19

4.4K 366 12
                                    

warming! typo bertebaran.

so, happy reading ^^

_______________________

Sembilanbelas

Rumah yang lebih dari empat tahun Dani tinggali bersama suami dan putranya, kini ramai dengan orang-orang. Terdengar lantunan ayat-ayat suci dengan merdu. Bukan karena tengah berduka keluarga itu, melaikan suka cita karena sang Pemilik Kehidupan ini mempercayakan nyawa lain hadir di keluarga itu.

Benar, mereka sedang mengadakan pengajian sekaligus mapati (empat bulanan). Lumayan banyak yang mereka undang, keluarga, anak-anak panti asuhan, tetangga, dan teman dekat. Semata-mata untuk mendapatkan doa dari orang-orang yang datang. Karena semakin banyak orang yang mendoakan kita maka semakin mudah apa yang kita inginkan. Membaca ayat-ayat suci (surat Yasin), tahlil, tahmid kemudian didoakan ibu dan si calaon bayi.

Banyak masalah yang Dani hadapi. Mulai dari menghilangnya sang adik, wanita yang mengaku dihamili suaminya hingga sang suami yang belum sepenuhnya terbuka dengan dirinya. Tetapi dia tetap kuat dan yakin cepat atau lambat semuanya akan terselesaikan. Dia hanya perlu bersabar dan mendukung apapun keputusan yang akan diambil suaminya, Juna.

Dani memandang pria yang berbaju koko putih dengan peci sewarna. Dani merasa kasihan, melihat Juna. Pasalnya suaminya terlihat lelah, ada lingkaran hitam di sekitar matanya, dia juga merasa tubuh suaminya mengurus.

Jujur selama kehamilannya dia cukup banyak merepotkan suaminya dengan ngidamnya. Mulai dari ingin makan nasi penggel, es krim rujak, cireng dan lainnya yang hanya buka pagi hari, tapi ngidamnya tengah malam. Bisa dibayangkan bagaimana perjuangan Juna untuk mencarikannya di tengah malam. Tentu saja tidak ada yang menjual, namun dengan sabarnya suaminya mendapatkan apa yang dia mau dengan membeli secara langsung ke rumah sang pedagang.

Kemudian pandangannya beralih pada anak laki-laki yang duduk di sebelah kanan suaminya. Anak itu memegang sebuah buku kecil tengah ikut membaca bersama yang lainnya. Dialah Jo, anak laki-laki yang menggemaskan dan cepat tanggap.

Kemudian dia memandang anak-anak kecil seumurang dan lebih tua dari Jo. Dia merasa terenyuh, mengingat anak sekecil dan selucu mereka di titipkan di panti asuhan. Seharusnya anak sekecil mereka selalu diperhatian dan diberi kasih sayang, agar menjadi anak yang jauh lebih baik.

Setelah membaca ayat suci dan didoakan, acara pun telah selesai. Dani membantu suami, ibu, mertua, adik beserta Zaskia, membagikan makanan kepada para tamu yang hadir. Setelah hanya tinggal untuk anak-anak yatim, mereka tak lupa membagikan makan dan perlengkapan sekolah, membuat anak-anak itu senang bukan kepalang.

"Sayang, dimana Jo?" tanya Juna yang kini berdiri disebelah Dani.

Dani menoleh, mencari-cari keberadaan Jo, tapi tak terlihat. "Aku tidak tahu, tadi kulihat sedang membagikan makanan bersamamu, mas."

"Iya, tadi memang dia ada disebelahku. Tapi setelah selesai, aku tidak mendapatinya lagi." ujar Juna yang terlihat mulai panik. Aneh seharusnya Dani yang panik, tapi malah suaminya.

Dani membelai lengan suaminya untuk menenangkan. "Tenanglah mas. Mungkin dia sedang di luar ikut bermain dengan anak-anak." Juna mengangguk, kemudian mereka berjalan ke depan mengamati mungin diantara anak-anak ada Jo disana.

Benar saja disana ada putra mereka, yang tengah berbaur dengan anak-anak. Tapi kemudian berjalan menjauh, menghampiri seorang anak perempuan yang tengah menangis di bawah pohon. Ternyata Jo ingin menanyakan alasan anak itu menangis, kemudian mencoba menenangkannya. Anak perempuan itu baru berhenti menangis ketika Jo memberinya sebuah permen lolipop dan sebuah benda entah apa.

31 Old Woman (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang