19

56.8K 4.4K 244
                                    

"I really hate two face. because I don't like to pretend. pretending to be the good, or pretend to be the bad. better to be yourself."
Adel–

•••

"Aku boleh jadi pegawai tante?"

Kedua mata tante Sandra sontak melebar mendengar ucapan yang keluar begitu saja dari mulut Rachel.

Tante Sandra menutupi keterkejutannya dengan tertawa hambar. "Jangan bercanda ah."

Rachel tak habis pikir dengan pikiran tante Sandra yang menganggapnya sedang bergurau. "Aku serius, tan."

Awalnya, tante Sandra tidak percaya. Namun, setelah melihat kesungguhan di dalam iris mata Rachel membuat tante Sandra sedikit mempercainya.

"Papa kamu kemana? cerita sama tante."

Bersamaan dengan itu, mengalirlah cerita dari bibir mungil gadis cantik yang bernama Rachel. Ia menceritakan seluruhnya, tidak ada satu pun yang terlewat. Tante Sandra pun hanya terdiam mendengarkan secara seksama cerita yang keluar dari mulut Rachel tanpa berniat untuk memotongnya.

Rachel tak kuasa menahan air matanya saat menuturkan kejadian demi kejadian malang yang ia alami selama ini. Tante Sandra pun berusaha menguatkannya dengan kata–kata yang sekiranya bisa menenangkan pikiran gadis itu.

Tante Sandra terenyuh mendengar penuturan Rachel yang sangat memilukan. Gadis cantik di hadapannya yang selalu terlihat kuat ini ternyata memiliki perjalanan hidup yang sangat terjal dan berliku. Mungkin, jika tante Sandra berada di posisi Rachel, ia tidak yakin akan tetap kuat menjalani hidupnya seperti yang di jalani Rachel saat ini.

Ia mengusap sisa–sia air matanya dengan kasar. "Jadi, aku boleh 'kan kerja disini, tan?" tanya Rachel berbisik saat ia telah menyelesaikan penuturannya.

"Boleh, dong. Masa gak boleh sih."

Wajah Rachel kembali berseri–seri, memancarkan kebahagiaan yang seutuhnya. Kontan, ia memeluk tante Sandra dengan sangat erat dan mengucapkan terimakasih secara berulang–ulang. Rachel berekspresi seperti ia sedang mendapatkan undian berhadiah seharga 1 milyar. Tak bisa di pungkiri, ia memang sangat bahagia mendapatkan pekerjaan ini. Itu artinya, ia memiliki pendapatan untuk mencukupi hidupnya.

"Jadi, mulai kapan aku kerja disini, tan?" tanya Rachel to the point. Sebenarnya, ia sudah tidak sabar ingin tahu bagaimana rasanya bekerja disini. Ia ingin mandiri dengan menghasilkan uang dengan jeri payahnya sendiri, tanpa pangku tangan Papanya tentunya.

Tante Sandra berpikir, lalu kembali membuka mulutnya. "Lebih baik kamu sekarang istirahat dulu aja di rumah tante. Kamu pasti capek, 'kan? Oh ya, sekarang, kamu tinggal di rumah tante aja ya. Daripada ngekost, lebih baik uangnya di simpan."

Rachel memainkan jari jemarinya. "Aku gak capek kok, Tan. Emm. Kalau boleh nih tan, boleh gak kalau aku kerja dari sekarang?"

"Boleh aja, kok. Tapi kamu kuat? kalau kamu gak kuat, jangan di paksain. Dan kalau kamu mau mandi, kamu bilang aja ke pelayan yang disana. Dan, kalau kamu mau mulai kerja, bilang juga ke pelayan itu. Bilang aja ini perintah tante." tante Sandra menunjuk seorang pelayan yang sedang berdiri di sebrang pintu.

Rachel mengangguk paham. "Aku kuat kok Tan. Oke Tan. Makasih banyak, ya. Aku kesana dulu." Rachel mencium tangan tante Sandra, seperti yang biasa ia lakukan saat bertemu dengan tantenya itu dulu. Setelah itu, ia berdiri lalu berjalan menghampiri pelayan yang di maksud tante Sandra.

Broken HomeWhere stories live. Discover now