Laugh

78.7K 10.5K 631
                                    

Langit penuh dengan awan mendung, menghalangi sinar matahari.

Aku mendapati diriku duduk lunglai di belakang pintu rooftop.

Aku tidak tahu pasti jam berapa sekarang.

Tapi sepertinya aku sudah terkunci selama 2 jam.

Tadinya, aku berteriak memohon bantuan, dengan harapan seseorang yang lewat di tangga tidak sengaja mendengarku.

Aku berdiri, berjalan ke ujung rooftop yang dipagari besi hingga sepinggang.

Kulihat ke arah gerbang, sudah banyak siswa berlalu-lalang disana.

Sial. Aku juga ingin pulang.

Tapi aku tahu, bahkan jika aku berteriak dari sini, mereka tidak akan menyadari keberadaanku. Karena aku yakin, aku yang berdiri disini tidak terlihat dari bawah sana.

Aku duduk, kubiarkan kakiku menggantung lepas di udara.

Jidatku kusandarkan ke besi yang dingin itu.

Angin yang kencang menerpa wajahku, rambutku yang terikat terbang berayun-ayun dibelakang.

Aku menutup mataku.

..

Lalu, tidak terasa gerbang sekolah sudah sepi.

Sudah tidak ada siswa berseragam yang lewat di bawah sana.

Sepertinya aku tertidur sedikit tadi.

Tapi aku bahkan tidak tahu aku tidur berapa lama.

Jam berapa sekarang?

Dengan mempertimbangkan cahaya matahari yang samar-samar dibalik awan tebal, aku memperkirakan ini sudah hampir jam enam sore.

God. Help me.

Just.. Let me go home. :(

Aku menatap handphone yang berada di genggamanku dengan kosong. Benda ini.. Kenapa kau tidak berguna disaat-saat seperti ini? Huh?

Kurasakan angin berhembus semakin kencang, ku rapatkan jas sekolahku.

Lalu beberapa detik kemudian, kurasakan rintik hujan mulai mengenai badanku.

Aku berdiri dan berbalik, lalu berlari ke arah pintu rooftop yang memiliki sedikit atap.

Saat aku berlari, hujan mulai deras.

Akhirnya aku duduk dibelakang pintu sialan itu.

Kurapatkan kakiku ke dada, dan kupeluk tubuhku yang basah.

Dingin sekali.

Mataku tertuju pada rintik hujan yang jatuh tepat 20cm didepan ku.

Aku harus bersyukur, setidaknya bukan salju yang turun.

Musim dingin ini semakin lama membunuhku.

Sungguh. Sekarang aku terlihat sangat mengenaskan.

Dengan pakaian basah dan perut keroncongan layaknya anak jalanan begini, aku merasa kasihan pada diriku sendiri.

Lalu pikiran ini melintas di otakku,

Pikiran bahwa hal ini terjadi karena aku membantu Taehyung.

That Day.Où les histoires vivent. Découvrez maintenant