Aku terbangun lagi di pagi yang lain
Lalu tersadarkan dengan sebuah realita baru; hidupku kali ini tidak akan sama dengan yang lalu. Tidak, tanpamu di sisiku. Suatu realita yang harus kuterima adanya.
Aku terus berjalan menapaki petak demi petak. Langkah demi langkah yang ku pijaki, aku berharap dapat lebih tegar lagi dari kemarin. Saat air mataku tak mampu ku tahan, melihatmu pergi perlahan-lahan. Aku harap masih ada kekuatan lain hari ini. Untuk menghadapi lagi hari yang lain tanpamu. Belajar menapaki kehidupan ini sendiri lagi.
Melepaskanmu bukan perkara mudah.
Apalagi jika setiap kita bertatap muka kau selalu bersikap seolah tidak pernah terjadi apa-apa. Seolah tidak ada perpisahan. Seolah tak ada jarak yang membentang. Nyatanya, aku begitu merasakan bahwa semua sudah berbeda.
Bagaimana bisa kau bersikap baik-baik saja dihadapan aku yang jelas-jelas terluka?
Tidakkah perpisahan ini, semua masalah ini, mengusikmu atau pernahkah kau sedikit memikirkan bagaimana akibatnya untukku?
Jawabannya tak pernah ku tau.
Yang ku tau, kau selalu terlihat baik-baik saja sejak kita berpisah.
Yang ku tau, kau selalu bertingkah seolah diantara kita tidak pernah terjadi apa-apa. Seolah semuanya masih tertata rapi dan baik-baik saja.
Setidakpenting itukah masalah yang kita hadapi saat ini bagimu?
Sebegitu tak berharganya aku dalam hidupmu?
Aku hanya ingin tau. Apa hanya aku disini yang masih terpaku meratapi masa lalu?
Ataukah aku yang terlalu naif mengakui kalau semuanya memang sudah tidak lagi seperti dulu?
Aku hanya ingin tau. Bagaimana reaksimu saat tak lagi ku acuhkan senyum sapamu. Atau tak lagi ku perdulikan perhatianmu.
Aku hanya ingin kau merasakan bagaimana rasanya menjadi aku. Hanya itu.
