Dan bukan cuma wartawan yang kini menghampiri Omar, Carissa juga langsung bergelayut manja dilengannya disusul Bramantiyo yang tersenyum simpul ke arah para wartawan.

Omar benar-benar serba salah.

Ia melirik ke arah Jasmine, hendak melepaskan gelayutan Carissa dan menghampiri istrinya. Namun sorotan mata Bramantiyo yang penuh ancaman membuatnya membatalkan niat itu.

'Aku melakukan semua ini demi kamu juga Mi, demi kamu sayang. Andaikan Bramantiyo tidak mengancamku dengan cara selicik itu, dengan cara yang mungkin kamu tidak pernah bayangkan, aku pasti akan berontak. Persetan dengan janjiku pad Carissa, aku akan mengingkarinya. Tapi ini menyangkut keluargamu juga Mi, aku tidak sanggup melihat keluargamu akan dihancurkan oleh Bramantiyo" Omar membatin sambil melihat Jasmine dengan tatapan nanar.

Wartawan mulai mengajukan beberapa pertanyaan dan mereka bertiga menjawab silih berganti. Sesekali Carissa memanggil Omar dengan sebutan honey dan mau tidak mau, Omar harus membalas dengan panggilan yang sama.

Jasmine berdiri dibelakang mereka, makin menundukkan kepalanya. Sakit dan minder menyatu didalam hatinya mendengar semua ini. Ia merasa sangat kecil disini, dilihat dari sisi manapun Omar memang lebih pantas bersanding dengan Carissa.

Setelah tanya jawab mulai tidak seintens di awal, salah seorang wartawan menyadari kehadiran Jasmine dan langsung menghampirinya, mengajukan mike ke arah mulut wanita yang sedari tadi menunduk.

"Anda tadi saya lihat bergandengan tangan keluar dari gedung ini bersama Omar, apakah hubungan anda dengan Omar?" Ucap si wartawan mengajukan pertanyaan penuh selidik.

Jasmine bingung akan menjawab apa dan hanya menundukkan kepalanya semakin dalam.

Omar akan menghampiri Jasmine walaupun ia belum tau apa yang akan dikatakannya.

Dan tepat saat Omar akan melangkah, seseorang muncul disamping Jasmine dan merangkul pundak wanita yang masih setia sekali menunduk.

"Apaansih kalian semua, ganggu cewek gue aja. Sana-sana hush hush." Ucapnya mengusir wartawan yang mulai mengerubungi Jasmine.

Mendengar suara yang cukup familiar ditelinganya, Jasmine mendongak dan matanya bertemu pandang dengan mata jahil milik Rio.

Langsung saja ia melotot dan berusaha melepas rangkulan Rio, namun Rio justru menggenggam tangan Jasmine dan berkata dengan suara yang sengaja dibuat-buat manja.

"Kamu tuh ya yang, udah aku bilang jangan terlalu ngefans sampe minta-minta digandeng gitu sama si presenter ganteng ini. Nanti kalo pacarnya salah paham gimana? Yukdeh, kita berangkat kerja." Rio kini menggandeng tangan Jasmine yang masih shock dengan prilakunya.

Namun perlahan pemahaman muncul dikepala Jasmine. Rio hanya ingin membantunya, apa salahnya ia menerima bantuan pria ini?

Mereka berjalan menjauhi wartawan yang kini kembali mengalihkan perhatiannya pada Omar dan Carissa.

Setelah cukup jauh, Jasmine langsung menarik tangannya dari genggaman Rio.

"Eh lu makhluk gaib ya kok bisa tiba-tiba muncul dan bantuin gue gitu? Oh iya gue lupa lu kan setan." Ucapnya sambil menyikut Rio.

"Yeee kalo bantuin mah namanya bukan setan, tapi malaikat. Malaikat ganteng." Ucap Rio sambil membuka kunci mobilnya.

"Ih serius Yo, lo kok bisa tiba-tiba muncul?"

"Lah kostan gue tetanggan sama tempat kejadian perkara. Ngeliat temen kesusahan ya gue bantu aja. Gue juga liat sih berita di infotaiment kemaren." Rio mulai menyalakan mesin mobilnya.

"Ih cowok kok nontonnya infotaiment?" Jasmine mengernyit jijik ke arah Rio.

"Heh udah gue bantuin bukannya makasih malah ngehina? Kalo didepan gue aja berani lo, coba didepan wartawan, nyali langsung ciut." Rio balas mencemooh, yah memang beginilah mereka mau gimana lagi.

"Dan btw gue gak akan nanya ada masalah apa dirumah tangga lo kecuali kalo lo bersedia cerita, gue akan denger dengan senang hati."

"Oh jadi lo seneng hati denger cerita masalah rumah tangga gue?"

"Bukan gitu. Ah bodo lah. Btw tadi lo liat gak sih tampang Omar waktu gue ngerangkul bahu lo? Hahahhahaha parah wajahnya udah kayak kudanil melahirkan yang anaknya nyangkut dibokong kagak mau brojol! Hahahhahaha" tawa Rio mengelegar sambil memukul-mukul stri mobilnya.

"Ih apaansih si jayus." Jasmine menjawab sambil memalingkan pandangannya ke arah jendela.

'Omar kenapa sih, kemaren bilangnya bakal ngelakuin segala cara supaya tidak akan jadi nikah sama Carissa, tapi tadi acting mesra banget didepan camera. Kenapa dia plin plan sekali?' Batin Jasmine.

Jasmine sama Rio aja gimana??? Hahahahahahaha

My Perfect HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang