Part 6

8.9K 594 10
                                    

Sebelumnya, gue peringatin ya. Part ini mungkin absurd banget karena ada yang nggak logis kayaknya. Pokoknya kalo mau yang mana yang nggak logis baca aja deh, tapi jangan mumet yak. Jangan kek gue, gue yang nulis tapi gue yang mumet. Pokoknya, cukup gue aja yang mumet. Gue nggak rela kalo kalian mumet karena cerita gue ini. udah kali ya bacot gue, males bacot lama-lama.

***

"Sabar aja.. Kalo jodoh nggak bakal kemana kok. Asalakan kamu berusaha dan terus berdoa pasti kamu bisa dapetin cewek idaman kamu itu.."

"Aminn.." ujar Bagas. 'Dan semoga lo bisa cepet peka sama perasaan gue,' lanjutnya lagi dalam hati.

Lalu keduanya terdiam. Bagas sibuk dengan jalanan dan pikirannya sedangkan (namakamu) juga sibuk membalas line dari suami, teman, abangnya dan Kak Nadhine.

"Gas?" panggil (namakamu) kemudian. Bagas menoleh sekilas. "Ya Miss??"

"Masih jauh nggak?"

'Gue kira Miss mau bilang kalo dia suka sama gue,'

"Bentar lagi kok Miss," jawab Bagas.

Tidak kurang dari lima menit, mereka sudah berada d pelataran rumah sakit. Bagas lalu memarkirkar mobilnya dan keluar bersama dengan dosennya.

Mereka berdua berjalan berdampingan. Orang yag baru saja melihat mereka pasti berpikiran bahwa mereka berdua adalah pasangan kekasih. Namun nyatanya tidak. Hubungan mereka hanya sekedar seorang dosen dan mahasiswa.

"(namakamu)? Kamu kah itu?" tanya seorang wanita yang berpakain dokter. Ia menghampiri (namakamu) dan Bagas.

"Oh Jane!" pekik (namakamu) setelah beberapa saat memperhatikan wanita di hadapannya. Menurut keterangan dari (namakamu), Jane adalah teman kuliahnya dulu. Mereka sama-sama mengambil jurusan psikolog.

"Ku kira kamu sudah lupa," kata Jane, ia memeluk tubuh ramping (namakamu).

"Tidak. Aku mana mungkin bisa melupakan teman sebaik kamu," balas (namakamu).

"Ada perlu apa kamu kesini?" Jane melepaskan pelukannya lalu melirik ke arah Bagas yang sejak tadi diam. "Dann.. laki-laki di samping mu siapa?"

"Aku ingin melihat pasien-pasienmu," (namakamu) melirik Bagas, "Dan ini Bagas. Dia mahasiswaku,"

Jane menganggukkan kepalanya, "Hei, kamu kan yang datang tiga hari yang lalu. Benarkan?"

Bagas tersenyum seraya mengangguk, "Benar dok,"

"Wah, kamu ingin melihat pasienku karena bocah ini kan?" Jane berkata pada (namakamu). (namakamu) terkikik kemudian mengangguk.

"Kalau begitu aku antarkan kamu ke pasien yang telah membuat anak didikmu ini terjungkal ke kolam," Jane terkekeh. Bagas yang mendengar hanya pasrah dan mengerucutkan bibirnya.

"Oh ya bagaimana kabarmu?" tanya Jane. "Aku baik. Kamu sendiri bagaimana? Sudah mempunyai calon?" goda (namakamu).

"Aku sih baik. Tapi soal calon, aku lagi nggak berminat untuk kali ini. kamu sendiri gimana hubunganmu dengan Iqbaal?"

Iqbaal?

Bagas segera memasang telinganya dengan cermat.

(namakamu) tertawa, "Aku bahkan sudah menikah," (namakamu) memperlihatkan cincin pernikahannya.

Bagas terkejut.

'Jadi Miss (namakamu) sudah menikah?'

'Bodohnya gue selama ini nggak ngelihat cincin di jarinya Miss,'

Little Family ❤ [IDR] - CompletedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang