Alena akan bersanding bersama pria lain di acara itu, Damian masih belum bisa menerima kenyataan ini. Selain itu, untuk pertama kalinya Firanda akan bertemu selingkuhan suaminya. Ini benar-benar akan menjadi malam bersejarah, sekaligus akan menjadi malam paling penuh dengan omong kosong. Dia akan menyembunyikan semua hal, akan berpura-pura bahagia melihat Jimmy dan Alena mempunyai cincin yang sama. Bukannya hidupnya memang penuh dengan pura-pura? Hanya saja baginya berpura-pura bahagia ketika benar-benar sedih adalah tingkatan tertinggi dari sebuah kepura-puraan.

"Ada yang kaupikirkan, Sayang?" tanya Firanda pada akhirnya.

"Kamu," ucap Damian menoleh ke arah Firanda dengan senyuman mautnya.

"Apa kau khawatir aku akan membuatmu malu di sana?" tanya Firanda tampak sedih.

"Tentu saja tidak, aku hanya takut akan ada yang jatuh hati padamu. Kau begitu sempurna malam ini," ungkap Damian.

"Kau takut ada pria yang mendatangiku dan mengajakku selingkuh begitu?" tanya Firanda dengan tertawa.

Mendengar kata selingkuh seketika membuat Damian terkejut dan takut. "Semua orang pasti tidak ingin pasangannya selingkuh, bukan?" ujar Damian.

"Tidak juga! Kadang aku berharap kau selingkuh," ucap Firanda.

"Apa?" Damian kaget bukan main sampai ia hampir kehilangan fokusnya menyetir.

"Aku rasa hidupku terlalu sempurna, Dam! Punya suami tampan dan setia yang bisa tahan bertahun-tahun tak minum dan merokok demi istrinya, anak yang lucu dan menggemaskan, serta tak pernah kesulitan dalam hal keuangan. Hidupku sepertinya tidak adil bagi orang-orang di luar sana yang menderita. Jadi aku kadang berpikir, kapan aku mendapatkan cobaan berat untuk hidupku? Selama ini cobaan yang diberikan Tuhan hanyalah Bobby yang nakal dan terlalu sering mengompol," jelas Firanda, "lalu aku memikirkan perselingkuhan, mungkin saja kau akan selingkuh dan akhirnya aku akan mendapatkan cobaan yang begitu berat."

"Aneh sekali kau ini, Sayang!" ucap Damian dengan wajah yang begitu pucat mendengar kata-kata Firanda.

"Tenang saja, itu hanya harapan konyolku. Tentu saja kalau itu benar terjadi aku mungkin bisa bunuh diri," tambah Firanda.

"Percayalah, kesempurnaan hidupmu adalah karena kau pantas mendapatkannya. Kau wanita yang baik maka kau mendapat yang baik-baik pula. Jangan pernah lagi berpikiran begitu," ucap Damian yang memusatkan pandangannya pada wajah istrinya yang tersenyum aneh itu.

Firanda tak menjawab apa yang dikatakan suaminya. Sejenak Damian merasa ada yang aneh dengan istrinya atau sesungguhnya ia baru tahu tentang isi pikiran istrinya selama ini. Sungguh menakutkan mendengar bahwa istrinya akan bunuh diri jika suaminya selingkuh. Ia kembali teringat akan mimpinya, pecahan kaca pigura menggores nadi di tangan istrinya, sungguh mengerikan, sangat menakutkan.

Tidak seperti yang dibayangkan Damian, pesta pertunangan yang diadakan Tuan Ross jauh lebih sederhana dari pesta kamis malam lalu. Tidak ada tembang-tembang dari grup musik, tidak ada dekorasi halaman yang mentereng indah dengan lampu-lampunya. Semua orang ada di dalam rumah, tidak banyak hanya tiga belas.

Damian dan Firanda ternyata datang paling terakhir, mereka segera duduk setelah Tuan Ross mempersilakan mereka duduk. Firanda yang merasa begitu asing dengan orang-orang di meja itu merasa canggung, untung saja Roby mengajaknya bicara dan mengenalkannya dengan Alice sehingga Firanda merasa lebih diterima.

Ketiga belas orang yang hadir adalalah Tuan Ross, Nyonya Ross, Jimmy Ross, Alena Borham, Davey Rogers, Ethan Ross, Melissa Ross, Charles Adams, Eliana Adams, Roby Dover, Alice Wilkinson, Damian Smith dan Firanda Smith. Mereka semua duduk di meja panjang yang sudah tersaji sangat banyak hidangan lezat.

The Red Affair 「END」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang