//Dua\\

6.7K 294 5
                                    

VOTE dulu yukk 💓💓💓


"will you marry me?"

BRUK!

Veena membenturkan kepalanya di meja, "aku pasti sedang bermimpi.. Bangun Veena bangun! " Veena masih membenturkan kepalanya dimeja.

"Hentikan. Kau sedang tidak bermimpi. Sekali lagi, Will you marry me? "

Veena mengangkat wajahnya dan membenturkan kepalanya kembali "VEENA bodoh! Sudah cukup mimpi indah mu! Sampai disini saja atau kau bisa mati sekarang juga! Bangun bodoh! " Veena terus mengumpat dan membenturkan kepalanya.

Gevin memutar kedua bola matanya, dan ia mengetukan mejanya dengan jari telunjuknya "Kau sedang tidak bermimpi! Hentikan" tekan Gevin.

"A- A- Apa ya yang kau katakan? Apa benar sa-saya sedang tidak bermimpi?" ucap Veena tak percaya. mungkin kuping dan penglihatannya sedikit bermasalah karna tidak mungkin apa yang ia dengar tadi keluar dari mulutnya?

"will you marry me?" ucap Gevin mengulang

Veena tersadar ia sedang tidak bermimpi. Veena mencoba melihat dan meneliti keseriusan di mata Gevin. Tetapi ia tidak mendapat jawaban apapun didalam sana. Wajahnya hanya datar tanpa ekspresi. Bagaimana bisa seseorang melamarnya dengan wajah datar seperti itu?

Dan ia teringat akan seseorang yang selalu muncul didalam mimpinya. Pangeran berkuda putih yang selalu menemaninya setiap malam. Dan yang pasti, pangeran itu bukan pria yang ada didepannya sekarang.

"Apa kau sedang bercanda? Kalau iya, itu sangat tidak lucu Pak" Ucap Veena sambil terkekeh dan menggaruk tengkuknya.

"Tidak. Saya serius" Gevin menatapnya tajam, Veena masuk ke mode serius. Terntaya pria didepannya memang tidak sedang bercanda.

"Apa yang sebenarnya kau inginkan? Kita saja belum saling mengenal, bahkan saya aja bertemu dengan bapak baru hari ini. Jadi, bagaimana saya bisa menerima lamaran anda? Maaf karna saya tidak bisa menerimanya. Apa ada keperluan lain? Kalau tidak ada, bolehkah saya pergi dari tempat ini?"

Memangnya siapa dia? Veena tidak peduli dan tidak semudah itu. Menurutnya ini adalah sebuah hinaan, apakah menikah sekarang bisa dijadikan sebuah lelucon?

Meskipun Gevin orang kaya, tampan, pintar , maupun CEO dari Hilton Group sekalian, baginya itu bukanlah apa-apa. Karna yang ia impikan dari kecil adalah kebagiaan. Lalu apa kebahagiaannya harus hilang hanya karna lelucon ini?

Gevin menyunggingkan sebelah ujung bibirnya. Sebenarnya apa yang dia inginkan?

"Bukannya anda sangat menginginkan untuk bekerja Hilton Group? Lalu mengapa menolak?"

"Mungkin mulai hari ini saya tidak akan pernah menginginkan bekerja ditempat ini lagi. Karna pemimpinnya saja tidak bisa menghargai perasaan seorang wanita. Permisi" Veena berdiri dan bersiap untuk pergi.

"you should be mine"

Veena menghentikan langkahnya tanpa menoleh. Ia mengumpat lagi didalam hatinya. untuk apa ia menjawab setiap ucapanya? Pria itu memang sudah tidak waras.

"Jadilah istriku!" Gevin menaikan suaranya dan Veena menoleh,

"Dasar gila!" teriaknya. Veena melanjutkan langkahnya kembali.

"Aku punya banyak uang. Berapapun yang kau minta, akan aku berikan" Veena membalikan tubuhnya dengan penuh emosi

PLAK!

"kau pikir, uang bisa membeli segalanya?! HAH! Aku tidak butuh uang mu Mr. hilton. Terimakasih" Veena menatapnya marah. Gevin menaikan sebelah bibirnya, tamparan Veena diwajahnya membuatnya tersadar bahwa ia benar-benar salah untuk menikah dengannya.

Be Your Wife?!!! (RE-WRITE)Where stories live. Discover now