tiga

557K 21.9K 530
                                    

Bangun pagi dengan status udah ganti seperti mimpi tapi ini bukan mimpi.
Raline menguap dan meregangkan otot seperti kegiatan tiap paginya dia menoleh kesamping kaget karena dia tidur tidak sendiri.
Dia ingin berteriak tapi ia urungkan karena ia ingat dengan status barunya.
Ia segera masuk kamar mandi membersihkan badannya dan setelah itu bergegas turun kebawa.
Ia melihat mak Jas sedang menyiapkan sarapan.
"Pagi mak" sapa Raline.
"Non, pagi" jawab mak Jas.
Raline mau mengambil gelas dan membuat teh kebiasaan paginya diapartemennya dulu.
"Non mau apa?" Tanya mak Jas
"mau buat Teh mak" jawab Raline.
"Non duduk saja biar mak yang buat"
"Mak aku bisa sendiri".
"Aduh non nanti aden marah udah mak aja"
"Mak nanti kalau mak dimarahi biar Line marahi balik"
"Hhhh terserah non saja, mak siapin sarapan" kata mak Jas pasrah.
Raline mengangguk.

***

Ethan sudah rapi saat ia turun untuk sarapan.

"Pagi" sapa Raline.
"Pagi, kok belum siap?" Tanya Ethan.
"Belum siap untuk apa?" Tanya Raline bingung, sambil tetap mengunyah sandwich yang dibuat mak Jas.
"kuliah" jawab Ethan sambil meminum susu coklat buatan mak Jas.
"La aku kan sudah tidak kuliah" jawabnya.

"Udah cepet siap-siap nanti diantar pak Slamet biar aku nyetir sendiri"
"Tapi..."
"Okey" jawabnya setelah mendapat tatapan tajam Ethan.

Ditengah tangga ia berhenti dan menoleh pada Ethan.
"Tapi aku mana ada baju,semua bajuku masih dikost" kata Raline.
"Buka lemari no dua disitu ada baju" kata Ethan sambil terus membaca koran.
Raline langsung berlari keatas masuk kekamar wadrobe dilihatnya lemari no dua yang dikatakan Ethan matanya melotot mulutnya menganga terkejut "wow" hanya itu yang bisa diucapkan. Baju yang ada di lemari itu baju cewek semua dari kaos tanpa lengan sampai lengan panjang ada, dari celana hotpand sampai celana panjang, dari dres sampai long dres juga ada.
"Semua milikmu, tapi dalaman kamu beli sendiri aku tidak tahu ukurannya" suara itu mengagetkan Raline dan tersipu malu dengan ucapan terakhir Ethan.
"Kenapa banyak banget, aku masih punya banyak baju" kata Raline protes sambil memilih baju.
"Aku suamimu ingat itu" kata Ethan.
Raline memutar bola matanya jenga.
"Aku ingat, tapi kenapa semua baju kamu beli, sayang uangnya." Kata Raline.
"Uda tinggal pakai saja, nanti pulang kuliah aku jemput untuk mengambil barangmu" katanya sambil melangkah kedalam ruang wadrobe dimana Raline berada.

"gimana?" Tanya Raline sambil menenteng celana panjang dan kemeja biru.
"Bagus cocok" jawabnya.
Ethan mengeluarkan dompetnya membuka dan mengambil sebuah kartu berwarna emas,
"Ini untuk kebutuhanmu,sementara ini kamu pakai ini kalau urusanya selesai kartu kreditmu atas namamu sendiri" kata Ethan.
"Tidak usah aku masih punya tabungan" kata Raline menolak.
"Kamu simpan saja tabunganmu dan ambil ini jangan membantah" kata Ethan.
Mau tidak mau Raline mengambilnya.
"Makasih" kata Raline sambil masuk kekamar ganti setelah itu ia mengikuti Ethan dari belakang.

***

Ethan masuk ruangannya yang biasa ditempati Fadil sahabatnya.
Dan perusahaan yang diSingapore sementara ia tinggalkan karena sekarang ia mempunyai tanggung jawab lebih disini.
Pintu terbuka sosok pria tinggi tapi tak setinggi Ethan masuk.
"Pagi pak, saya ikut berduka" kata Fadil meski ia sahabat ia sangat profesional.
"Pagi, terima kasih, jangan formal gitu" kata Ethan berarti fadil harus bersikap biasa kalau Ethan sudah ngmong gitu.
"Ada apa kok kayaknya banyak fikiran dan kenapa juga lo nggak balik keSingapore?"

"Kalau udah waktunya gue critain, dan sekarang gue jarang bisa pergi luar negri untuk waktu lama" kata Ethan membuat fadil bingung.

"Ceritain sekarang gue harus tahu alasannya"

"Gue udah nikah Dil jadi gue nggak bisa ningglin istri gue"

Fadil kaget mendengar cerita Ethan. Setahunya Ethan tidak punya pacar.
"Serius?"
"Ya, nanti gue critain sama lo, sekarang lo bisa kerja lagi" kata Ethan.
"Baik pak, permisi" kata Fadil.
Dan berlalu keluar.
Ethan melamun membayangkan kehidupannya yang sekarang berubah.
Wajah anggun Raline senyumnya membuat Ethan mau tidak mau tersenyum.

Nikah KilatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang