Part 6

13.5K 686 11
                                    


****

Prilly pov.

Aku menuruni tangga menghampiri kedua lelaki yang sedang sarapan. Oh kenapa ali tidak membangunkan ku biasanya dia slalu membangunkanku jika aku kesiangan.
" pulang jam berapa " tanya ali padaku.
Belum juga duduk sudah menanyakan hal itu. Apa dia tidak tau aku pulang jam berapa semalam. Kurasa dia tau tadi malam aku pulang karna tidak mungkin ali sudah tertidur.

" kurasa kamu tau li " ucapku sambil mengambil roti lalu ku olesi selai strobery.

" aku tidak tau prilly makanya aku tanya " ucapnya tanpa melihat padaku. ish tidak sopan.
Namun aku tidak menjawabnya. Malas sekali jika harus bertengkar dengannya pagi gini.

" sudahlah li ribet lu. Prilly pulang belum tengah malam ko. Gue lihat saat dia masuk kamarnya " ucap kevin.

" gue gak nanya lu " katanya judes.
Daripada mendengar ocehan2 gak jelas aku lebih baik pergi aja.

Saat beranjak tangan ali menahanku.
" mau kemana "

" balkon " ucapku singkat. Setelah ali melepaskan tanganku aku segera beranjak menuju balkon kamarku.

Ada yang aneh pada ali sepertinya akhir2 ini ada yang berubah darinya.

Author.

Seminggu berlalu dan selama itupun tidak ada tegur sapa antara ali dan prilly. Lebih tepatnya ali yang seperti menghindari prilly. Saat sarapan pagi pun ali slalu memilih membawa sarapannya ke dekat kolam renang dan memakannya disana.

Hari ini tepat seminggu ali menghindari prilly dan hari ini juga ali mulai berkerja di perusahaan ayahnya. Sebenarnya ali di suruh untuk menjadi direktur di sana menggantikan ayahnya namun ali menolaknya dengan alasan belum berpengalaman.

Dan juga ternyata selama ini kevin teman dari ali dan prilly bekerja di perusahaan ayahnya ali sebagai manager tetapi ali belum mengetahuinya.

Pagi ini ali memilih sarapan bersama kevin dan prilly di meja makan meski sebenarnya terpaksa.

" Prill tolong selainya dong " ucap kevin

Prilly yang sedari tadi bermain dengan rotinya pun menghentikan aksinya dan menatap kevin dengan memberikan selai strawberry pada kevin. Dan saat itu tepat sekali ali menghampiri teman2nya bergabung di meja makan. Ali menduduki kursi di sebelah kevin yang berhadapan dengan prilly. Prilly melongo menatap ali tak berkedip dengan balutan jas di tubuh ali yang terlihat sangat rapih dan gagah. Ya karna baru kali ini prilly melihat ali serapih ini.

' ya ampun li itu kamu. . keren banget ganteng li ' ucap prilly dalam hatinya dengan masih menatap ali.

" Woy prill kenapa " tanya kevin , dan berhasil menyadarkan prilly dari lamunanya.

Sarapan pun telah selesai. kevin sudah lebih dulu meninggalkan rumah menuju kantornya. Sedangkan ali baru saja keluar dari kamar mandi dan hendak segera berangkat ke kantornya. Namun langkahnya terhenti di ambang pintu saat prilly menanggilnya.

" Ali " panggil prilly

Ali tak berkata kata hanya menoleh ke arah prilly seolah bertanya ada apa.

" kamu mau kemana li , rapih banget "

" kantor " ali menjawabnya singkat walau sebenarnya ia sangat merindukan prilly.

" kamu kerja di kantor ya , kantor mana "
Prilly berusaha bertanya dengan biasa saja walau sebenarnya ia merasa takut kalau ali masih marah padanya.

" kantor ayah , udah ya nanya nya ntar aja , udah telat " ketus ali. Namun prilly lagi memanggil ali saat ali hendak melangkahkan kakinya.

Jika tadi prilly berbicara dengan jarak yang cukup jauh dengan ali tetapi kali ini prilly mendekat pada ali.

Ali pun merasa gugup saat prilly berjalan ke arahnya. Karna selama seminggu ini ali tidak pernah memandang ataupun berhadapan dengan prilly berjarak dekat. Karna ali memang sengaja menjauh dari prilly entah apa alasannya.

" Kamu masih marah sama aku , salahku apa li " ucap prilly lembut

Kini ali dan prilly sudah berhadapan dan prilly menggengam tangan ali.

' ahk jantungku kenapa ini , sepertinya gue harus memeriksakan jantung gue ' ucap ali dalam hatinya.

" Li jawab dong jangan diem saja , jujur aku gak bisa kamu diemin gini li " ucap prilly dengan mata berkaca kaca .

Air mata yang prilly tahan2 kini sudah terjatuh. Ali dengan sigap melepaskan genggaman tangan prilly dan mengusap air mata prilly kemudian menangkup pipi prilly.

" Kamu jangan nangis dong , jelek tau. . "
Prilly tersenyum simpul mendengar ucapan ali.

' akhirnya kamu bicara li , aku kangen suaramu li ' ucap prilly dalam hatinya.

" udah ya jangan nangis , aku berangkat dulu kamu hati2 di rumah "

" tapi kamu udah gak marah kan sama aku "

" aku gak marah sama kamu prilly , kenapa berpikiran seperti itu "

" karna kamu nyuekin aku seminggu ini , kamu menghindariku ali "

" engga prilly , aku cuma lagi gak mau di ganggu aja "

" ooh gitu. . jadi aku ganggu kamu gitu. Yaudah sana kalau mau berangkat aku gak bakal ganggu kamu lagi "

" loh ko kamu jadi marah , maksud aku bukan gitu prilly "

" ya ya ya ya udah sana katanya udah telat " ucap prilly memalingkan wajahnya dari hadapan ali. Namun ali memeluk prilly dari belakang ketika prilly akan melangkah pergi.

" Maaf ya aku nyuekin kamu , jujur aku juga gak bisa prill , aku kangen sama kamu.. Jangan marah ya " ucap ali dengan nada parau nya.

Prilly gugup dan sempat terkejut dengan prilaku ali namun prilly mencoba agar terlihat biasa saja.

" cieee kangen nih sama aku.. Makanya jangan nyuekin aku " ucap prilly dengan nada mengejek.

Repleks ali melepaskan tangan nya yang memeluk prilly. Ia gugup sekarang.

" apaan si , udah ah aku berangkat ya , kamu hati2 di rumah kalo ada apa2 hbungi aku aja "

" iya ali. . udah gih sana " prilly mendorong2 pelan tubuh ali ke arah pintu. Ali pun menurut saja.
Setelah bercanda gurau sebelum berangkat kerja mereka pun mengakhirinya. Ali pun telah melajukan mobilnya meninggalkan halaman rumahnya. Dan prilly pun memasuki rumahnya setelah ali benar2 pergi.

****

Hai... Ada yang nunggu cerita yang gak jelas ini gak ??
Btw sorry yaaa baru next , soalnya sibuk terus :)
Oke deh.. . makasih buat yang udah mau baca :) :)

WANITAKUWhere stories live. Discover now