5 - This is Gonna Take Me Down

119K 9K 634
                                    


Alena memundurkan langkahnya, ia menengok ke arah Muda untuk memastikan apa yang baru saja di katakan oleh pria pendiam itu.

"Iya, saya sebenarnya punya projek luar daerah. Makanya saya tanya, kalau saya ajak kamu pergi dari Bandung, kamu mau? kamu kan gak bisa pisah sama istri kamu."

Yah.. rupanya Muda sedang menelpon.

Apa-apaan!

Alena mengerucutkan bibirnya. Ia kira Muda berbicara seperti itu padanya.

Yah, sedih sekali.

APAH? Sedih? HAHAHA ALENA KENAPA SIH!

Sudah lah! Lebih baik pergi saja dari sini! Ia mau memanggil Icha kan? ya sudah, panggil saja. tidak usah banyak ini-itu!

Menghentakkan kakinya, Alena benar-benar pergi ke kamar Icha.

Sementara Muda yang sedang memegangi ponselnya menengok sebentar, syukurlah Alena sudah pergi dari sini.

Ia memasukkan kembali ponselnya ke dalam jas yang ia kenakan.

Oh, Tuhan! Muda merutuki dirinya berkali-kali. Bagaimana bisa tiba-tiba saja dia mengatakan hal seperti itu pada Alena?!

Hey, ini Alena. Wanita yang baru beberapa kali di temuinya, berani-beraninya Muda mengatakan hal yang tidak-tidak! Memangnya ia mau di damprat Alena kalau mengatakannya?

Tapi masa sih, Alena bukan orang yang akan mendampratnya hanya karena hal seperti itu. Muda sangat yakin mengenai hal itu.

Hah, untung saja.. meskipun dadanya bergemuruh tetapi untung saja otaknya berpikir dengan baik. Kalau saja ia tidak berpura-pura menelpon, mungkin Alena akan menganggapnya sudah gila.

Dan untung saja ponselnya tidak berdering! Ya ampun, terlalu banyak 'untung saja' untuk situasi yang di alaminya sekarang.

Lain kali Muda harus banyak menahan untuk tidak berbicara pada Alena.

Mengajak pergi dari Bandung? Untuk apa? kawin lari? Dasar sinting!

****

"Heh Alenong, lo kenapa? Mukanya di tekuk begitu?"

Alena mendengus, "Gak apa-apa. itu abang lo udah dateng tuh. Gue pulang ya, mami minta di anter ke arisannya. Gak apa-apa kan? udah ada abang lo ini."

Icha menganggukkan kepalanya, "Iya.. gak apa-apa. ya udah sono pulang."

Alena mengangguk lagi, ia mendekat pada Dylan dan mencium pipi keponakannya dengan sayang, "Dah Dylan.. besok aunty main lagi ya handsome."

Setelah itu ia berjalan keluar kamar Icha, sampai di ruang tamu Muda menatapnya datar.

"Mau kemana?" Tanya Muda. Alena masih kesal padanya! Sebenarnya kesal pada diri sendiri sih yang sudah ke ge-eran dengan ucapan Muda. Arg! Kenapa dia jadi baperan seperti ini sih?

"Mau pulang a, duluan ya."

Muda hanya menganggukkan kepalanya.

Hah? Sudah? Itu saja? tidak akan bilang hati-hati di jalan, gitu?

Dasar manusia kulkas!


*****


"CIEEE ABANG BOLOS KERJA!!!" Icha menyerahkan Dylan ke pangkuan Muda seraya berteriak dengan keras sampai Muda menjauh darinya. Tetapi ajaibnya Dylan malah tidak terganggu sama sekali dalam tidurnya. Hebat sekali keponakannya ini.

A Short Journey (3)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang