Tweenty Two

111K 5.8K 93
                                    

Seberapa sakitnya hati ini jika masih ada rasa sayang aku bisa apa?

_______________________________________

Sesuai tugas yang sudah diberikan aku bersama Bara dan Hana berkeliling kelas. Dimulai dari kelas X, XI, dan XII. Dan lagi, aku merasa jantungku berdegup lebih cepat saat aku harus memasuki kelas Ferro.

Pagi tadi aku mendapat pesan dari nomor pribadi. Nomor yang sama dan tidak bisa diketahui nomornya itu. Ia mengirim pesan yang sama seperti waktu itu membuatku semakin was-was jika bertemu Ferro.

"Crys? Ketuk pintunya". Ucap Bara membuatku menelan ludah sangat sulit lalu mengetuk pelan ruangan kelas Ferro.

Sebenarnya aku juga merasa tidak enak dengan Ferro. Karena kemarin aku menolak tawaran pulang bersama dengannya. Yaa, aku tidak mau keluargaku sebagai sasaran keluarga Ferro lagi. Jadi, kuputuskan untuk menolaknya.

Aku mengetuk pintu kelas Ferro pelan.

"Masuk". Sahut murid didalam kelas. Aku menarik nafas dan menghembuskan nya perlahan kubuka pintu kelas Ferro dan tersenyum tipis mendapati bu Evy didalamnya sedang mengajar.

"Ada keperluan apa?". Ucap bu Evy kembali duduk di kursinya saat aku, Hana dan Bara usai memberi salam kepada bu Evy.

"Kita mau daftarin anak-anak yang mau ikut atau mengisi acara ulang tahun sekolah besok bu". Ucapku. Bara sudah siap dengan buku dan pulpen di genggamannya sedangkan Hana yang memberi tau siapa saja yang ingin ikut nanti. Aku? aku bagian yang mengumumkan saja.

"Silahkan umumkan. Ibu permisi dulu". Ucap Bu Evy keluar kelas. Aku menganggukkan kepalaku lalu menatap lurus-lurus kedepan.

"Permisi sebelumnya maaf ganggu waktu kalian. Kita sebagai pengurus osis ingin mengadakan pengisian acara yang dilakukan murid sekolah SMA Mulia besok dihari ulang tahun sekolah yang ke 29. Yang mau ngisi acara bisa langsung daftar sama kita dan seleksi nya diadain nanti sore di studio musik. Ada yang ber-minat?". Ucapku panjang lebar.

"Ikut sana Fer! Biar bisa ketemu sama bidadari lo". Ucap Key dengan lantangnya. untungnya Bu Evy sudah pamit keluar sebentar. Dan jadilah kelas makin berisik.

"Woy ada yang mau ikut gak sih kalo gak ada yaudah!". Bentak Bara sambil menggebrak meja di dekat nya membuat seisi kelas kembali hening.

"Gue ikut stand up dong!". Teriak Yuto ketua kelas dari kelas Ferro.

"Nama lo siapa?". Tanya Bara.

"Yuto, gue kenal dia". Ucapku. Bara mengangguk dan menulis nama Yuto pada buku tulis.

"Gue dance dong". Ujar lima perempuan menghampiri Bara.

"Fer lo gak mau nampil?". Tanya Viir sedikit berteriak. Dengan langkah santai Ferro menghampiri Bara dan berbisik ke arah nya. Bara mengangguk dan membulatkan matanya.

Aku menatap keduanya bingung dan berusaha menenangkan kelas Ferro yang makin ramai.

"Udah Crys". Ucap Hana. Dengan langkah santai lagi Ferro kembali duduk pada tempatnya.

Kenapa dia keliatan cuek ya? Apa gara-gara kemarin?". Batinku bertanya-tanya.

"Crys?". Ucap Bara menyadarkanku dari lamunanku.

"Terima kasih atas waktunya. Diingatkan lagi untuk yang mengisi acara besok nanti sore jam dua kita seleksi diruang musik". Ucapku mengingatkan.

"Iya kakak osis cantik udah tau kok bikin emesh deh". Ucap Key membuat kelas semakin riuh dengan tawaan.

"Yaudah kalo gitu saya akhiri. Wassalamualaikum". Ucapku tersenyum tipis dan berlalu pergi.

"Hati-hati sayang". Ucap Ferro membuatku menunduk malu lalu berjalan keluar.

Masih bisa kulihat sekarang Ferro naik keatas meja lalu berjoget tidak jelas. Separah itu kah dia dikelasnya?

