Giliranku yang memutuskan sambungan secara sepihak. Bukan balas perlakuannya Rere. Tapi aku sedikit kaget mendengar suara pintu terbuka dan langsung ku menoleh ke seberang sana. Ternyata Fabian Revangga.

Hah?

Tuh cowok kenapa masih nongol kesini lagi?

Gue kirain dia udah pulang..

 

“Lo ngapain lagi masih disini?” Tanyaku begitu Bian berjalan mendekat dan duduk dikursi yang tadi di dudukinya.

Bian mengangkat sebuah kantong plastik sedang yang dipegangnya “Beliin lo makanan. Gue pikir lo pasti gak minat sama makanan rumah sakit” ucapnya sambil mengangkat bahu. Aku hampir terharu melihat ‘Keperhatiannya’ itu.

Kulirik nampan yang berisikan makanan paketan yang disediakan rumah sakit belum tersentuh olehku terletak di meja yang lebih besar di bawah cermin yang menempel di dinding. makanan tersebut sudah berada disana sejak aku sadarkan diri. Mungkin itu juga yang membuat Bian sadar kalau aku memang gak suka sama makanan tersebut.

Gue ikhlas, walaupun berat hati “makasih deh. gue emang gak suka sama makanan itu. Btw lo beliin gue apaan?” tanyaku dengan sedikit antusias. Perutku sedari tadi belum bernyanyi, tapi entah kenapa mendengar Bian membawa makanan, perutku langsung memulai berpesta di dalam sana.

Bian mengangkat sebelah alisnya melihat ekspresiku lalu dengan acuhnya dia kembali fokus pada kantong plastik yang di bawanya itu. “Bubur sama Sup. Itu aja.”

Aku mendengus pelan “Yah, padahal gue pengennya makan mi ayamnya mpo ela, atau gak ayam bakar rica-rica, tapi enakan nasi goreng setan juga sih –itu loh yang cabenya ampe 12biji, terus----‘

“Heh, Lo itu lagi sakit magh bukan orang lagi ngidam. Makanan yang lo sebutin itu semuanya bakal bikin lambung lo tambah bocor. Dasar cewek aneh. Rupa lo sekarang aja udah memprihatinkan, sekarang masih pengen aja tuh sama makan yang pedas” cerocos Bian tanpa jeda dan dengan segera Ia mengeluarkan dua buah mangkuk masing-masing berisikan sup dan bubur.

“Sumpah deh. lo itu udah kayak emak-emak jualan tomat tau gak?” Ketusku padanya.

Hiks..

Tega banget sih..

Gue kan Cuma kepengen aja makan yang pedas..

Apa gue beneran ngidam ya? Hahaha..

Pikiran gue kesumbat kayaknya.

 

Bian memutar bola matanya dengan malas “Susah juga ngomong sama cewek batu kayak lo”

“Apa? Lo bilang gue cewek batu? Lo apa kabar woy?” Kali ini aku tak membentak, hanya mendesis sinis padanya.

“Emang gue kenapa?” Tanyanya dengan tersenyum mengejek.

Lo juga cowok batu..

Menyebalkan

Reseh

Gila

Aneh juga..

Sweetbreezeحيث تعيش القصص. اكتشف الآن