love me?

9K 199 0
                                    

Gittha prov.

"I love you." bisik kak El yang sukses membuat ku menegang. Aku merasakan bulu kuduk ku merinding. Pikiran ku melayang.

Apa? Apa maksudnya dia mengatakan itu? Mengatakan hal yang seharusnya ia tak katakan.

Kenapa? Kenapa ia bisa mengatakan kalimat itu selancar mungkin tanpa memikirkan efeknya?

Apa dia bodoh? Melakukan yang seharusnya ia hindari. Ia mengatakan suatu kalimat yang menurutku sangat bodoh.

Dia mengatakan kepada ku yang jelas-jelas sudah menikah bahkan suamiku sedang disampingku. Di hadapannya!

Apa yang sebenarnya ia rencanakan? Oh Tuhan kenapa engkau mempertemukan ku dengannya?

Aku tidak mau sampai ia menghancur kan rumah tangga ku yang baru saja ku bentu dengan Revan beberapa jam yang lalu.

Apa yang sebenarnya engkau rencanakan Tuhan?

Kak El pun menjauhkan kepalanya dari telinga ku. Lalu dia tersenyum padaku seolah-olah tidak ada hal apa pun yang terjadi.

Aku masih diam terpaku, tak mau sepatah kata pun keluar dari mulut ku. Rasanya aku ingin lari kemana pun ketempat yang jauh lalu menghilangkan jejak ku. Agar ia tak bisa bertemu dengan ku.

Dulu aku memang mencintainya. Namun itu dulu. Dulu! Sekarang sama sekali tidak. Perasaan itu telah hilang entah kemana. Dan aku pun tak berniat untuk memuncul perasaan itu lagi.

Karena kini hatiku hanya 1. Yaitu untuk suami ku. Orang yang aku cintai. Orang yang kini tengah berada disamping ku. Yaitu, Revan Alexander.

"Gitt.." panggil Revan seraya menepuk pundak ku. Aku pun segera tersadar dari lamunan ku.

Aku menengok kearah Revan. Karena aku tak mau menatap ke arah Kak El ataupun Anna. Entah lah aku pun merasakan perasaan yang tidak enak terhadap Anna.

"Ke-kenapa?" aku tergagap. Revan pun langsung menatap ku intens. Seolah mencari sesuatu yang sedang ku sembunyikan.

"Kenapa? Kok bengong?" tanya Revan santai. Namun aku merasa pertanyaan itu mengintimidasi ku.

Aku hanya menatap kearah lain mencari jawaban yang pas untuk pertanyaan Revan. Karena tidak mungkin kan kalau aku mengatakan Kak El menyatakan perasaan nya pada ku.

Uh? Kenapa aku memikirkannya! Arrgghh!

"Um? Eng-gapapa. Cuma tadi.. Tadi.. Aku la-per. Iya aku laper." ucap ku lalu mataku menatap matanya dan aku menyengir kuda. Revan hanya menautkan alisnya. Mungkin ia merasa bingung dengan ku.

"Emang lo belum makan Gitt?" tanya Anna. Sontak aku,Revan,dan Kak El menatap kearah Anna. Kemudian Revan dan Kak El menatap kearah ku lagi.

"Uh? U-udah. Cuma.. Ya lo tau kan kalau.. Kalau perut gue kaya perut karet." ucap ku sambil menyengir kearah Anna. Namun aku merasa sedang di tatap tajam oleh kedua pria di hadapanku.

"Oh iya gue lupa. Yaudah sono makan. Lagi juga sih lo Rev. Bini sendiri kaga dikasih makan." Anna memukul bahu Revan. Dan Revan hanya meringis.

"Heh lo! Jangan sentuh-sentuh gue ya!" ucap Revan sinis. Entah lah itu serius atau tidak.

"Yaudah Rev ajak makan dulu deh Gittha nya. Eh tapi gue lupa. Gue mau ngucapin dulu ya.. Semoga pernikahan lo ini sama Gittha langgeng ya sampai kakek nenek. Dan semoga cepet-cepet dapetin baby ya." ucap Kak El dengan tersenyum.

Tidak. Tidak. Itu hanya tipuan. Ah! Apakah Revan tidak merasakan ada sesuatu yang menggajal?!

Ucapannya hanya omong kosong. Aku yakin jauh dilubuk hatinya yang paling dalam dia menginginkan rumah tanggaku hancur.

Couple DoctorWhere stories live. Discover now