Chapter 10

3K 311 134
                                    

Hazel terbangun dari tidurnya ketika ia nyaris saja terjatuh dari tepi kasur. Ia mengusap kedua matanya dengan cepat, memperjelas pandangannya yang sempat mengabur. Ia terdiam untuk sesaat melihat keadaan sekitarnya yang terasa asing. Bola matanya bergerak kesana kemari. Keningnya mengerut.

Tempat apa ini? Mengapa aku bisa ada di sini?, tanya Hazel pada dirinya sendiri. Tetapi semakin lama ia menebak jawaban dari pertanyaannya kepalanya malah makin pening.

Hazel mencoba menahan pekikannya ketika mengintip dari balik selimut yang membalut tubuhnya. Tubuhnya terekspos tanpa ada sehelai benang pun yang menutupi. Tidak, hal itu tidak mungkin terjadi.

Kepala Hazel menggeleng cepat, menghapus pemikiran negatifnya. Tubuhnya yang mulai bergetar hebat dipaksanya untuk duduk di tepi ranjang dengan selimut yang masih dipegangnya dengan erat untuk menutupi tubuhnya.

Niall. Nama itulah yang langsung terbesit di kepalanya. Dengan cepat, ia meraih ponselnya yang tergeletak di meja kecil yang berada di sebelah ranjang. Untung saja baterainya masih tersisa sedikit lagi. Ketika ia menyalakan ponselnya, beberapa notifikasi muncul setelahnya.

286 missed calls from Niall H.

Niall H.: Keparat kau Harry!

Hazel menyerengit bingung melihat pesan yang tertera di layar ponselnya. Apa hubungannya semua ini dengan Harry? Dan mengapa begitu banyak notifikasi di ponselnya?

Niall H.: Aku tak akan segan-segan melukaimu Har.

Niall H.: Jangan pernah kau sentuh isteriku sedikit saja

Kepala Hazel seakan tengah dihantam beton membaca pesan dari Niall. Dirinya sendiri sama sekali tak mengerti maksud pesan dari suaminya itu. Semuanya masih terasa buram.

Memangnya apa yang sebenarnya terjadi dengannya dan Harry?

Oh, ia ingat. Semalam ia mendatangi reuni Senior High School bersama Niall. Saat dansa, Harry menggantikan posisi Niall dan suaminya itu asyik membawakan lagu ciptanyaan yang memojokan Harry. Sehingga ia meminta maaf pada Harry. Dan di saat itulah Harry memberikan segelas minuman yang langsung diteguknya habis. Kepala Hazel langsung terasa pusing. Untung Harry berbaik hati menawarkannya untuk mengantarkannya ke rumah. Tetapi setelah ia bangun, ia bukan berada di rumahnya melainkan di sebuah tempat asing yang tak pernah dikunjunginya.

Hazel kembali menepis bayangan negatif yang menghampirinya. Namun semakin lama ia mengelak semakin banyak pula bayangan mengerikan itu.

Ia tak akan pernah selingkuh dari Niall. Mau sebodoh apa prilaku dia, mau semenyebalkan apapun dia, Hazel mencintai Niall sepenih hatinya. Tak ada niatan jahat sedikitpun untuk menyakiti hati Niall ketika ia tengah bersama Harry. Namun hanya saja, ia tak bisa melepas sahabatnya.

Okay, panggil dia egois karena mengatakan ia mencintai Niall tetapi malah terus menahan Harry untuk keluar dari kehidupannya. Tapi makin kesini ia makin melihat siapa Harry sebenarnya. Dan itu bukanlah hal baik di kehidupan rumah tangganya dengan Niall.

Mata Hazel kembali bergerak menjelajahi kamar mewah yang ditempatinya ini. Setelah beberapa saat, pandangannya terkunci pada satu tempat. Hancur sudah dinding pertahanan yang dibangunnya semenjak ia bangun. Tenggorokannya terasa makin mengecil dan perih tiap detiknya. Ia menolak mentah-mentah tiap fakta yang terjadi.

Dress pemberian Niall tergeletak di atas lantai bersamaan denan pakaian dalamnya. Semuanya terlihat berantakan. Kini semuanya sudah mulai jelas.

Tanpa ia bisa tahan lagi setetes air mata jatuh ke pipinya. Dalam hatinya ia memaki dirinya sendiri. Mengatakan seberapa bodohnya ia bisa terbuai tiap kata-kata manis dari bibir Harry.

Hold tight | njh✔️Where stories live. Discover now