11 - A Love No One Could Deny

124K 8.7K 476
                                    

Cerita ini hanya fiktif belaka, kalau ada kesamaan tokoh.. itu mungkin kebetulan ya, dan ders.. tokoh seperti Muda ini banyak berkeliaran di wattpad. Aku gak tahu kenapa semua menyamakannya dengan Muda hahaha ya sudah mungkin karena Muda lagi nge hits. Cieeee aku seneng deh kalau ngehits :3

Eh aku gak marah ya di sama-samain, cuman menyampaikan pendapat aja kok, beneran :3 

yapp.. ini lagu Wrecking ball, dan ini lanjutan lirik yang kemarinnya :D 

buat video salsa, itu bener ders.. dari film STEP UP 4. yang belum nonton silakan tonton dan siap-siap pengen memiliki si Baby Ryan  berperawakan seksih dan tamvan penggoda para perawan /?

-

-

-

-

Sudah bangun?

Apaaaaa ini?

Alena menutup mulutnya dengan sebelah tangannya sementara tangan kanannya memegang ponselnya. Matanya berbinar menatap pesan yang baru saja diterima nya. Demi apa? pagi-pagi begini Muda sudah mengiriminya pesan? Astaga, pipinya terasa panas. Oh, tidak. Pipinya pasti memerah!

Dengan cepatAlena bangkit dari ranjangnya, berlari menuju kamar mandi tetapi dasar orang ceroboh, ada saja hal yang membuatnya tak bisa menyeimbangkan tubuhnya. Alena tersandung oleh kakinya sendiri dan berakhir terjatuh di lantai dengan mengenaskan.

"Mamiiiii!!!!" Teriaknya, frustasi.

Bisa-bisanya kakinya yang aneh ini mengganggu kegembiraannya di pagi hari, sakitnya.

Alena bangkit dari lantai, mengurungkan niatnya untuk ke kamar mandi dan kembali berbaring di atas ranjangnya. Nanti saja, nanti saja ia membersihkan dirinya. Alena sedikit dendam dengan lantai kamarnya.

Diraihnya kembali ponselnya, dengan masih mengerucutkan bibirnya, Alena mengetikkan pesan balasan untuk Muda.

Lena baru bangun, nyebelin banget A.. masa mau ke kamar mandi malah jatuh. Kenapa sih, lantai nya dendam sama Lena kali. Keseeelll.. kan jadi gak mood ke kamar mandinyaaaaa. L

Setelah mengirimkan balasan, Alena memainkan ponselnya seraya mengingat kejadian semalam. Ketika manusia kulkas seperti Muda menari salsa bersamanya, dan.. tangan mereka saling bertautan, tubuh mereka saling menempel, kemudian kening mereka juga saling beradu.

Aah, kenapa baru terasa mendebarkan dengan dahsyat sekarang, saat mengingatnya?

Alena juga ingat, pelukan terakhir Muda yang membuatnya lemas tak berdaya, dan ucapan Muda mengenai hubungannya bersama Astrid yang menimbulkan berjuta-juta bunga yang bermekaran dalam hatinya.

Kalau tidak ada telpon dari Reno kemarin, Alena tidak tahu apa yang akan terjadi dengan mereka berdua, dengan jarak yang se dekat itu. Ah, pipinya memerah lagi sepertinya.

Balasan dari Muda datang, begitu melihatnya. Alena menendang-nendang di atas ranjang seraya menjerit tertahan.

Hati-hati. Jangan sampai kamu jatuh lagi

Singkat. Kurang padat, tetapi jelas dan menghentak ke dalam hatinya. Aah, jantung.. se pagi ini Alena sudah olahraga jantung? Se dahsyat ini?

Ekhm! Dengan mengatur tenggorokannya, Alena membalas kembali pesan Muda untuknya.

Orang kayak Lena percuma hati-hati juga. Mau jalannya kayak semut, pasti ada yang bikin jatohnya A.. udah nasib kali, kata mami masa cantik-cantik tukang jatuh, nanti di badan Lena luka semua kan gak indah. Hiiii.. Pokonya Lena masih kesel sama lantainya.

A Short Journey (3)Where stories live. Discover now