"Crys numpang pundak". Ucap Bara menopang dagunya dipundakku sambil berjalan.

Deg

Jantungku makin berpacu cepat. Mataku membulat. Nafasku perlahan-lahan tercekat membuatku kehabisan nafas.

"Crys lo kelewatan jalannya". Ucap Bara membuatku melongok kearah pintu ruang osis yang sudah terlewat jauh. Aku menepuk keningku pelan.

Uhh! Bara kalo aja gue gak suka sama lo gua gak bakal kaya gini.

"Eh ngomong-ngomong lo udah izin sama guru kelas kan hari ini kita gak belajar dulu?". Tanya Bara menatap Hana.

"Udah dong. Gue ini sahabat lo dari kecil jadi mana mungkin sih gue gak tau apa yang sebelum lo suruh ke gue? Gue udah paham". Ucap Hana mengibas-ngibaskan tangannya diudara.

Bara dan Hana masuk kedalam ruang osis berdua. Dengan Bara yang merangkul Hana seolah-olah hanya mereka berdua di sana.

Aku diam mematung didaun pintu. Entah apa yang kurasakan. Seperti, sakit sekali didalam dadaku. Aku menarik dan menghembuskan nafas pelan. Berulang kali seperti itu.

"Crys? Lo gak masuk? Gue kira lo udah ngikutin---".

"Gue ke toilet dulu kak". Ucapku berbalik badan dan menjauh dari ruang OSIS. Koridor sekolah terasa sepi. Yaa, ini masih jam pelajaran.

Suara decitan sepatuku dengan lantai membantuku jauh dari rasa sunyiku. Aku menunduk menatap kedua kakiku yang melangkah maju. Tak lamanya aku sampai di toilet sekolah.

Aku membasuh wajahku dengan air diwastafel sekolah. Menatap wajahku yang basah didepan cermin besar. Yaa, aku menangis.

"Gak ada gunanya juga lo nangis. Haha lo bukan siapa-siapanya Bara kan?". Ucapku menatap diriku dicermin.

"Lemah banget sih lo, mana Crystall yang dulu?". Aku kembali membasuh wajahku. Tanpa menghapus air yang masih menempel pada wajahku aku keluar dari toilet.

Entah kenapa air mataku masih mengalir saja. Aku memeluk pinggangku sendiri. Membiarkan kedua tanganku terlipat didepan perutku.

BUKK!

Tubuhku terhuyung menabrak tembok. Aku meringis sakit pada lenganku yang lumayan keras terbentur tembok di samping ku ini.

"Sorry-sorry gue gak sengaja". Aku menatap laki-laki yang menabrakku barusan. Mataku membulat menatapnya.

"Crystall?". Tanya Ferro menyentuh pundakku.

"Lo ngapain disini? Lo mau ngintipin cewe ya dikamar mandi?". Ucapku memincingkan mataku menatapnya. Tetes demi tetes air pada wajahku jatuh melalui daguku.

"Enak aja lo. Gue pengen lewat sini aja. Gue mau bolos ke kantin tapi bu Endang jaga didepan yaudah gue lewat belakang sini". Ucapnya merogoh saku celananya dan mengeluarkan sapu tangan dark blue miliknya.

"Muka lo basah". Ucap Ferro menghapus air yang masih menempel pada wajahku. Mataku membulat.

Ferro menatap mataku saat sudah selesai menghapus air yang menempel pada wajahku. Wajah Ferro mendekat ke arah ku.

"Lo nangis?". Tanya Ferro menjauhkan wajahnya. Aku menunduk dan menahan rasa sakit yang kian menohok hatiku.

"Fer mending lo jauhin gue?". Ucapku susah payah. Hati ini makin terasa sakit.

"Kenapa?". Tanya Ferro menatap mataku dengan intens.

"karena---yaa---karena---". Ucapku memainkan kuku jari tanganku.

"Gue mau lo jauh dari gue karna, hati gue cuma buat Bara". Ucapku lega saat sudah menemukan alasan yang tepat. Tidak mungkin aku mengatakan kalau ini semua karena Ayahnya.

"Tapi gue suka sama lo". Ucap Ferro dengan santainya. Mataku membulat menatapnya. Hatiku makin merasakan sakit saat menatap matanya yang kini menjadi teduh.

"Iya, gue suka sama lo". Ucap Ferro lagi.

dan saat itu rasanya Crystall ingin merobek hatinya.

_______________________________________

Osis girl and Troublemaker akan update tiap malam minggu dan hari minggu aja.

Trims.

28 Feb 2016

Osis Girl And Troublemaker Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang