Seven

150K 8.6K 123
                                    


"Maksudnya?". Tanyaku dengan wajah polosku.

"Abang nawalin kakak cantik buat pulang cama Veela!". Ucap Veera antusias menarik-narik tanganku.

"Ayo". Veera menarik tanganku. Kulihat Fero tersenyum puas.

"Eh?".


******

Selama diperjalanan hanya suara radio memenuhi kesunyian dalam mobil ini. Veera yang sibuk dengan poster barunya. Ferro yang sibuk fokus mengendarai mobil. Dan aku? Sibuk membaca sinopsis novel yang sudah kubeli tadi. Memilih yang mana yang akan lebih dulu ku baca.

"Stoppp!!!!!". Teriak Veera tiba-tiba membuat Ferro menghentikan mobilnya mendadak.

"Aw!". Rintihku menyentuh keningku. Keningku terbentur dashboard mobil tadi.

"Veera kenapa sih?! Abang kaget tau! Untung kita lagi jalan dipinggir jalan kalo Lagi ditengah-tengah jalan mati ketabrak kita!". Bentak Ferro membuat Veera menunduk takut.

"Veela cuma mau main ditaman itu". Ucap Veera lirih membuatku menatap Ferro tajam.

"Sama anak kecil gak boleh galak!". Teriakku membentak Ferro. Ferro yang tau aku membentaknya hanya membulatkan matanya saja.

Aku turun dari mobil dan membuka pintu bagian dimana Veera duduk.

"Yuk kakak temenin". Ucapku mengulurkan tanganku. Veera melihatku dengan wajah senangnya.

"Yeaayy! Abang jahat wle". Ucap Veera menjulurkan lidahnya ke arah Ferro. Ferro mengusap wajahnya kasar.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Veela mau itu kak!". Tunjuk Veera yang sedang asik bermain ayunan. Aku menutup novelku dan melihat apa yang diinginkan Veera.

"Veera mau gulali?". Tanyaku dengan senyum merekah. Aku sangat suka dengan anak kecil.

"Mau, Ayo kak beli ayo!". Ucap Veera antusias. Aku mengangguk dan mengikuti Veera yang menarik tanganku.

"Yang pink dua ya bang". Ucapku kepada orang yang menjual gulali warna warni ini.


Author POV


Tidak ada hentinya Ferro memandang adik kecilnya itu bersama gadis yang Ferro ingin sekali mengusilinya. Entah kenapa dunia terasa sempit sampai-sampai Ferro bisa bertemu gadis itu---- lagi.

"Mamah liat? Anak mamah mulai tertawa lagi bersama gadis cantik disana". Ucap Ferro menatap langit yang mulai berubah menjadi warna biru campuran jingga.

Ferro rindu sekali dengan Bundanya. Ferro yakin bukan Bundanya lah yang membuat Ayahnya celaka. Kepala Ferro mulai terasa sakit jika mengingat kejadian itu.

Kejadian dimana Ferro yang tengah terduduk dimobil. Dibagian belakang kursi penumpang. Dimana Ferro mendengar kedua orang tuanya saling berdebat sampai Ferro melihat dimana Bundanya membanting stir mobil.

Ayah dan Bundanya seakan tak peduli bahwa ada Ferro disana. Mobil terbalik hingga pinggir jalan. Disana Ferro yang merintih sakit meminta agar Bundanya menolongnya.

Osis Girl And Troublemaker Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang