Ten

155K 7.7K 153
                                    

Bersamamu membuatku terasa lebih  nyaman.

Aqilah♥

_______________________________________

"Bun Ayah kemana sih? Kenapa gak pernah pulang?". Ucapku terus berusaha mendapatkan jawaban Bunda.

"Bunda gak tau cepet sana sekolah!!!". Teriak Bunda lagi-lagi membentakku.

"Bunda please kenapa semua berubah? Dimana Ayah?". Ucapku lagi. Mataku sudah berlinang air mata. Aku tak kuasa lagi menahannya.

"Ayah mu!!!! Ayah kmu sudah bercerai dengan Bunda. Kamu puass!!!". Teriak Bunda tepat didepan wajahku. Aku menatap Bunda tak percaya.

"Kamu cuma jadi anak yang menyusahkan! Kamu selalu buat Bunda berfikir saat kamu bertanya dimana Ayahmu itu! Ayahmu pergi dengan wanita lain kamu puas!!".

PLAK!!

Sebuah tamparan dari tangan halus Bundaku mendarat dipipiku. Aku membulatkan mataku. Aku menyentuh pipiku. Terasa sangat panas dan perih. Aku tak menyangka Bunda akan menamparku. Yang kutau Bunda adalah orang yang baik dan penuh kasih sayang.

Kulihat nafas Bunda yang tadinya naik turun menjadi lebih tenang. Bunda menutup mulutnya dengan telapak tangannya.

"Setidaknya Bunda bisa kasih tau dimana Ayah baik-baik sama Crystal. Tanpa harus Bunda nampar Crytsal. Crystal pamit berangkat". Ucapku dengan suara gemetar. Aku terus berlari keluar. Aku tak peduli panggilan dari Bunda yang sedari tadi memanggilku.

"Crytsal lo kenapa?". Tanya Niko dan Nika bersamaan. Aku tetap tak peduli aku terus berlari keluar.

Langit nampak mendung. Hujan juga mulai turun sedikit demi sedikit. Aku tak peduli dengan sekolahku. Aku hanya ingin pergi entah kemana agar hatiku tenang.

Hujan semakin deras turunnya. Baju dan tasku sudah basah. Begitupun dengan sepatuku. Aku menghentikan langkahku dan berteriak sekencang-kencangnya.

"ARGHHHH!!! Hiks hiks". Tangisku tersamarkan dengan suara hujan yang turun deras membasahiku. Aku terus menangis. Kenapa rasanya sangat sakit?.

Yaa, harusnya hari ini aku sudah berangkat sekolah tapi karena kondisiku sekarang begitu juga dengan hatiku. Aku tak ingin berangkat sekolah.

"Kenapa sakit banget?". Gumamku meremas baju dibagian dadaku. Nafasku sesak.

TIN TIN!

Suara klakson mobil terdengar samar ditelingaku. Aku menoleh kearah belakang. Aku baru sadar kalau aku berada ditengah-tengah jalan.

"Aaaaaaa!!". Teriakku menutup rapat-rapat telingaku dan mataku.

Aku pasti mati sekarang!

Aku membuka mataku saat tau tidak ada rasa sakit sedikitpun pada tubuhku. Aku membuka mataku yang terpejam.

"Apa lo baik-baik aja?". Suara bariton laki-laki membuatku menoleh keasal suara aku membulatkan mataku saat menatapnya.

"Bara?". Tanyaku hati-hati. Takut kalau-kalau aku salah melihatnya karena hujan turun semakin derasnya.

"Lo ngapain ujan-ujanan disini?". Tanya Bara lagi. Setelah kufokuskan pandanganku ternyata dia benar Bara.

"Gue---"

"Masuk mobil gue yuk". Bara menarik tanganku lalu membawaku masuk kedalam mobilnya begitupun Bara.

Bara melajukan mobilnya. Ac mobil dimatikan. Bara sudah fokus pada setiran mobilnya.

Osis Girl And Troublemaker Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang