21

36.5K 1.8K 121
                                    

Azka membuka helmnya dan turun dari motor menuju pintu rumah Lola. Ia datang untuk menjemput gadis itu dan membawa ke sekolah bersamanya.

Ia memencet bel dan beberapa saat kemudian pembantu rumah Lola menyapa dan menyuruhnya masuk. Ia menemukan Lola sedang duduk di meja makan. Gadis itu sudah selesai sarapan.

"Kak...," ucap Lola melambaikan tangan seraya senyum lebar.

Azka menghampirinya dan mengajak Lola berangkat bersama. Lola pun mengiyakan dan meraih ranselnya dari kursi sampingnya. Mereka berjalan beriringan, Lola menggandeng tangan Azka possessif.

"Nih, pake!" Azka menyodorkan sebuah helm berwarna merah muda yang sudah ia siapkan pada Lola. Gadis itu menerimanya dengan senang hati dan memawanya pada kepala. Ia juga mengikuti Azka menaiki motor sport tersebut dan memeluk pinggangnya.

Sepanjang jalan Lola bagaikan orang gila. Ia tersenyum lebar dengan kepala bersender di punggung Azka kedua tangannya melilit di pinggangnya. Ia sangat bahagia, mulai sekarang ia akan keluar rumah bersama Azka.

"Kamu ngga tidur, kan, di belakang?" Azka bertanya

Lola terperagah lalu menggelengkan kepala, "Ngga, kak" Jawabnya senyum.

Mereka kembali diam di sisa perjalanan. Jika pun berbicara, pasti sangat sulit dan membutuhkan tenaga untuk mengeluarkan nada yang agak meninggi.

Sesampainya di parkiran sekolah, Lola turun lebih dahulu. Beberapa teman mereka melirik lama pada keduanya. Sepertinya ada kejanggalan. Meskipun Azka sering membawa Lola pergi dalam kendaraan yang sama, tetapi tidak pernah mereka melihat keduanya bersama di pagi hari.

Azka hendak pergi meninggalkan Lola yang masih kesulitan membuka helm. Sepertinya tali helm tersebut nyangkut pada besi cantolannya.

"Kak, ngga bisa kebuka" Rengek Lola

Azka berbalik dan mengerutkan dahi. Ia mengangkat dagu gadis itu dan mencoba membuka, "Kamu apain tadi helmnya?" tanyanya. Ia tampak sedikit kesusahan membukanya.

"Tadi aku cuma menarik talinya aja" Jawab Lola polos. Azka sedikit menundukkan badan dan membukanya kembali. Wajah mereka hanya berjarak beberapa centi saja. Azka terlalu focus dengan helm sehingga tidak menyadari wajah Lola yang merona dan menahan nafas.

Berhasil!

Azka menghela nafas, lalu menyeringai melihat perubahan wajah Lola. Ia pun mengecup bibirnya kilat dan menanggalkan helm dari kepala Lola, kemudian meletakkan di atas jok motornya. Ia tidak habis pikir, bagaimana bisa Lola melakukan itu. Benar-benar payah.

Setelah sadar dari keterkejutannya, Lola tersenyum dan menyamai langkah Azka. Seakan tidak pernah puas dan bosan, Lola menggandeng tangan Azka menelusuri koridor sekolah mereka. Gadis itu beberapa kali melemparkan senyum pada teman yang menyapa dan menyenyumi mereka.

"Hei...," Raka menyapa keduanya dari samping. Cowok itu tampak baru saja dari pintu gerbang sekolah. Ia menyerngit, tangan Lola begitu erat menggandengnya dan Azka bersikap biasa saja.

"Selamat pagi, kakak...," Lola menjawab dengan ceria

Raka sedikit menggoda Lola sambil berjalan beriringan dengan mereka. Tetap saja Azka bersikap biasa saja meskipun Raka mengajukan beberapa pertanyaan padanya.

***

Sama seperti kemarin, sesampainya Lola dan Azka di rumah, Adel yang hanya makan tidur dan tetap di awasi, menggoda mereka. Lola tersenyum malu sambil menundukkan kepala. Sementara Azka kesal setengah mati. Kakaknya terlalu kepo dengan kehidupannya, seperti tidak memiliki pekerjaan saja. Yah, memang benar! Adel tidak memiliki pekerjaan lagi. Kakaknya itu tidak bekerja sebagai model karena adanya beberapa masalah. Mungkin sekarang urat otaknya sedang bergeser sehingga berubah menjadi lebih jail.

LOLA ✅ [SHIC #3] [TERBIT]Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu