SLY-3

6.9K 484 43
                                    

ATTENTION.
Cerita ini terinspirasi dari semua cerita yang sudah saya baca. Terutama yang ada di reading list saya. [TCB, Friendzone, The Feelings]

Penggunaan nama Sena bukan karena plagiat dari cerita TCB. Ini bener-bener murni dari sy sendiri. Karena dulu sy memiliki cerita yang konsepnya sama seperti ini, menggunakan nama Sena. Dan sy memutuskan untuk menggunakan nama Sena dicerita ini.

Mungkin Sena di TCB sama disini mirip2, namanya juga terinspirasi. Disana cowok, disini cewek. Saya sempet terkejut saat baca cerita TCB, karena namanya sama dengan cerita yg saya buat di tab saya.

Tetapi saya menyimpulkan, nama mungkin bisa saja hanya kebetulan semata. Bukan karena unsur PLAGIAT. Tapi, jika alur cerita dan keseluruhannya benar-benar mirip, pastikan itu benar-benar PLAGIAT.

Terimakasih. :)

Selamat membaca.

*************

Apa yang baik dari sebuah masa lalu?
Tidak ada. Hanya penderitaan yang ada dalam masa lalu. Ah, lebih tepatnya masa kelam.

Masa lalu bersejarah?
Tidak, aku tidak merasa masa lalu itu bersejarah. Apa yang harus di kenang dari masa lalu? Masa indah saat saling mencintai? Itu hanya sandiwara belaka bukan sebuah ketulusan dan bukan sebuah perjuangan.

Belajar Sejarah?
Aku tidak menyukai pelajaran Sejarah. Membosankan. Lebih baik pergi dari kelas. Dan menyendiri, tenang dan tidak akan ada yang menggangguku.

"Mau cabut lagi lo, no?" Tanya Raka teman sebangku ku.

"Gak"

Aku mengambil kamera yang ada di dalam tasku. Dan berlalu pergi meninggalkan kelas.

"Sena! Lo cabut lagi?" Tanya ketua kelas, Fauzan. Yang menghentikan langkahku.

Aku menoleh sebentar, melihatnya. Setelah itu berjalan lagi menuju tempat yang selalu aku datangi jika sudah pelajaran Sejarah.

Mengapa aku tidak ingin ikut masuk ke dalam kelas untuk belajar?
Karena, aku tidak lagi mau mengingat masa lalu.

Aku mengerti bahwa ada sebuah pembelajaran dari setiap masa lalu. Aku mengerti, agar aku bisa menjadi lebih baik lagi di masa depan. Iya kan? Tetapi percuma, aku sangat tidak menyukai. Masa lalu tidak akan merubahku menjadi lebih baik.

Di tempat ini, di rooftop sekolah yang cukup menenangkan aku bersandar pada bangku yang ku buat dari kayu yang tak terpakai dan bantal-bantal rumahku yang sudah tak terpakai juga.

Aku memejamkan mataku untuk beberapa menit ke depan. Sekedar menenangkan fikiranku.

"Berawal dari tatap. Indah senyummu memikat. Memikat hatiku yang hampa lara."

Siapa yang barusan bernyanyi?
Memang hari ini ada acara apa di sekolah? Sudah mau pulang, masih ada acara?

Aku berjalan sedikit untuk melihat ke lapangan sekolah. Dan aku baru teringat bahwa hari ini ada penutupan mos.

Setidaknya cabut kali ini ada objek yang bisa diambil gambarnya.

Tunggu... Dia yang waktu itu nabrak aku di dekat perpustakaan?

Dan sejak pertama kali bertemu dan melihat, aku benar-benar tidak mengetahui namanya.

Suaranya lumayan, tidak terlalu buruk pantas jika dia terpilih sebagai perwakilan.

Cekrekk

Cekrekk

Cekrekk

Someone Like You [END]Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon