Sidang Skripsi.

1.4K 41 0
                                    

Luna sudah memasuki ruangan, dimana dia akan melaksanakan sidang skripsinya. Sedangkan Kenan, setia untuk menunggu Luna di luar dengan harapan Luna akan berhasil dalam sidang itu.

Satu jam kemudia..............

Setelah cukup lama, akhirnya Luna keluar dari ruangan itu. Kenan yang melihat Luna keluar, langsung menghampirinya.

"Lun? Gimana? Kenapa muka kamu lesu kayak gitu?" Luna tidak menjawab apapun. Dia diam sembari menundukkan kepalanya.

"Lun? Berhasil atau gak? Kamu jangan diam aja, dong." ujar Kenan.

"A-a-aku gak-------"

"Gak apa? Kamu gak berhasil? Lun berarti kamu harus ngulang lagi? Luna kamu kenapa gak berhasil, sih? Pasti kamu waktu ngerjainnya main-main, kan?" Kenan sangat kecewa dengan Luna.

Luna mengangkat kepalanya lalau menatap Kenan." Aku itu belum selesai ngomong. Aku gak akan mengulang, karena aku BERHASIL." Luna langsung memeluk Kenan dengan erat. Kenan juga tersenyum lebar dengan jawaban dari Luna.

"Jadi, kita sebentar lagi akan menikah?" Luna tersenyum sambil mencubit pipi Kenan pelan. "Iya. Aku sebentar lagi akan jadi istri seorang dokter hebat, pintar, dan tajir." jawab Luna.

Hari ini adalah hari yang sangat membahagiakan untuk Kenan dan Luna. Hari ini adalah hari yang menentukan bahwa mereka akan segera menikah.

********

Luna berjalan pelan ke arah keluarganya yang ada di ruang tamu. Dia seperti orang ketakutan, saat ingin menghampiri keluarganya itu.
"Pa-pi." sapa Luna terbata-bata.

"Hy, Lun. Sini duduk." Luna segera duduk di tempat yang kosong.

"Sebenarnya, a-ada yang mau Luna bilang sama papi." Arga mengernyitkan dahinya. "Tapi papi jangan kaget ya?" Arga tambah binggung dengan Luna.

"Ada apa sih, Luna? Kamu ada rahasia yang ingin kamu ceritakan. Bagus, ini kita lagi berkempul semua." ujar Arga.

"P-pi, sebenarnya nama lengkap Kenan itu, Kenan Mikael Wijaya." Arga membulatkan matanya saat mendengar pernyataan dari Luna. "Dia keluarga Wijaya, Pi." tambah Luna.

"Keluarga Wijaya?" ucap Arga lemas. "Kenapa kamu gak bilang sama papi, Luna."

"Pi, Kenan gak mau orang kenal dan hormat sama dia karena dia keluarga Wijaya. Jadi sampai sekarang, dia gak pakai nama Wijaya. Pi, kenapa sih dengan Wijaya?" Ujar Luna.

"Papi dan ayahnya Kenan adalah sahabat. Waktu dia meninggal, dia menitipkan Kenan dan abangnya ke papi. Tapi papi belum pernah ketemu dengan Kenan maupun abangnya. Dan sekarang, hal itu baru papi tahu. Papi nyesal gak menjaga dan merawat Kenan dan abangnya." Penjelasan dari Arga.

"Maksih Om" Semua orang menatap orang yang berkata itu.

"Kenan? Kamu di sini?"Luna sangat kaget melihat kedatangan Kenan.

"Om gak perlu merasa bersalah. Saya dan abang Revan itu sudah tumbuh menjadi seorang yang berhasil. Dan terimakasih juga om, sudah sayang dan juga perhatian sama saya." ucap Kenan.

Arga berdiri dari tempat duduknya, lalu memeluk Kenan erat. "Saya senang bisa mengenal kamu dan keluarga kamu. Walaupun saya tidak bisa menjaga kamu waktu kecil, saya harap kamu akan menjaga putri saya." Kenan tersenyum mendengar itu.

"Saya pasti akan jaga Luna. Saya gak mungkin menyakiti orang yang paling saya sayang." Luna tersenyum saat Kenan berkata
seperti itu.

"Ih udah kali. Kan acara maaf-maafan besok. Kenapa sekarang?" canda Luna.

"Oh iya tante, om, semuanya sudah siap untuk acara pelepasan dan penerimaan besok. Jadi acaranya pagi, om." ucap Kenan.

Yapzzz! Besok adalah hari mejelang pernikahan Kenan dan Luna. Dimana mereka akan melaksanakan acara Pelepasan keluarga dan penerimaan keluarga. Itu adalah tradisi pernikahan di keluarga Kenan yang harus di laksanakan.

"Mmmmm, aku mau bicara dulu sama Kenan di taman." Kenan dan Luna berjalan menuju taman yang ada di belakang rumah Luna.

"Kenapa? Mau bicariin apa?" tanya Kenan sembari duduk di ayunan yang ada di taman itu.

"Gak ada apa-apa. Hanya malas aja nunggu kamu ngobrol dengan papi. Bakalan panjang ceritanya." Kenan tersenyum mendengar jawaban Luna.

"Gak terasa ya Luna, sebentar lagi aku dan kamu akan bersatu dalam ikatan pernikahan. Aku akan menjadi seorang suami yang harus bertanggung jawab penuh untuk kamu." Luna sangat serius mendengar Kenan berbicara.

"Aku juga. Aku akan menjadi seorang istri yang harus mendengar perkataan dan nasihat suami aku nanti. Dan aku belajar untuk tidak egois." Kenan tersenyum mendengar kata-kata yang di ucapkan Luna.

Mereka menghabiskan malam itu di taman. Mereka menikmati angin malam yang sangat dingin itu sembari memejamkan mata mereka.

Cinta adalah ketika aku bisa menjadikanmu sebagai istri dan ibu dari anak-anak aku nanti. Kasih adalah ketika aku bisa membuatmu mengerti akan hidup ini dan membuatmu berubah menjadi pribadi yang lebih baik lagi.

-Kenan-

Hanya Terimakasih yang bisa aku ucapkan.
Hanya senyunan yang bisa aku perlihatkan.
Aku senang
Aku bangga
Aku kagum
Aku beruntung
Mempunyai kamu di hidup aku.

-Luna-

Solemn PromiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang