2

10.3K 362 2
                                    

"Oh iya, mbak Angel bagaimana kabarnya mas?" tanya Arisa.

Kevin belum juga menjawab pertanyaan Arisa, ia terlihat seperti sedang melamun.

"Mas?" Arisa membuyarkan lamunan Kevin.

"Hah? Eh maaf maaf." ucap Kevin sedikit terkejut, "Arisa.. Angel sudah meninggal satu tahun yang lalu," jawab Kevin singkat.

"Apa? Loh? Yang bener mas? Loh kok bisa? Eh maaf mas, aku tidak bermaks–" belum habis kalimat Arisa, Kevin segera memotongnya.

"Sudahlah, tidak apa-apa. Kita kan memang sudah lama tidak berhubungan, wajar saja kalau kamu belum mengetahui tentang ini."

Keheningan terjadi beberapa saat menyelimuti keduanya, Arisa sedikit merasa tidak enak telah bertanya tentang Angel pada Kevin.

Arisapun mencoba menghilangkan ketegangan, "lalu anaknya mas Kevin dimana? Ikut kesini tidak?" tanya Arisa.

"Anak? Aku belum punya anak, Arisa," jawab Kevin santai. Kevin tertawa kecil setelahnya.

Melihat raut wajah Arisa yang kebingungan, Kevin berinisiatif untuk menceritakan kisah hidupnya pada Arisa selagi mengisi waktu kosong sebelum kliennya datang. Kevin terlihat mengambil nafas sejenak sebelum memulia cerita, "jadi begini, aku dan Angel memang belum diberi momongan."

"Sebelum Angel menikah denganku, Angel mendapat kontrak kerja yang mengharuskannya untuk tetap bertubuh proporsional. Atasannya Angel mengetahui kalau Angel akan segera menikah, tapi atasannya juga tidak ingin kehilangan pegawai seperti Angel. Agar tidak kehilangan Angel, atasannya membuat kontrak kerja diantara mereka, atasannya memperbolehkan Angel melanjutkan kerjanya disana walaupun sudah menikah, tetapi dengan syarat Angel harus menunda kehamilannya dulu, karena atasannya khawatir jika setelah Angel hamil Angel tidak bisa menjaga bentuk tubuhnya."

"Dan mbak Angel setuju?" sahut Arisa.

"Benar. Angel setuju dengan persyaratan itu. Dan aku tidak menyangka Tuhan mengambil Angel secepat itu," jelas Kevin.

Arisa mengerjapkan matanya beberapa kali, ia merasa bersalah telah melontarkan pertanyaan yang membuat Kevin harus menjelaskan sesuatu yang tidak semestinya ia dengar.

"Sekali lagi aku minta maaf ya mas, aku tidak bermaksud mengungkit luka itu," ucap Arisa.

"Tidak apa-apa. Oh iya, boleh aku menyimpan kontakmu? Aku ingin kita tetap berhubungan baik," tanya Kevin sambil mengeluarkan ponsel canggihnya dari saku celana.

"Boleh."

Setelah bertukar kontak, Arisa memutuskan untuk mengakhiri pembicaraan mereka karena teman-temannya yang sudah menunggu, "mas, aku pamit dulu ya, teman-temanku sepertinya menunggu aku, tidak enak kalau terlalu lama meninggalkan mereka," tanya Arisa berpamitan pada Kevin.

"Oke. Senang bisa bertemu kamu lagi. Sampai jumpa lagi, Arisa," ucap Kevin tersenyum manis.

Arisa pun langsung membalasnya dengan senyuman dan segera berbalik untuk kembali bergabung dengan teman-temannya.

***

Sesampainya dirumah, Arisa segera membuka ponselnya dan mengecek berbagai akun sosmed yang sejak tadi tak digubris walaupun ada berbagai notifikasi karena saking asyiknya mengobrol dengan teman-temannya. Tidak disangka ternyata ada sebuah pesan masuk dari nomor Kevin yang mengecek apakah pesannya masuk ke nomor Arisa atau tidak. Dan kemudian, tanpa diduga notifikasi instagramnya berdenting, memunculkan sebuah akun yang meminta untuk berteman, yang ternyata akun itu adalah milik Kevin.

***

Malamnya, Arisa mengunggah foto bersama teman-temannya di instagram. Awalnya Kevin hanya mengomentari fotonya, namun kemudian mulai mengetuk pesan instagram Arisa. Berawal dari sanalah percakapan Arisa dan Kevin dimulai. Membahas berbagai macam topik, bercanda, menceritakan berbagai cerita menyedihkan mereka, serta curhat masalah disekolah atau tempat kerjanya masing-masing. Arisa merasa nyaman dan menganggap hal itu sebagai hal wajar sama seperti jika dia berkirim pesan dengan teman-temannya, tanpa ada campur tangan perasaan.

Dua minggu sudah mereka berhubungan via chat, namun beberapa hari ini Arisa merasa bahwa Kevin mulai lebih perhatian padanya. Suatu hari keduanya berkirim pesan sampai malam, dan saat Arisa pamit untuk tidur lebih dulu, tidak disangka Kevin mengucapkan kalimat yang tidak pernah Arisa duga sama sekali.

Kevin Perwira :
Selamat malam, Arisa. Mimpi indah. Mimpikan aku ya? Night sweety.

Aneh.

***

Paginya, Arisa melihat terdapat dua pesan yang belum terbaca dari Kevin.

Kevin Perwira :
Pagi, Arisa.

Kevin Perwira :
Hari ini kamu libur kan? Mau makan siang denganku? Aku jemput jam 11 yaa. Tidak menerima penolakan.

Saat itu juga Arisa langsung melompat dari kasur empuknya, dan segera membongkar isi lemari.

"Yang ini? Sepertinya tidak cocok denganku," ucap Arisa menempelkan baju tersebut dibadannya dan berkaca.

"Apa yang ini ya? No, ini terlalu vulgar," ia melemparkan baju tersebut ke atas kasur.

"Yang ini.. hmm.. Terlihat seperti tante-tante, terus ini apaan coba?" ucap Arisa menyentuh berbagai macam pernak-pernik yang menghias di luar baju tersebut.

Empat jam kemudian.

"Argh.. Kenapa tidak ada yang cocok sama sekali sih," gerutu Arisa frustasi.

Ini cuma makan siang, Arisa. Tidak kurang dan tidak lebih. Biasa saja,, tidak usah berlebihan. Sisi lain dari diri Arisa mulai memperingati.

Tapi tidak bisa. Pokoknya harus terlihat perfect! Otaknya mulai tidak sinkron sepertinya.

"Ih ew yang ini apaan?! Kenapa dulu aku bisa-bisanya beli baju yang seperti ini sih? Norak banget ew ew.." ia melempar baju tersebut sembarangan.

"Huftt.. Oiya, kalau tidak salah aku punya baju oleh-oleh dari papa waktu papa ke London kan? Aku taruh mana ya itu? Hmm," Arisa masih terus mencari diseluruh tempat yang ada dikamar.

Ia mencari disemua kolong lemari, tapi belum ketemu juga. Di koper-koper pun juga tidak ada.

"Diatas lemari mungkin ya?" ditariknya kursi dari meja rias dan mendekat ke arah lemari, ketika ia naik dan melihat kesana, "yeah ketemu!"

Begitu ia turun, ia pun mulai membuka bungkus plastiknya, dan mulai mencoba untuk memakai baju tersebut.

"Eh cocok, bagus banget.. Dulu jelek banget, tapi sekarang malah pas begini. Papa memang yang paling best deh hihi," ucap Arisa, "untung ukurannya masih pas," ucapnya sambil memutar-mutarkan badan didepan cermin.

Jam mulai menunjukan pukul 10.50.

Arisa menuruni tangga lantai dua rumahnya menuju meja makan, dan melihat mamanya yang sedang sibuk-sibuknya di dapur. Tapi kenapa jam segini belum ada makanan satupun?

Ia membalikkan badannya menuju ruang samping tempat dimana sepatu-sepatu seluruh keluarganya berada. Belum ada dua langkah, mamanya langsung memanggil Arisa.

"Eh Arisa, nih mama bikinin kamu makan. Tadi mbok bilang katanya mau ke dokter sebentar, jadi  tidak sempat membuatkan kita sarapan. Yasudah mama deh yang masak. Makan dulu yuk?"

"Eh.. Eh.. Iya mah," ucap Arisa kembali kearah meja makan.

"Loh tumben kamu dandan cantik gini, bajunya juga, tidak biasanya kamu pakai baju yang seperti ini. Kamu mau kemana sih?" tanya mamanya.

"Mhh.. Itu.. Ehm itu mah.. Apa namanya.. Ma-mau makan siang sama.. Sa-sama mas Kevin," ucap Arisa tergagap.

...

I Feel, I'm In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang