Hurt

32.2K 1.4K 51
                                    

Jasmine terbangun saat mendengar ketukan yang sangat gaduh di pintu kamarnya.

"Woyy Ami keboooo, bangunnnnn" ucap suara cempreng diluar sana yang tak lain adalah Putri, sambil masih menggedor gedor pintu kamar Jasmine dengan heboh.

"Ih apaan sih sabar woy" Jasmine memandang sekeliling dan baru sadar ia tertidur di sofa kamarnya.

"Buruannn lo udah kesiangan nih" ucap Putri masih berisik.

Jasmine melirik jam dinding dan menyadari bahwa ini masih pukul 3 pagi.

"Wey anak tuyul, inituh masih jam 3 pagi!!!" Jasmine langsung menyembur Putri begitu membuka pintu.

"Wey anak datjal lo mau dirias gak?? Heran yah, ini kan resepsi pernikahan lo tapi lo gak ada semangat semangatnya" Putri memandang Jasmine gemas.

Jasmine menghela nafas dan berjalan ke arah tempat tidur lalu merebahkan diri diatasnya.

"Ebuset kok malah tidur lagiiii" Putri yang terlihat sangat bersemangat pagi ini mulai menarik-narik lengan Jasmine agar bangun dari tempat tidur.

"Omar udah pulang?" Jasmine bertanya pelan sambil masih memeluk guling.

"Hah? Emang si Omar kemana?" Tepat saat pertanyaan Putri selesai diucapkan, terdengar suara mobil memasuki pekarangan rumah.

"Oh My God Mi!!! Itu si Omar baru pulang? Dia perginya kapan?? Kalian gak malam pertama??? Kenapa dia pergi ninggalin lo gitu aja di malam pertama? Lo gak menarik ya buat di jamah?? Makanya gue bilang pake lingerie yang gue beliin!!!!!" Putri mencerocos dalam satu tarikan nafas.

"Ngomong lo sana sama tembok! Bawel amat" ucap Jasmine sambil melangkah keluar kamar.

Jasmine menuruni tangga dengan tergesa-gesa, ingin meminta penjelasan kenapa Oamr tiba-tiba saja meninggalkannya tadi malam.

Saat sampai di anak tangga terakhir, Jasmine melihat sudah ada beberapa anggota keluarganya yang bangun, sedang sibuk berkeliaran dirumah entah melakukan apa di pagi buta begini.

Pintu utama rumah terbuka dan Omar muncul dengan wajah letihnya. Tak beberapa lama muncul pula seorang wanita yang langsung bergelayut manja di lengan Omar.

Kalian bisa tebak kan siapa wanita itu?

Siapa lagi kalau bukan Carissa.

"Siapa tuh cewek?" Bisik Putri ditelingan Jasmine yang sontak membuat Jasmine terlonjak kaget.

Jasmine ingin memaki maki Putri karna membuatnya kaget, tapi ia urungkan karna dua orang didepannya jauh lebih penting untuk dimaki-maki.

Saat Jasmine akan mengeluarkan rentetan makiannya, Omar langsung memotong dengan kata-kata "Jas kita bicara di kamar"

"Carissa kamu tunggu diruang tamu ini dulu ya." Ucapnya lagi sambil mengelus pelan puncak kepala Carissa.

Putri yang tidak tahu menahu tentang situasi yang terjadi hanya bisa melongo. Lalu perlahan berjalan menghampiri Carissa.

"Halo gue Putri, nice to meet you" ucapnya ramah sambil mengulurkan tangan ke arah Carissa.

Yang dijawabnya hanya memandang Putri tak peduli lalu melengahkan kepalanya.

Kontan saja Putri langsung shock dengan kelakuan perempuan cantik didepannya ini. Segera ia melambai-lambaikan tangannya didepan perempuan itu.

"Helooo neng? Gue bicara sama elo loh. Kok gak sopan banget jadi orang?" Ucap Putri menahan jengkel.

"Lo gak denger ya tadi Omar manggil nama gue apa? Carissa. Udah deh gak isah sok basa basi gue capek pengen istirahat" setelah berkata begitu Carissa langsung membaringkan diri di sofa dan menutup matanya.

'Bangsat juga nih cewek. Udah bertamu ke rumah orang, gak ada sopan-sopannya pula." Ucap Putri sambil menghentak-hentakkan kakinya menuju dapur, mencari ibu Jasmine dan ingin mengadukan kejadian ini.

