Tahan

10.3K 192 3
                                    

Revan pov.

"Aku menginginkan mu malam ini."

Bisik ku di telinga Gittha. Kulihat kini badannya menegang, wajah,telinga,dan lehernya pun memerah.

Aku merasakan kalau Gittha menahan nafasnya. Aku pun menahan tawa ku karna respon tubuh Gittha terhadap ku.

Aku pun mulai menggodanya lagi. Aku menghembuskan nafas ku di leher nya. Dan kini aku mulai menciumi telinganya.

Namun, Gittha langsung bergerak dan menjauhi tubuhnya dari ku.

"Revan.." ucap lirih. Entah lah antara gugup,takut,dan..

Menahan gairahnya.

"Kenapa?" tanya ku sok polos. Dan aku memerhatikan wajah Gittha yang benar benar seperti tomat. Merah sekali.

Dan aku suka itu.

"Ja-jangan mulai Rev. Ini ma-masih di gedung." ucapnya tergagap dan bahkan kini pandangannya mengalihkan kearah lain.

"Siapa? Aku? Aku ga memulai. Tapi kamu yang memancing, sayang..." ucap ku yang kini sudah berada di sampingnya. Menghapus jarak diantara kami.

Gittha terkejut karena aku berkata 'sayang' persis di telinga nya.

Gittha kini sudah melotot kearah ku. Bukan nya seram melainkan lucu. Ekspresi itu malah memancing ku untuk semakin menggodanya.

"Rev kalau kamu kaya gini. Aku ga mau tidur sama kamu!" ancam nya. Tapi itu malah membuatku mengangkat alis ku sebelah.

"Apa? Kamu mengancam ku,sayang?" bisik ku menggoda. Sontak Gittha pun langsung berlari meninggalkan ku sambil mengangkat gaunnya.

Aku pun tertawa melihat tingkahnya. Ku lirik rolex ku. Jam menunjukan pukul 22.15. Ku lihat gedung juga sudah terlihat sepi. Sebaiknya aku menyusul Gittha.

Setelah aku melihat Gittha aku pun langsung menghampirinya dan menggendongnya.

"Astaga! Revan! Turunin aku! Revan!" teriaknya sambil meronta ronta di gendongan ku.

Aku hanya tersenyum sambil terus berjalan tanpa menggubris ucapan Gittha.

Aku pun menaiki lift. Aku berniat membawa Gittha ke hotel. Aku tak perduli jika ada tamu yang datang.

Karena yang terpenting sekarang adalah...

Gittha!

"Revan turunin aku! Aku malu! Ih! Revan!" ucap nya masih meronta-ronta. Aku pun menatapnya dan Gittha pun mulai terdiam. Aku tersenyum dalam hati ku.

"Kamu diam bisa kan sayang?" tanya ku lembut.

"Ka-kamu mau ngapain emang nya?" tanya nya. Aku hanya memberikan seringaiku kepadanya.

"Yang biasa dilakukan oleh para pengantin saat malam." ucap ku. Namun seketika Gittha melotot.

Bersamaan terbukanya lift aku pun langsung keluar dan membawa Gittha ke parkiran.

Selama perjalanan menuju parkiran Gittha hanya diam di gendongan ku. Mungkin dia sudah pasrah.

"Rev..kita mau ke hotel?" tanya Gittha lirih. Aku hanya mengangguk dan tersenyum padanya.

Setelah sampai. Aku membuka pintu mobil lalu menurunkan Gittha dikursi penumpang.

Aku pun merapikan gaun Gittha yang terjuntai panjang. Setelah selesai akupun menutup pintunya dan mengitari mobil.

Aku pun masuk dan duduk kedalam kursi kemudi.

"Hei, kamu kenapa?" tanya ku pada Gittha yang kini sedang menundukan kepalanya.

Couple DoctorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang