~Detective 9~

7.3K 857 12
                                    

~Detective 9~

See The Truth

DENGAN telaten, cewek itu mengobati tangan kawannya yang terluka oleh katana miliknya. Darah yang tadinya merembes keluar sekarang sudah terbalut oleh perban dijari kawannya yang teriris.

Saat ini, mereka sedang berada didalam ruang perawatan dibase camp miliknya.

Prilly meringis. "Untung aja luka lo gak terlalu dalem. Kalo dalem, gue gak bisa ngebayangin jari telunjuk lo ngaplek karna gak bisa digerakin." katanya, membuat Mila ikut meringis. "Karna kalo sampe nadi dijari lo ke potong, udah deh, lo gak bisa gerakin jari lo lagi."

Mila bergidik membayangkannya. "Lagian, ngapain juga lo punya pedang samurai sama panah segala? Senapan juga ada, lagi."

Prilly terkekeh kecil. "Itu dikasih bokap gue, kali. Ah, nama pedang itu 'katana' bukan pedang samurai. Samurai itu, orang yang make pedang katana. Dan, itu busur, bukan panah. Lo gak bisa bedain apa?" dan, kekehan kecil itu menghilang saat melihat tatapan tajam dari Mila. "Kenapa?"

"Lo kenapa gak cerita ke gue kalo lo itu Detekssage?"

Prilly nyengir tanpa dosa. "Kalo gue kasih tau, ya ketahuan, dong?"

"Bukan gitu!" ujar Mila sambil berdecak dan memutar bola mata. "Gue kira, lo gak tertarik dengan yang beginian."

"Siapa bilang?"

"Lo kan sukanya drama Korea!"

"Ya emang itu memungkinkan kalo gue gak suka detektip-detektipan?" tanya Prilly sewot. Dia memutar kedua bola matanya. "Lagian nih ya, gue tuh gak ada niat buat ketangkep ama kalian. Dan, kenapa gue bisa ketangkep?!"

"Itu ide Excel! Lo kok sewotnya ke gue, sih?!"

"Si Excel?!"

"Iya."

"Cowok yang suka gangguin lo itu?"

"Iya."

"Anjir! EXCEL!!"

"Berisik, elah, ish."

"Bodo amat!"

"Ada apa?!"

Pertanyaan itu sukses membuat kedua gadis itu menatap ke ambang pintu. Dan pas sekali, disana, cowok yang membuat Prilly kesal, berdiri dengan panik tanpa dosa.

Prilly berdiri, menghampiri Excel, dan langsung menyerangnya dengan jambakan mautnya. "ELO YANG BIKIN IDE GUE DITANGKAP KAYAK GITU?! LO MAU MATI?! MAU PAKE APA?! SENAPAN, HAH?! BIAR LANGSUNG MATI DITEMPAT AJA!"

Excel, sambil mengaduh dan mencoba melepaskan tangan Prilly dari tarikannya, menjawab, "Elah, Prill, apa salah gue?! Jangan bunuh gue, astaga!"

"Ada apa ini?" tanya Ken yang datang dengan panik dan langsung menatap Prilly dengan melotot kaget karna menjambak Excel dengan membabi-buta. "Astoge, Prill! Anak orang, itu!"

"Gak peduli?!" seru Prilly marah, dan makin menjadi-jadi, "Suruh siapa dia kasih ide buat bikin gue ditangkep?!"

"Astaga, Prill! Lepas! Adaw, perih nih kulit kepala gue lo jambakin terus!" oceh Excel tidak jelas.

"BODO!!"

"BANTUIN GUE!!"

Ken yang mengetahui situasi akan tidak terkendali, langsung meloncat memeluk Prilly dari belakang, menariknya sekuat tenaga. Ia melirik Mila yang malah menonton penderitaan Excel. "Woy! Tolongin! Bukannya diem aja!"

Mila mengangguk patuh. Baru saja ia akan memeluk Ken dari belakang, teriakan Excel menginstrupsi.

"JANGAN! JANGAN PELUK DIA, MILA SAYANG!"

Detective✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang