delapan

464K 19.5K 284
                                    


"Aaaaaaarrrrrggggghhh sakit" Teriak Raline ketika tangan clening servis itu menjambak rambutnya.

"kemana saja kau selama ini ha? Kau membuat rugi kami," katanya

"Ampun bibi sakit" kata Raline sambil memegangi rambutnya yang ditarik bibinya.

"Kau lari dan membuat kami dikejar-kejar oleh mami dan harus dikejar-krjar"
"Bibi sakit lepasin" kata Raline denga air mata yang membanjiri pipinya.
"Mimpi saja kamu jika aku melepaskanmu dasar anak tidak tahu diuntung aku merawatmu ini blesan kamu?" kata bibinya sambil terus menarik rambut Raline.
"Bibi lepasin" mohon Raline lagi.
"Tidak akan aku....."

"Lepasin dia" suara tegas itu membuat bibi Raline dan Raline menoleh bibinya segera melepas rambut Raline.

"Pak maaf, saya akan membawa keponakan saya pergi" kata Dahlia bibi Raline sambil menarik tangan Raline.
"Saya bilamg lepaskan" kata Ethan tegas dan menarik Raline dan memeluknya.
"Jangan pernah ganggu dia atau kamu saya pecat"kata Ethan tegas dan membawa Raline pergi.

****

Raline memeluk Ethan rasa takutnya kembali saat tadi bertemu bibinya,sakit yang dulu dirasa karena siksaan bibinya terasa kembali, sakit yang ia sembunyikan dari semua orang dibalik senyum manisnya.
Raline terus menangis dipelukan Ethan,
Sampai dihotel Ethan menggendong Raline yang lemas karena kebanyakan menangis.
Ia menidurkan tubuh gadisnya keranjang, setelah itu ia mengambil ponselnya menghubungi Fadil.

"Hallo Dil sorry ganggu istirahat lo, gue butuh informasi lengkap tentang Raline segera kalau bisa malam nanti, okeh gue tunggu, thanks" kata Ethan mengakhiri telfonnya.
Ia memandang Raline yang terlelap.

"Apa yang kau sembunyikan dariku?" Gumam Ethan sambil terus membelai rambut Raline.

"Hiks, ampun bi, ampun sakit bi" racau Raline dalam tidurnya mengejutkan Ethan yang sibuk membuka Email yang baru diterimanya dari Fadil.
Ethan langsung menoleh dan mencoba menenangkan Raline.
"Ssstts hey aku disini tidak ada yang menyakitimu tenang ya" kata Ethan sambil mengelus puncak kepala Raline, Raline kembali tenang dan Ethan kembali melihat emailnya dibacanya setiap email yang dikirim Fadil, wajahnya berubah tegang saat membaca Raline pernah bekerja diclub malam saat usianya baru 15tahun dan akan dinikahkan dengan pria tua dan dijual dengan bibinya.

****

Ethan duduk disofa menghadap Raline yang sedang tidur ia kecewa saat Raline tidak membicarakan masa lalunya semuanya.
Tubuh Raline menggeliat tak lama matanya terbuka memandang sekeliling dan pandangannya mengarah pada sosok yang sedang menatap tajam dirinya.
Ethan menatap Raline tanpa niat menghampirinya.
"Hay" sapa Raline serak.
Ethan tak menjawab membuat Raline serba salah dan takut selama seminggu menikah ia tidak pernah mendapat tatapan tajam dari Ethan seperti itu.
Raline mencoba berdiri tapi saat ingin melangkah kepalanya pusing akhirnya ia duduk kembali dan memegang kepalanya. Ethan bangkit dari duduknya dan mendekat keRaline.

"Tidurlah" perintah Ethan dingin.
"Kamu kenapa?" tanya Raline.
"Tidak kenapa-kenapa" jawab Ethan dengan nada sama.
"Aku keluar dulu" kata Ethan berjalan menuju pintu.

"Aku ingin pulang" kata Raline menghentikan langkah Ethan.
"Aku ingin kita cerai" kata Raline lagi membuat Ethan memutar tubuhnya menghadap Raline yang sedang menatapnya dengan mata berkaca-kaca.

'Tidak' apa yang kau katakan Raline dia lelaki baik kenapa kau bicara begitu. Bathinnya berteriak tidak setuju.

Ethan berjalan mendekat dan berdiri tepat didepan Raline.
"Apa kamu bilang?" Tanya Ethan.
"Aku ingin cerai Ethan."
"Kenapa?" Tanya Ethan Raline terdiam dia tidak tahu kenapa dia meminta cerai.
"Kenapa diam? Apa karena bibimu? Apa karena masa lalumu? Apa...."

Nikah KilatNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