Prologue

408K 24.6K 1.3K
                                    

Gadis itu terjatuh ke tanah.

Segera, ia berdiri dan membersihkan roknya dari rumput-rumput liar dan tanah yang menempel.

Gadis itu memandangi tembok yang membatasi sekolah dengan taman yang menjulang tinggi. Meski ia merasa kakinya agak kesakitan, pendaratan itu tidak buruk bagi seorang pemula.

Ia telah bebas. Setidaknya, untuk sementara.

--

Gadis itu berjalan ditengah keriuhan kota Seoul. Rambutnya berlambai-lambai terkena angin sore.

Headset bertengger di telinganya, alunan musik berdentum-dentum mengisi irama hatinya. Ia mulai menggoyangkan kakinya sesuai irama.

Hatinya mulai membaik, setelah bolos pelajaran tambahan hingga malam yang mengerikan itu.

Tiba-tiba segerombolan gadis menabraknya. Ia tersaruk di tanah. Saat ia berusaha berdiri, ia melihat kesekeliling. Segerombolan gadis itu berlari kesatu arah bagaikan kumpulan banteng yang melihat kain merah.

Belum berapa menit ia berdiri, belum berapa kali ia melangkah, seseorang menyambar lengannya dan menariknya.

Gadis itu panik, berusaha melepaskan tangannya dari genggaman orang itu. Namun ia jauh lebih kuat.

"Ya!! Lepaskan tanganku!" Teriak gadis itu setengah histeris.

Penampilan orang itu sangat mengerikan, jeans hitam, jaket hitam, masker hitam.

Mungkin ia adalah pembunuh bayaran?! Tidak. Ia tidak bisa mati hari ini.

Samar-samar ia mendengar suara teriakan histeris segorombolan gadis tadi, gadis itu juga mendengar langkah kaki yang cepat, orang berlari. Oh, tidak. Mungkin gerombolan gadis tadi kembali.

Gadis itu baru saja ingin berbalik untuk melihat kepastiannya, namun orang misterius tadi menarik lengannya sambil berlari.

Apa boleh buat? Gadis itu terpaksa berlari dengannya.

Setidaknya, ia bisa lolos dari serangan mereka. Tapi setelah semua ini berakhir, ia akan kabur dari orang misterius ini juga. Ini tidak boleh menjadi hari terakhirnya.

Disaat gadis itu mulai kelelahan.. Untung saja orang itu sudah memelankan larinya. Beberapa saat kemudian, orang itu menyeretnya kedalam sebuah mobil.

Mereka berdua menghela napas berat bersamaan. Mencoba mencari udara bagaikan ikan yang tergeletak di tanah.

Saat merasa baikan, gadis itu mencari cara untuk diam-diam keluar dari mobil itu. Ia melirik ke orang misterius tadi, nampaknya orang itu masih kelelahan.

Saat gadis itu baru ingin membuka pintu mobil..

"Tunggu!" Dari suaranya, sudah dipastikan ia adalah seorang laki-laki. Namun anehnya, ia merasa suara itu familiar. Siapa dia?

Pikiran gadis itu melayang-layang. Mungkin ia mengenal orang itu. Ia mengambil langkah aman yaitu memulai pembicaraan dengannya.

"Siapa kau?"

Sialnya, bukan jawaban yang dia dapatkan. Lelaki itu malahmenyalakan mobil dan membawanya entah kemana.

Gadis itu panik (entah untuk keberapa kalinya) dan berteriak kepada orang itu.

"KAU INI SIAPA? KAU INGIN MEMBAWAKU KEMANA HAH?!"

Tidak ada jawaban. Mungkin, hingga suaranya habis-pun, lelaki itu tidak akan menjawabnya. Damn it.

--

Gadis itu memutuskan untuk diam meskipun ia tidak sudi hari kebebasannya dirayakan dengan cara menyedihkan seperti ini.

Ia menatap jalanan yang tidak ia kenali, jalanan itu sepi. Namun ia yakin ini masih di Seoul.

Rintik hujan mulai membasahi aspal. Ia menatap butiran-butiran air yang jatuh dengan berharap semoga namanya tidak berakhir di headline koran besok pagi dengan judul yang menarik.

----

Please vote and comment >.<
I'm a newbie here so heyyy lets be friend :):)

Maaf kalau di part ini masih gajelas hehee<3

With lots of love,
Jysa.

That Day.Where stories live. Discover now