Chapter 23: Amanda Shane

Start from the beginning
                                    

Zee mengangguk dalam diam, menyetujui penyataan Draco.

"Tapi dia itu siapa sih, Daddy?" tanya Zee lagi setelah melepaskan pelukannya.

Ya ampun, hidung dan wajahnya sudah memerah karena menangis. Draco dan Hermione tersenyum geli karena wajah Zee terlihat semakin imut.

"Dia itu anak kecil yang dulu dekat dengan Daddy. Dulu Daddy kenal dan dekat dengan Aunty tadi. Karena itu, Daddy jadi sering mengajaknya bermain." Jawab Draco.

Hermione menampar kecil lengan Draco karena sepertinya pria itu salah menjawab.

Zee semakin mengerucutkan bibirnya dan matanya kembali berkaca-kaca.

"Betulkan, Daddy lebih dekat dengan anak itu daripada aku!" Tuding Zee kesal.

"Hei, hei. Sudah ya jangan menangis. Kan Daddy sudah bilang, kalau Daddy hanya menyayangi Princess Daddy seorang. Daddy bukan lebih dekat dengannya, tapi Daddy mengenalnya lebih dulu. Jadi Zee tidak perlu bersedih ya... nanti juga kenangan Zee dan Daddy akan lebih banyak daripada punya anak itu." bujuk Draco lagi.

Zee pun mengangguk mengerti dan kembali memeluk Draco. mereka hanya mengobrol kecil hingga giliran mereka berakhir. Mereka turun dan saat akan mencari wahana lain untuk dimainkan, Zee menahan tangan Hermione dan Draco.

"Kenapa sayang?" Tanya Hermione bingung.

"Zee mau main ke tempat lain saja Mommy. Kalau tidak nanti ketemu anak itu lagi." Hermione hanya menurutinya saja. Mereka membawa Zee bermain ke tempat lain.

Hingga malam tiba, Zee yang sudah kelelahan tertidur di dalam mobil saat perjalanan pulang.

"Mione, apa tidak apa apa membiarkan Zee terus terusan bersikap manja seperti itu?" Tanya Draco

"Aku tadi hanya membiarkannya karena dia jarang bersikap begitu. Selama ini dia selalu dewasa saat aku tidak bersamanya. Jadi aku pikir tidak apa-apa... Dia hanya bersikap posesif kalau menyangkut sesuatu yang dia amat dia sukai." jawab Hermione.

"Aku hanya khawatir. Dia harus masuk ke Hogwarts di usianya yang baru 6 tahun. Bagaimana dia nanti kalau kita tidak disana menemaninya?" Tanya Draco

"Aku mengerti kekhawatiranmu... Tenang saja ya, nanti aku akan meminta Albus untuk menjaganya. Lagipula dia anak yang cukup mandiri. Hanya saja semenjak kau datang dan menawarkannya semua perhatian ayah yang sebelumnya tidak ia miliki, ia jadi takut kalau kau akan pergi dan meninggalkannya seperti dulu saat sebelum kau datang." balas Hermione.

"Baiklah, aku mengerti. Besok ayo kita pergi ke Diagon Alley. Kita harus membelikan perlengkapan untuk Zee pergi ke Hogwarts" ucap Draco

Hermione menyetujui ide Draco dengan sangat antusias.

"Kita harus membekalinya dengan sebuah wand, perkamen, pena bulu, kuali, buku pelajaran, jubah, dan masih banyak lagi..." ucap Hermione senang membayangkan hari esok, dimana ia akan berbelanja di Diagon Alley bersama dengan Draco dan Zee.

"Jangan lupakan juga sapu terbang, Hermione. Aku tidak mau dia menjadi pecundang saat pelajaran terbang sepertimu dulu yang bahkan tidak bisa mengangkat naik sapumu sendiri" Draco kembali mengejek Hermione.

"Cerewet. Aku hanya berharap anak ini tidak tertarik pada Quidditch sepertimu. Aku bisa serangan jantung tiap kali ia bertanding. Apalagi kalau sampai ia cedera. Dia juga masih terlalu kecil, Draco. Kurasa tidak bijaksana membelikannya sapu sekarang." Desah Hermione ketakutan.

"Ya ampun, tenanglah Mione. Jangan berlebihan seperti itu. Ngomong ngomong kenapa Zee sudah mendapat undangan masuk Hogwarts ya? Biasanya anak yang berusia sebelas tahunlah yang mulai mendapat undangannya. Kau bahkan masuk saat kau berusia dua belas tahun kan?" Tanya Draco menyuarakan kebingungannya.

[END] Dramione-The Other Side of MalfoyWhere stories live. Discover now