Nine

138K 8K 45
                                    


"Masih jauh Fer?". Tanyaku masih fokus pada keadaan sekitar. Aku sangat takut.

"Dikit lagi". Jawabnya enteng. Aku makin mengeratkan pelukannku pada lengannya.

"Gak ada kecoak terbang kan? Laba-laba bergelayutan dari pohon? Atau cicak yang mungkin aja jalan lewat gitu atau ular----".

"Sampe". Aku menatap Ferro bingung lalu melihat sekitar.

"Astaga". Ucapku melihat air terjun yang turun dengan derasnya. Airnya berwarna biru kehijauan. Terdapat pelangi mengitari air terjun itu.

Mataku masih terkejut menatapnya. Aku tak percaya Ferro akan membawaku ketempat seperti ini. Ini, lebih dari indah.

"Fer". Ucapku tanpa menatapnya.

"Hm?". Jawab Ferro merentangkan tangannya. Menutup matanya rapat-rapat dan menarik lalu menghembuskan nafasnya.

"Ini---keren". Ucapku yang masih termangu menatap sekeliling.

"Emang. Gue udah lama gak kesini semenjak--". Kulihat Ferro tengah menunduk menatap sepatunya. Aku menaikan alisku.

"Semenjak?". Tanyaku lagi namun Ferro masih diam saja.

"Kalo belum siap cerita gak pa-pa kok". Ucapku lagi menepuk pundaknya dan berjalan mengarah kebatu besar. Kudaratkan bokongku diatas batu besar itu. Kulepas sepatuku dan mencelupkan kakiku.

"Gilaa airnya anget banget". Ucapku menatap Ferro. Ferro tersenyum tipis menghampiriku dan duduk disebelahku.

"Ini sih bisa buat otak jadi seger lagi". Ucapku memainkan kakiku. Langkah Ferro berhenti. Aku menatapnya aneh.

"Kenapa berenti? Sini". Ucapku menyuruh Ferro agar duduk disampingku Ferro tersenyum tipis dan duduk disampingku.


Ferro POV


"Gilaa airnya anget banget". Ucap Crystal membuatku ingat masa duluku bersama, Angel. Mantan kekasihku yang sampai saat ini masih kucintai.

"Ini sih bisa buat otak jadi seger lagi". Ucap Crystal lagi membuatku terkejut. Aku menghentikan langkahku dan membulatkan mataku.  Mungkin hanya kebetulan.

"Kenapa berenti? Sini". Ucap Crystal membuatku lagi dan lagi terkejut. Dengan langkah gontai aku menghampirinya dan duduk disebelahnya.

Gimana kata-kata yang Crystal ucap tadi bisa sama kaya kata-kata Angel pas gue bawa dia kesini?

"Gimana? Suka gue bawa kesini?". Tanyaku mengalihkan pikiranku saat melihat wajah Crystal berubah menjadi lebih terlihat senang.

"Suka banget! Kok cowok kaya lo bisa tau tempat kaya gini sih?". Tanya Crystal membuatku lagi-lagi terdiam.

"Eh? Sorry deh kalo disini ada kenangan lo sama seseorang mungkin". Gimana dia bisa tau?

"Hanya nebak". Sambungnya lagi membuatku menghembuskan nafas lega.

"Abis ini kita ke cafe ya. Matahari udah mulai mau terbit diatas kepala nih. Kelamaan disini nanti lo kepanasan". Ucapku yang dibalas anggukan Crystal.

Osis Girl And Troublemaker Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang