11

32.2K 1.8K 45
                                    

Lola menutup pintu kamar Azka dan menghampiri Azka di lantai bawah. Ia memamerkan senyum menawannya pada cowo yang sedang menonton itu.

"Ngapain lo make baju gue?" Azka terlihat kesal karena Lola memakai kaos polo dan boxernya.

"Lho, aku kan ngga bawa baju ganti, kak. Lagian punya siapa lagi yang akan kupakai kalau bukan punya kakak" Kata Lola santai.

Tidak ingin mengeluarkan tenaga secara sia-sia, Azka membiarkan gadis itu begitu saja. Ia kembali berfokus pada layar televisi di depannya.

"Kak, nanti kita makan malam apa? Kakak pengen apa?" Lola menatap Azka

"Gue ngga lapar" Jawab Azka tanpa menoleh pada gadis itu.

"Ish.... Oke! Kita makan nasi goreng seafood aja. Tunggu ya biar aku siapin" Lola beranjak dari sofa menuju dapur. Azka melirik jam dinding yang baru menunjukkan pukul tiga lewat seperempat. Masih siang sudah memikirkan makan malam, batinnya.

Dua jam kemudian Lola kembali ke ruang tamu dengan cengiran khasnya. Ia terlihat begitu bahagia menyiapkan makan malam untuk Azka meskipun wajah dan bajunya belepotan bahan makanan.

"Kak, makananya udah siap. Ayo makan!" Ajak Lola berbinar. Ia mengambil tempat di samping Azka. Azka yang kini sedang berbaring di sofa membuka mata dan menyipit pada Lola. "Ayo, kak" Lola menarik tangan Azka

Azka berdecak "Gue belom lapar. Kalau lo mau makan, makan aja sana" Usir Azka enggan. Ia pun membalikkan badannnya menghadap senderan sofa.

"Nanti makanannya dingin, kak. Ayo cepetan" Sekali lagi Lola menarik tangan kanan Azka.

Azka terpaksa bangun dan mengikuti gadis itu. Lola mendorongnya hingga dapur dan menarik kursi untuk Azka duduki.

"Lu miara babi, ya?" Azka menggeram melihat banyaknya makanan di meja. Pantas saja ia sangat lama di dapur itu. Hampir setengah bagian meja besar itu terisi berbagai macam lauk.

Lola nyengir sambil menggeleng "Kenapa banyak banget? Siapa yang ngabisin nanti?" tanya Azka kesal. Ia menatap satu persatu makanan di depannya. Sungguh ia sangat kesal dan ingin membuang Lola jauh-jauh dari kehidupannya.

"Kita yang ngabisin, kak" Lola memberikan sepiring nasi pada Azka. Gadis itu terlalu semangat menyiapkan makan malamnya bersama Azka sehingga tidak sadar sudah memasak begitu banyak.

Mereka kemudian makan dalam hening. Hening karena Azka tidak mau mengubris Lola yang tidak mau berhenti mengoceh sedari tadi. Ia selalu berbicara di sela-sela kunyahannya. Sangat tidak tau sopan santun menurut Azka.

Azka hanya bisa menghela nafas panjang melihat Lola memasukkan makanan yang tersisa ke dalam kulkas dan lemari makanan. Tidak ada gunanya jika Azka memarahinya, bahkan menjerit sekalipun. Semuanya tidak akan bisa berubah seperti sedia kala, semua makanan itu tidak akan kembali lagi menjadi bahan mentah.

"Maaf, deh, kak! Besok ngga diulang lagi" Lola mengangkat tangan kanannya dan membuat tanda 'peace' sambil nyengir.

"Besok? Ngga di ulang lagi?" Azka menyeringai, "Jangan mimpi lo" tekannya.

Lola menunduk dan mengerucutkan bibirnya. Hingga saat ini Azka masih sangat kasar dan dingin padanya. Ia kemudian membereskan piring-piringnya dan membawanya ke wastafel untuk segera di cuci. Ekor mata Azka diam-diam memperhatikan gerak-gerik cewe itu. Setelah ia selesai menyuci piring dan membersihkan meja, ia kemudian pergi ke kamar Azka untuk mandi. Azka masih duduk di meja makan tempatnya tadi, ketika ia mendengar suara dentuman pintu kamarnya, ia menghela nafas panjang.

Dua setengah jam kemudian, Azka keluar dari kamar mandinya sambil menggosok-gosokkan kepala untuk mengeringkan rambutnya. Ia sangat terkejut melihat Lola sedang duduk manis di tempat tidurnya. Bukan keberadaan gadis itu yang membuatnya syok, akan tetapi pakaian dan tampilan wajahnya. Gadis itu mengenakan kemeja putih Azka yang tidak sanggup menutupi setengah paha dan memoleskan make-up di wajah serta bibirnya merah menyala.

LOLA ✅ [SHIC #3] [TERBIT]Where stories live. Discover now