23

34.3K 1.6K 109
                                    


Azka dan Lola berjalan ke ruangan Adel. Mereka melihat Rivaldi duduk gusar di bangku tunggu. Beberapa kali ia mengintip dari celah pintu ruangan Adel dirawat, tetapi belum ada tanda-tanda dokter dan suster akan keluar.

"Bagaimana, bang?" tanya Azka

Rivaldi menoleh dan menggelengkan kepala, "Dokternya belum keluar" ucapnya pelan.

Azka membawa Lola duduk di sampingnya. Meski wajahnya tetap datar, namun hatinya terdapat bertumpuk-tumpuk kekhawatiran dengan kakaknya.

"Lola, kamu tidak apa-apa kan?" tanya Rivaldi meliriknya.

Lola menggelengkan kepala, "Lola ngga apa-apa, kak. Lola hanya terlalu syok" jawabnya. Rivaldi akhirnya menghela nafas lega. Azka kembali mengelus punggung Lola sambil senyum.

"Azka, Lola, Rivaldi...," Ketiganya menoleh pada asal suara. Sela dan Yoga datang menghampiri mereka. "Kalian tidak apa-apa, kan?" tanyanya khawatir.

"Ngga apa-apa, ma" jawab Lola. Sela pun memeluk Lola dan mencium keningnya, lalu beralih pada Azka.

"Mbak Adel belum selesai diperiksa. Maaf karena kelalaian saya, semua jadi begini" sesal Rivaldi menunduk

Sela sedikit menyipikan mata melihat perubahan Rivaldi. Benar! Rivaldi yang di hadapannya sekarang berbeda jauh dengan Rivaldi biasanya.

Yoga menghela nafas panjang dan menepuk-nepuk punggung Rivaldi. Ia percaya bahwa ini bukan kelalaian yang di sengaja. Penjahat itu memang sudah mengetahui gerak-gerik mereka. Sedikit saja lengah, cepat atau lambat, kejadiannya akan terjadi. Sangat sulit bagi mereka untuk menghindar.

Ketika dokter dan dua orang perawat keluar dari ruangan Adel, mereka semua menoleh dan mendekat. "Bagaimana keadaan anak saya, dok?" tanya Sela dan Yoga bersamaan.

Dokter yang bertag name Hendra tersenyum, "Anak ibu dan bapak baik-baik saja, tidak ada yang salah dengan pasien" ucapnya.

"Lalu, kenapa lama sekali, dok? Kapan anakku akan sadar?" tanya Sela lagi

"Sebentar lagi anak ibu dan bapak akan sadar. Tidak akan lama lagi" jawab dokter Hendra.

"Mas," Sela beralih pada suaminya.

"Ia, Sel. Adel tidak apa-apa. Sebentar lagi kita tunggu, oke" Yoga memeluk istrinya yang terurai air mata. Sela pun menghentikan tangisnya dan mengangguk lemah.

Yoga menuntun Sela masuk ke ruangan Adel. Azka, Lola dan Rivaldi tetap di luar karena pengunjung pasien tidak di perbolehkan lebih dari dua orang sekali jenguk.

Lima belas menit kemudian, Sela dan Yoga keluar dari ruangan Adel. Raut wajah mereka tidak se-khawatir yang tadi. Mereka yakin, Adel adalah sosok anak yang kuat dan pantang menyerah.

Rivaldi menoleh pada Azka dan Lola, "Abang aja duluan masuk!" suruh Azka. Rivaldi pun mengangguk dan segera masuk ke dalam ruangan majikannya.

Lola melirik Azka, ia tidak mengerti kenapa Azka menyuruh Rivaldi lebih dulu masuk dari pada dirinya yang berstatus adik kandung. "Biarkan aja, nanti kita masuk" kata Azka seolah mengerti tatapan tanya dari Lola.

Lola akhirnya mengangguk patuh, ia bersender dibahu Azka dan menggandeng tangannya. Sementara kedua orang tua Azka telah pergi mengurus bagian administrasi.

***

Dua minggu setelah penculikan itu, keadaan keluarga Yoga telah kembali normal. Adel juga sudah kembali ke rumah setelah dua hari lamanya dirumah sakit. Meski keadaan sudah agak membaik, namun anak-anak mereka tetap di jaga dari jarak dekat. Mereka di awasi dan belum bisa pergi ke sembarangan tempat.

LOLA ✅ [SHIC #3] [TERBIT]Where stories live. Discover now