Part 5

32.3K 1.6K 8
                                    

-Rey's POV-
Sekarang gue lagi ngobatin tangan gue yang digigit sampe berdarah sama cewe freak itu. Jorok banget mainnya gigit-gigit, nanti kalo gue rabies gimana? BTW, cewe itu ga seburuk yang gue kira, ternyata dia ga cuman bisa nyari gara-gara tapi dia baik juga mau nolongin nerd itu. Selama ini belum ada yang berani ngelawan anak-anak wushu, gue aja ga berani. Anak-anak wushu itu emang terkadang suka seenaknya mentang-mentang belum ada yang bisa 5 mereka di sekokah ini, tapi sekarang udah beda cerita sejak gadis itu ngasih mereka pelajaran.

Setelah selesai mengobati diri sendiri, gue menaruh kembali betadine yang tadi gue pake ke kotak P3K dan membuang tissue-tissue bekas gue. Lalu gue pun keluar dari UKS. Lalu kembali ke ruang osis untuk sekedar bersantai.

Di ruang osis, gue duduk di sebuah sofa yang telah disediakan. Disana ada temen gue yang bernama Raymond. Dia juga osis, tapi bukan osis sejati, maksud gue, dia tuh hanya masuk ke organisasi osis supaya dia bisa bersantai di ruang osis dan bisa membolos pelajaran dengan alasan rapat osis.

"Oy Rey!" Sapanya.

"Hei" jawab gue singkat

"Gimana MOSnya? Dede kelasnya ada yang cantik??" tanyanya sambil menaik-turunkan alisnya.

"Uhm.. gitu deh, gada yang menarik, btw lu kenapa ga ikut nge-MOSin??"kata gue

"Bullshit kau Rey, padahal waktu itu lu bilang kalau gadis freak itu menarik" lanjut gue dalam hati.

"Males banget harus panas-panasan di lapangan, mending disini aja adem"

"Hmm.. " jawab gue.

Dari tadi gue sedang memperhatikan cewe freak itu lewat jendela ruang osis yang menghadap ke kantin. Cewe itu sebenernya cantik. Rambut blondenya digerai, kulitnya tidak terlalu putih tapi tidak gelap, pipinya chubby banget dan matanya yang berwarna biru menambah kesan manis pada wajahnya.

"WOII, ngelamun terus, nanti kesurupan jin iprit baru tau rasa" kata Raymond. Raymond pun mengikuti arah pandang gue.

"oh lu lagi ngeliatin anak itu? Dia namanya Shania adiknya Elliot. Anaknya cantik sih tapi bandel setengah mati,waktu gue lagi ke rumah Elliot aja ban sepeda gue dikempesin pake paku payung" kata dia sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Oh jadi cuman gue yang belum tau dia adiknya Elliot" gumam gue.

"Lu deketin aja, dia cantik, rendah hati, kaya, dan suka menolong, cuman rada tomboy." jelas dia.

"Gue punya line dia kalo lu mau" lanjut dia

"Boleh." Jawab gue

"Linenya Shanialeia"

"Okay bro, thanks.. bro, gue ke lapangan dulu yah, mau bantuin guru beres-beresin bangku dulu, bye" ucap gue sambil melambaikan tangan gue.

-Shania's POV-

Bel pulang sekolah

Yeyy akhirnya pulang sekolah juga. Gue udah ga betah lama-lama di sekolah.

Gue pun mencari kak Elliot.

Itu dia ketemu, dia lagi beres-beresin loker. Gue kagetin ah

1..2..3.. "DOR" *Dugh* kepala kak El kejeduk pintu loker.

"Eh goblok sakit kepala gue kejeduk! Argh shan, kalo gue tiba-tiba pingsan lu mau pulang jalan kaki?" Kata kak El sambil marah.

"HEHEHEE.. maapp kaa, ka minta kunci mobil."

"Ga, lu pulang jalan kaki!"

"Anjir ka gamau"

"Gue lagi kesel sama lu"

TroublemakerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang