SLY-24

3.6K 253 2
                                    

Tidak ada kepergian yang indah.
Setiap kepergian selalu menghadirkan tangisan atau bahkan kehilangan.

Tapi bagi Sena, kepergian akan menghadirkan suatu yang lebih baik.
Jika memang sudah selayaknya pergi, maka lepaskan.
Jika memang sudah tak pantas, jangan pertahankan.

Bukan, ini bukan soal hubungan Sena dan Raisa.
Tetapi ini tentang kepergian Sena, ia mendapatkan tiket untuk pergi ke Swiss dari mantan kekasih Ibunya, Andiansyah.

Sena mendapatkan tiket pulang pergi dan menginap di salah satu hotel di Swiss. Sena hanya akan mengunjungi Kampus yang di rekomendasikan Andi kepada Sena.

Beberapa jam yang lalu, Sena berpamitan kepada keluarganya. Samuel sempat tak rela melepaskan kakaknya itu. Ia memeluk kakaknya sangat erat.

"Nanti kakak pulang, muel."

"Muel gak mau sendirian"

"Iya, kak Sena cuma seminggu di sana, terus pulang" Sena membingkai wajah adiknya.

"Jangan kuliah di sana"

Ujung mata Samuel berair, ia hendak menangis tetapi masih ia tahan untuk tidak menangis.

Sena terkekeh. Lalu ia menepuk-nepuk pipi adiknya. Setelah itu ia pergi membawa kopernya.

Sekarang, ia sedang berada di dalam pesawat. Sebelum take off tadi, Sena mengirimkan pesan pada Andi, bahwa ia akan take off. Ia juga mengirimkan pesan pada Raisa seperti ini,

Raisa Tamara.

Sena Andrea:
Raisaku, cabulku tersayang, hari ini aku berangkat. Aku udah di dalam pesawat, beberapa menit lagi take off, jaga diri baik-baik ya, Te Amo cabulku😗

Saat mengirimkan pesan tersebut, Sena sempat ingin menangis, tapi dengan cepat ia menyeka ujung matanya.

*****

Sehari telah berlalu. Sena menikmati hari-harinya bersama dengan orang yang saat ini mampu membuatnya bahagia, seseorang yang ia anggap sebagai Papanya sendiri.

Jauh di sebrang sana, kekasihnya merindukannya. Mengkhawatirkannya.
Karena saat tiba di Swiss, Sena tak lagi memberikan kabar pada Raisa. Mahal untuk menghubunginya, katanya. Pahadal, ia sudah di fasilitasi internet, sim card baru oleh Om Andi.

Hari ini, hari kedua Sena berada di Hotel. Ia akan check out nanti sore, sudah di pesankan oleh Andi Hotel yang akan ditempati Sena selanjutnya.

To: +4123568xxx
Om, aku udah di tempat yang om kasih tau, lalu kemana?

From : +4123568xxx
Sebentar, om lagi dijalan ke sana sama temen.

Mereka terlihat memiliki banyak kesamaan. Sama-sama memiliki pesona yang luar biasa, dalam mengirim pesan terkesan cuek, dan masih banyak lagi.

Sehari yang lalu, Sena baru mengetahui bahwa Om Andi juga suka bermain musik sama seperti dirinya. Menyukai olahraga basket dan bela diri.

Katanya, sekarang sudah tak mampu karena usianya.

Hari itu, mereka bertemu kembali. Menghabiskan waktu untuk menemani Sena mencari banyak wawasan dari orang-orang di Negara ini.

Negara yang menurut beberapa sumber dan referensi, termasuk dalam Negara dengan pendidikan terbaik.

Hari itu Sena habiskan waktunya untuk banyak mengobrol dengan teman Om Andi. Ia asik berbicara, Sena sudah sedikit lebih baik, maksudnya hatinya sedikit lebih baik dari kemarin-kemarin.

Someone Like You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang