PROMPT #5: KEINDAHAN
.
AKU tidak paham dengan definisi indah yang pernah dipaparkan oleh dosen sastraku. Beliau menerangkannya begitu berliku-liku hingga stir kepalaku tak mungkin meraih maksud nyata dari satu kata sederhana tersebut.
Jiwa dan raga berbondong menyerukan kata indah semudah membaca buku yang terentang lebar kala mereka hadir dalam satu museum bersejarah yang menyemat dinding dengan lukisan-lukisan bersarat oleh moral.
Kata dosenku, indah adalah keadaan yang nyaman untuk dipandang, elok, dan melebihi keadaan yang sesungguhnya.
Mungkin penekanan ini menjadi repetisi berlebihan yang beracap hadir di kepalaku, tetapi kurasa seluruh definisi memusingkan itu raib tersulur oleh pandanganku yang menyisir sosoknya. Sosok dengan figur jangkung bersenyum tenteram, menjajah waktu lima belas menit yang lalu telah menjadi pemandu kami, para mahasiswa.
Kerjapan mata berjumlah tunggal yang kulakur entah mengapa segera mengubah kedudukan senyumnya menjadi lebih indah. Inikah yang disebut-sebut senyum manis oleh dosen sastraku? Senyum manis, senyum yang menarik hati dan menimbulkan rasa gembira bagi yang melihatnya.
"Maaf, Tuan. Apa anda ingin melamun terus di sini? Anda bisa tertinggal rombongan."
Bunyi remang itu mencungkil habis jalur benakku sementara sosoknya telah berdiri tiga meter sebagai jembatan maya tubuhku dengannya. Terlalu segan untuk bersuara, gubrisan berupa anggukan kulancarkan. Ia lagi-lagi menarik pola sabit di matanya untuk tersenyum, sadar-sadar memboyongku untuk bergegas menyertai diri ke dalam rombongan mahasiswa lainnya.
"Indahnya." sejak jalaku menyapu pandangan pertama pada sosoknya, kata indah itu telah terdefinisi secara sederhana untuknya. Gadis bertitel Choi Jinri sebagai pelengkap panggilannya.
YOU ARE READING
POINTLESS
Short StoryLove (adj.) is a variety of different feelings, states, and attitudes that ranges from interpersonal affection to pleasure. It can refer to an emotion of a strong attraction and personal attachment. It can also be a virtue representing human kindnes...