Klik.

Putri langsung mematikan tv begitu wajah Bramantiyo terpajang di layar.

"Gila!!!" Teriaknya kepada Jasmine yang masih mematung.

"Lo ceraikan dia sekarang atau lo bukan sodara gue lagi! Dasar cowok brengsek!"

Jasmine masih diam tidak mampu berkata-kata. Dua hari semenjak kejadian naas dirumah Carissa, dua hari semenjak Jasmine kembali mengungsi ke kostan Putri, dua hari itu pula Omar tidak menghubunginya sama sekali.

Dengan segala kesaran yang tersisa, Jasmine akhirnya mencoba menghibungi Omar.

Pada dering pertama telfonnya langsung diangkat dan belum sempat Jasmine mengucap salam, Omar sudah mencerocos panjang lebar.

"Mi, dengerin aku Mi, kamu jangan sekali-kali denger dan percaya berita yang ada di tv atau media apapun. Bramantiyo itu gila, dia bisa ngelakuin apa aja supaya rencananya berhasil. Aku gak akan nikahin Carissa Mi, aku bakal cari cara gimanapun supaya aku bisa bebas dari ini semua. Aku tau aku salah Mi udah buat janji gila kayak gitu sama Carissa, aku salah Mi. Aku waktu itu terlalu bingung sampe gak sengaja buat janji kayak gitu. Aku nyesel, demi Allah aku bakal cari cara supaya aku gak nikahin Carissa. Aku sayang sama kamu Mi, kamu percaya kan sama aku? Mi? Kok kamu diam aja?"

"Ya gimana aku mau bicara kamu nyerocos mulu"

"Ha? Oh maaf"

"Terserahlah Mar, aku udah pasrah. Terserah kamu aja mau gimana. Aku terima aja semua keputusan kamu. Aku peraya. Dan sekarang aku capek Mar, aku tidur dulu ya."

Dan Jasmine langsung memutus sambungan.

Putri yang melihat itu hanya bisa ternganga tidak percaya.

"Ih Mi begok banget sih lo jadi cewek. Ntar kalo dia mau poligami gimana? Lo mau gitu? Ih gue sih amit-amit. Trus juga kenapa gak lo tanya kenapa dia gak nelfon lo selama dua hari ini?"

"Hhh kalian semua kenapa mencerocos semua sih, gue pusing ah mau tidur. Liat besok aja, apa yang bakal terjadi, maka terjadilah"

Pusing kepala Jasmine.

***

Paginya Jasmine dikagetkan dengan siapa yang muncul didepan pintu kamar kost Putri.

Suaminya tersayang.

"Hai" sapa Omar kikuk, dia sangat merindukan perempuan didepannya, ia ingin langsung memeluk Jasmine dan menceritakan semua masalahnya pada wanita ini, namun yang keluar dari mulutnya hanya satu sapaan tidak berarti itu.

"Hm?" Jasmine balas melirik Omar sambil menaikkan satu alisnya, heran melihat suaminya yang setelah mengucapkan kata hai, hanya diam saja.

"Aku minta maaf." ucap Omar akhirnya, setelah hening yang cukup panjang.

"Kapan sih aku gak maafin kamu?"

Omar hanya bisa menundukkan kepalanya mendegar balasan Jasmine, tidak ada nada marah sedikitpun dari suaranya, apakah dia memang sepandai itu menyembunyikan perasan? Atau memang hatinya yang sebaik malaikat?

"Kamu udah mau berangkat keklinik? Aku anter yah" tanpa menunggu jawaban, Omar langsung menautkan kelima jarinya ke jari Jasmine.

Jasmine hanya diam, menerima semua perlakuan Omar. Bilang saja dia perempuan bodoh, tidak apa-apa. Dia rela berkubang dengan rasa sakit asalkan tidak kehilangan pria didepannya.

Dan diparkiran ternyata sudah ada sesuatu yang sangat tidak mengenakkan menunggu mereka berdua.

Puluhan wartawan langsung menghampiri Omar dan Jasmine refleks melepaskan pegangan tangan Omar.

My Perfect HusbandWhere stories live. Discover now