***

"Jas aku minta maaf" ucap Omar begitu ia sudah menutup pintu kamar.

Jasmine yang sudah mendudukkan dirinya di sofa hanya memandang Omar dengan tatapan datar.

"Kenapa bawa dia kesini?" Tanya Jasmine cenderung dingin. Kesabarannya sudah mulai habis saat ini.

"Kenapa kamu ngomong gitu? Memangnya gak boleh Carissa hadir di resepsi kita?" Ucap Omar dengan nada sedikit meninggi.

"Kamu bentak aku Mar?" Ucap Jasmine dengan nada yang juga mulai meninggi.

"Bentak? Siapa yang bentak kamu? Aku cuma kurang suka sama cara bicara kamu barusan! Aku tanya sekali lagi, salah kalo Carissa menghadiri resepsi kita?"

"Salah karna kamu pergi semalaman buat nemuin dia dan bawa dia pagi-pagi buta seperti ini!" Ucap Jasmine tajam. Hatinya sudah terbakar.

"Jasmine, kamu liat gak pergelangan tangan Carissa diperban? Kamu liat gak? Dia berusaha bunuh diri waktu tau aku tetap jadi menikah sama kamu." Ucap Omar menatap Jasmine dengan pandangan sayu.

"Bunuh diri? Atas alasan apa? Dia kan udah tau dari awal kalau kamu memang mau nikah sama aku? Dan tadi dia terlihat baik-baik saja. Tidak terlihat seperti orang yang kehabisan banyak darah karena percobaan bunuh diri. Kamu sadar dong Mar kalo Carissa itu cuma ingin menarik perhatian kamu aja dan ingin menjauhkan kamu dari aku." ucap Jasmine menuruti emosinya.

"Jangan pernah kamu bicara seperti itu tentang Carissa. Dia tidak seburuk itu. Dan yang jelas dia jauh lebih penting dari pada kamu!" Ucap Omar tajam. Menatap tepat ke mata Jasmine yang saat ini menampakkan kekagetan, lalu berganti menjadi sorot mata terluka sebelum kemudian berusaha keras Jasmine tutupi.

Jasmine masih belum sanggup berkata-kata. Sangat amat terkejut dengan apa yang Omar katakan.

"Dia cinta sama aku Jas. Dan dia saat ini membutuhkanku. Aku sudah mengatakan ini dari awal kepadamu dan kamu tetap mau menjadi istri ku kan? Jadi ini semua memang sudah resiko dari pernikahan kita. Kamu tidak usah mencampuri urusan pribadiku apalagi yang berhubungan dengan Carissa." Ucap Omar masih dengan suara tajam. Bukan itu yang ingin Omar katakan, bukan itu. Tapi kata-kata Jasmine tadi memancing emosinya.

Berusaha keras Jasmine menahan tangis. Omar pun hanya diam berusaha kembali menjernihkan pikiran.

"Apa Mar? Apa tadi? Cinta? Kamu gak pernah bilang Mar kalo Carissa itu cinta sama kamu! Kamu cuma bilang kalo kamu harus jaga dia! Dan masih ingat dengan janji kamu supaya kita bakal saling mencintai? Denger semua yang kamu bilang barusan, kayaknya janji kamu itu cuma omong kosong aja ya supaya aku mau nikah sama kamu?" Jasmine berkata dengan suara bergetar. Namun yang menjadi lawan bicaranya hanya diam.

"Pengantin tolong turun ke bawah untuk segera dirias" terdengar ketokan pintu diiringi suara yang tidak Jasmine ataupun Omar kenal, mungkin suara penata rias.

"Ya sebentar" ucap Jasmine dengan suara masih bergetar menahan tangis. Lalu ia menatap Omar tepat di manik mata. Omar tak kunjung membalas perkataan Jasmine.

"Kalau memang itu mau kamu, baik! Kita urus urusan kita masing-masing. Anggap aja pernikahan ini hanya untuk menyenangkan Oma. Sekarang semuanya mulai jelas Mar. Carissa mencintai kamu dan kamupun juga cinta sama dia, iya kan? Dan aku cuma cewek bodoh yang mau aja kamu bohongi agar kamu bisa memenuhi keinginan keluarga kamu." Ucap Jasmine lalu melangkahkan kaki keluar kamar dan membanting pintu.

Wkwkwkwkwk pedihhh banget beberapa part terakhir, komentar kalian? Enaknya Omar dicincang atau disate? Tapi jangandeh, terlalu ganteng😂

My Perfect HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang