadis itu karena kesibukannya dia sampai lupa dengan ponselnya. Tapi yang membuat Justin heran, Charisa juga tidak berusaha menghubunginya seperti biasa. Sudah hampir satu minggu, Justin tidak percaya bahwa Charisa tidak mencarinya, tapi disisi lain dia berusaha untuk berfikir positif. Mungkin saja Charisa juga sibuk dan tidak sempat menghubunginya. Mungkin.

Di London, pukul 03.07 dini hari yang menandakan bahwa di L.A saat ini pukul 11.07 pagi. Itu artinya Charisa sudah bangun bukan? Tidak mungkin gadis itu bermalas-malasan di hari rabu, ini bukan akhir pekan.

Lama berdering, Charisa tak kunjung mengangkat ponselnya membuat Justin gemas dan memberenggut sebal. Justin mencoba menlfonnya kali ini, lalu beberapa detik kemudian muncul tulisan "Charisa sedang berada dalam panggilan lain." Justin menggerutkan alisnya, menatap nanar layar ponselnya. Tiba-tiba dia merasa aneh pada dirinya. Dia merasakan ada sesuatu yang membuatnya ingin marah. Dia berhak marah kan? Apa saat ini Charisa tengah menyelingkuhinya?

Justin mengigit bibirnya, menahan amarah dalam dadanya. Dia ingin marah, tapi mencoba untuk menahannya. Lalu, dia menelfon Charisa lagi. Beberapa detik kemudian, gadis itu mengangkat telfonnya.

Justin diam, ingin mendengar apa yang gadis itu akan katakan padanya.

"Halo, Justin?" Sapa Charisa pelan. Justin mendesah, dia benar-benar merindukan gadis ini.

"Sibuk?" Tanya Justin berbasa-basi. Charisa terdengar seperti tertawa kecil disana. Justin kembali diam dengan beberapa pikiran aneh dalam otaknya.

"Charisa? Kau mendengarku kan?"

Charisa berdehem.
"Maaf Justin, aku sedang membalas pesan. Aku tidak sibuk, masih seperti sebelumnya, hanya sibuk dengan beberapa urusan kampus." Ucap Charisa kemudian.

"Lalu, kenapa tidak menghubungiku jika kau tidak sibuk?" Lanjut Justin bertanya.

"Karena mungkin kau sibuk, aku tak ingin menggangumu. Itu saja. Apa aku salah?" Charisa menyahuti pertanyaan Justin dengan tenang dan malah membuat Justin tidak suka dengan jawabannya itu.

"Salah." Justin menjawab cepat. Charisa terkekeh di sana, membuat Justin kesal.

"Apa yang salah? Aku hanya memberikanmu waktu dengan kesibukanmu." Charisa kembali berbicara.

"Aku butuh kabarmu setiap hari." Ungkap Justin pelan. Lalu dia mengigit bibirnya, dia sendiri pun tidak yakin dapat memberi kabar pada Charisa setiap hari lalu mengapa dia harus meminta Charisa mengabarinya setiap hari? Dia lupah.

"Apa kau menyesali perkataanmu, hm?" Charisa bergumam. Justin ingin mengelak tapi nyatanya dia memang menyesalinya jadi dia memilih untuk diam.

"Charisa?" Justin kembali memanggilnya.  Diujung sana Charisa mengerutkan dahinya, mendengar suara Justin yang terdengar sangat khawatir.

"Ya, Justin?"

"Apa kau selingkuh? Sudah bosan dengan hubungan ini?" Mendengar itu, sontak Charisa terbahak sampai membuat Justin tersinggung.

"Aku serius." Tekan Justin dingin, lalu Charisa menghentikan tawanya.

"Pertanyaanmu itu sangat tidak masuk akal. Bagaimana aku bisa selingkuh disaat aku mencintaimu?"

"Kau yakin? Tapi sekarang kau terdengar seperti sedang membohongiku Charisa. Telfon dalam panggilan lain, membaca pesan dan tertawa bahkan saat sedang menelfonku bukanlah hal yang normal menurutku, Charisa." Suara Justin terdengar sangat dingin ditelinga Charisa, disebrang sana Charisa meringgis pelan.

"Kau salah paham Justin, aku-"

"Lalu seharusnya kau menjelaskannya padaku, mengapa kau tidak mengangkat telfonku pada deringan pertama, lalu menelfon dengan orang lain, bahkan saat mengangkat telfonku kau membalas pesan orang lain,coba jelaskan. Jangan bertingkat seperti gadis murahan begitu, Char." Charisa mencelos disana, terkejut mendengar kata murahan yang disebutkan Justin untuknya.

"Kau salah paham Justin, aku tidak begitu. Saat kau menelfon aku sedang didalam kamar mandi, lalu saat aku ingin menelfonmu balik, Charlos menelfonku—"

"Charlos? Berarti seorang laki-laki?" Potong Justin kesal.

"Iya dia teman kuliahku—"

"Kenapa kau membagikan nomor ponselmu pada teman laki-lakimu? Sadar tidak kau itu seperti memamerkan bahwa dirimu itu sedang sendiri dan butuh ditemani, dan kau dengan mudahnya berteman dengan laki-laki, mengirim pesan, menelfon, sedangkan aku disini berusaha buat menjaga hatiku, menjauh dari gadis-gadis disini walaupun begitu banyak yang mencoba mendekatiku, apa kau tahu? Dasar tidak tahu diri!

Begitulah, banyak orang yang setia tapi malah tidak di hargai. Itulah kenapa aku tidak pernah ingin memiliki hubungan! Aku benci dikhianati. Aku benci kau, penghianat!"

Charisa terisak mendengar penghinaan Justin untuknya, itu terlalu menyakitkan.

"Berhenti menangis. Kau gadis bodoh menyia-nyiakanku!"

"Kau yang bodoh, marah tanpa mendengar penjelasanku, menuduh tanpa bukti. Menyuruh aku menjelaskan tapi malah membuat asumsi sendiri, kau tahu justin? Aku lebih membenci dirimu!" Charisa berbicara dalam satu hembusan nafas, lalu tut. Panggilan terputus.

Justin diam, menatap layar ponselnya dengan pandangan terkejut sekaligus kesal.

Lalu dia bertanya pada dirinya,

"Apa aku salah?"

*******

Hai, i'm back. Part pembuka, maaf jelek dan berantakan. Part baru ditaun 2018 disambut sama perkelaian mereka, yaallah aku tau kalian capek bgt nungguin ini cerita but, aku ngerasa punya utang karna blm kelarin ini cerita dan alhamdulilah akhirnya wattpad aku bisa kebuka kalian gak tau deh gimana hebohnya aku pas bisa buka ini wattpd🤣 makasi ya yang udah selalu nanyain, yang selalu nungguin, yang baca, yang like, apalagi komen. Kalian baik banget, komen kalian semua itu bikin aku semangat buat lanjut😭❤️ makasi sekali lagi, ditunggu ya kelanjutannya!🤗

Childish Vs. Arrogant [END]Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum