Prolog

31.2K 1.2K 11
                                    


Prolog

Tiga puluh satu tahun. Bukan usia yang muda lagi bagi seorang perempuan. Itu anggapan dari masyarakat pada umumya. Perempuan yang belum menikah saat berkepala tiga dianggap tak laku. Padahal kenyataannya, Tuhan belum mempertemukan jodohnya.

Diusia yang menginjak kepala tiga, perempuan biasanya telah berkeluarga. Mereka bekerja sambil mengurus keluarga kecil mereka atau fokus mengurus keluarga kecil mereka. Uang uaami adalah milik istri, uang istri adalah milik istri. Sedangkan suami memiliki istri.

Berbeda dengan wanita dengan rambut bergelombang sepinggul, yang selalu bekerja dan bekerja. Berkulit kuning langsat, tinggi 160 dengan wajah yang cukup manis. Tidak ada cacat darinya. Tapi entah kenapa ia belum juga dipertemukan dengan teman seumur hidupnya yang cocok.

Bukan berarti tidak ada yang ingin menikahinya. Ia cukup terkenal karena kesopanannya. Beberapa pria pernah melamarnya, tapi ia tolak secara halus karena tidak ingin membuat sakit hati. Satu alasannya, ia ingin bekerja terlebih dahulu sebelum adik-adiknya mandiri. Bagaimanapun dia adalah anak pertama dari tiga bersaudara.

Di saat teman, tetangga, bahkan keluarga besarnya mencelanya. Tapi dia tetap bersabar. Baginya, jodohnya belum datang. Dia maasih menunggunya, orang yang akan menjadi imam sekaligus pendamping seumur hidupnya.

Tapi hidupnya berubah. Saat ia menemukan seorang bayi menangis di pabrik saat dia bekerja. Tiba-tiba, pria yang mengaku sebagai ayah dari bayi yang digendongnya mengumumkan bahwa dia adalah ibu dari anaknya. Parahnya semua orang mengecapnya sebagai wanita murahan yang mau tidur dengan pria cupu dan culun.

Apa laki-laki itu adalah jodohnya?

.

31 Old Woman (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang