" Maaf Prill aku refleks " ucap Zidan lesu.

" Tidak apa. Aku ngerti koq , ngomong-ngomong kenapa kamu manggil aku sepagi ini. Enggak biasanya "

" Aku akan keluar kota selama satu minggu , dan aku ingin kamu mengurus semuanya. Aku juga sudah bicara pada Mila untuk membantumu. Karna aku yakin tugasku nanti pasti akan berat untukmu " ada rasa tidak rela dalam benak Zidan ketika harus pergi keluar kota selama seminggu. Karna selama itu juga ia tidak bisa melihat Prilly secara langsung. Hembusan nafas panjang mengakhiri ucapannya.

" Baiklah tuan.. Tugas mu akan aku handle. Kamu tenang saja tidak usah khawatir "

" Makasih Prill , maaf ya aku harus beri kamu tugas banyak padahal kamu baru sembuh. Aku enggak tau lagi mau menyerahkannya pada siapa , karna cuma kamu yang aku percaya " entah sengaja atau tidak. Tangan Zidan terangkat lalu menyentuh punggung tangan Prilly yang berada di meja.

" Kamu jangan khawatir.. Aku bangga kalau kamu percaya sama aku. Dan aku enggak akan merusak kepercayaan kamu "
Prilly pun refleks menggenggam tangan Zidan. Dan itu membuat Zidan ke-GR-an. Tau sendiri lah perasaan Zidan seperti apa pada Prilly. Genggaman itu tidak berlangsung lama. Karna Prilly menyadari tindakannya itu tidak seharusnya di lakukan.
Setelah usai berbicara Prilly keluar meninggalkan ruangan Zidan. Dan saat memasuki ruangannya Prilly di kejutkan oleh keberadaan Mila yang sedang duduk di kursi kerjanya.
Mila langsung berdiri begitu Prilly melangkah menghampirinya.

" Udah pacarannya " ucap Mila dingin.
Prilly mengernyit bingung. Pacaran. Maksudnya apa. Pacaran dengan siapa. Ali kan tidak ada disini.
Mila yang menyadari jika Prilly tidak mengerti maksudnya membuang nafas kasar.

" Udah pacarannya sama bos besar "

Sontak saja ucapan Mila membuat Prilly tercengang. Apa Mila melihat apa yang terjadi di ruangan Zidan.

" Apaan sih lo ngaco.. Pacar gue itu Ali bukan Zidan "

" Trus tadi ngapain tuh pegangan tangan segala. Gue lihat kali Prill "

" Mila lo salah paham "

" Kalau sampe Ali tau kejadian ini , gue pastiin dia bakal marah banget sama lo "

" Maksud lo apa , lo mau ngadu sama Ali begitu.. Yaudah sana aduin aja. Sama aja lo mau ngehancurin hubungan gue sama Ali "

" Gue bukan PHO ya Prill , yang gue lihat tadi itu nyata kali "

" Tadi itu tidak di sengaja Mila.. Gue refleks megang tangan dia , gue cuma mau nenangin dia. Karna gue ngerasa dia itu terlalu khawatir sama gue. Dan gue gak ada maksud apapun ya "

" Refleks lo bilang , bisa banget ya alesan lo "

" Duh sumpah ya gue gak ngerti sama hari ini , kenapa sih semua orang sensi banget sama gue.. "

" Lo tanya diri lo sendiri kenapa semua orang bisa sensi sama lo "

" Mila please . . lo jangan gini dong sama gue , oke ya gue tau kalo lo cemburu sama gue , tapi lo salah paham Mila.. Yang lo lihat itu gak sesuai sama apa yang lo pikirin "

" i don't care " Mila melangkah keluar dari ruangan Prilly.

Prilly terlihat gusar. Tidak mengerti dengan apa yang terjadi pada hari ini. Tetapi Prilly harus profesional. Dia harus melupakan sejenak tentang orang-orang yang begitu sensi padanya. Dia harus fokus ke pekerjaannya sekarang.

Saat istirahat makan siang Prilly tidak keluar dari ruangannya. Dia malas untuk pergi makan. Mila yang biasanya mengajak Prilly makan siang kali ini tidak.
Kalau tidak nyelonong masuk ke ruangannya lalu memaksanya pasti akan mengirim pesan berkali-kali.

WANITAKUWhere stories live. Discover now