Fly

6.1K 260 5
                                    

Aku pun menuruni anak tangga dan terlihat di ruang makan, ada papa, bunda, abang, dan Revan. Mereka tengah khusyuk menikmati sarapan, dan sialnya aku ditinggalin.

'Sialan gue ditinggalin' batin kj sewot.

"Morning, semuanya." ucap ku ke semua yang ada di ruang makan.

"Pagi."

"Pagi, sayang"

"Pagi,Gitt"

"Gayaan lu pake bahasa inggris, ngomong someone like you aja simon laik you." celetuk abang ku asal.

Aku pun berhenti menarik kursi dan menatap tajam ke arah abangku dia hanya terkekeh dan membuatku bertambah jengkel.

Uhuk!

Tiba-tiba saja Revan tersedak saat minum susu. Semua yang tadinya tertawa kini menatap ke arah Revan.

"Hati-hati Rev minumnya." ucap bunda ku

"Pelan-pelan Rev." kata papa.

Abang yang di sebelah Revan pun menepuk-nepuk punggung Revan.

"Hati-hati makannya." kata abang ku. Aduh aku jengah melihatnya. Ini kan semua gara-gara dia yang ngatain aku kayak gitu.

"Udah bang udah." kata Revan senyum-senyum gitu, abangku langsung berhenti menepokinya.

"Untung anak orang kaga mati lu bang." kata ku santai sambil mengoles selai di roti.

"Heh! La- lu la- lu! Bahasa dari mana tuh!" kata bunda ngomel-ngomel pada ku.

"Lah lagian ngapain sih bun si abang ada di sini bukannya balik ke rumah nya. Atau jangan-jangan lagi berantem ama bininya?"

Pletak!

"Jangan ikut campur urusan orang!" kata bunda dan abang barengan di sertai sentilan abang di jidat ku dan sentilan bunda di bibir ku.

Aku hanya meringis dan mengulum bibir ku dan mengusap dahi ku dengan lengan ku.

"Sakit!" hentak ku. Dan malah Revan dan papa menertawaiku.

'Oh tuhan ini sungguh menyebalkan' batin ku kesal.

Langsung saja aku memakan roti sekali suap dan minum susu sekali teguk.

Aku pun bangkit dari kursi. Aku sudah tidak mood disini aku pun langsung meraih tas.

"Kamu mau kemana?" tanya bunda mendongak melihat ku.

"Aku mau berangkat," jawab ku ketus

"Tapi Revan masih makan,Gitt." kata papa.

"Yaudah gapapa. Orang aku naik mobil kok sendiri." jawab ku.

Revan pun langsung berdiri dan kini semua menatap ke arah Revan.

"Udah gapapa,mah. Yaudah yuk,Gitt." kata Revan seraya meraih kunci mobilnya di atas meja makan.

Aku dan Revan pun mencium tangan bunda dan papa.

"Gittha. Orang Revan lagi makan juga!" kata bunda terdengar marah.

Aku sih bodo amat suruh siapa pagi-pagi sudah membuat mood ku turun.

"Gapapa kok mah, kalau gitu Revan sama Gittha berangkat dulu ya, pah.. Bun.. Bang. Assalamualaikum.." kata Revan mengabsennya dan mengucapkan salam.

"Waalaikumsalam.." ucap mereka serempak

Aku sudah duluan berada diluar. Masa bodo kalau nanti malam aku diomelin sama mereka.

"Yuk,Gitt. Kita jalan." ajak Revan dan aku pun mengangguk.

Revan pun membuka pintu mobil untukku dan tersenyum kearahku.

"Jangan jutek gitu dong, nanti ga semangat,lho." ucapnya

"Hem.. Iya,, by the way , thanks" ucap ku sambil tersenyum saat sudah berada dalam mobil Revan.

Revan hanya mengangguk dan tersenyum padaku. Lalu, mengusap-usap puncak kepala ku kemudian menutup pintunya.

'Yaallah terbang gue' ucap ku dalam hati senang.

Bagaimana tidak aku sangat menyukai perlakuan seperti itu. Karena menurut ku itu adalah bentuk perhatian dari seseorang. Mungkin terdengar lebay tapi jujur aku suka itu.

"Salting,nih ye" ucap Revan menggoda ku.

"Engga kok," ucap ku dan mengalihkan pemandangan.

Revan hanya mengangguk dan tersenyum. Lalu, ah lagi-lagi dia mengusap-usap puncak kepalaku.

'Yaallah udah kek ini muka udah merah banget pasti' batin berteriak.

Aku hanya tersenyum sambil menunduk.

Ya tuhan, ini jatung dari tadi ga bisa di netralisir . Serasa lagi olahraga jantung,gitu. Deg-degan sumpah.

"Pakai sabuk nya." ucap Revan mengingatkan ku. Aku hanya mengangguk.

Revan pun langsung melajukan mobilnya.

"Kita makan dulu yuk. Kamu tadi baru makan sedikit. Lagi juga masih ada waktu kok." ucap Revan ditengah-tengan keheningan.

Aku pun langsung menengok ke arah Revan.

"Engga ah. Lagi juga aku masih kenyang." jawab ku kembali menatap ke arah jalanan.

Kini gantian Revan yang menengok kearah ku.

"Tadi kamu baru makan dikit Gitt. Aku ga mau kalau maag kamu kambuh,Gitt" ucap Revan mungkin dengan nada khawatir.

"Kok kamu tau kalau ak.."

"Aku tau semua tentang kamu." ucap Revan memotong ucapan ku.

'Aku tau semua tentang kamu' ya ya ya setiap aku bertanya kenapa dia tau tentang aku. Maka jawabannya seperti itu.
Dan itu, uh sangat amat menyebalkan.

Revan pun meminggirkan mobilnya di samping kawasan pedagang kaki lima. Aku pun bingung dan menatap ke aah Revan dan menaikan satu alis ku.

"Ayo turun. Kita makan dulu" ucap Revan lalu melepas sabuk pengamannya.

"Ayo," ucap Revan sekali lagi membuyarkan lamunan ku. Aku hanya mengangguk,lalu melepas sabuk pengamanku.

-no edit.

Jangan lupa vote+commentnya ya,guys.

Love,

Me

Couple DoctorWhere stories live. Discover now