5. Let Start Begining

976 75 13
                                    

Seketika atmosfer diantara dua keluarga itu menjadi berubah ketika Juliann melontarkan satu kalimat yang menunjukkan kekagetannya. Semua mata terarah pada Juliann. Ia yang menyadari itu langsung tersadar bahwa dirinya sekarang jadi pusat perhatian. Tubuhnya terasa terpatri dan susah bergerak, lidahnya juga kelu melihat seseorang di depannya. 'Dari begitu banyak kolega ayah kenapa harus dia? Takdir macam apa ini?' batin Juliann. Joshua, pria bersurai coklat itu ada dihadapannya sekarang. Juliann tak menyangka-nyangka orang yang dijodohkan ayahnya adalah orang yang beberapa hari ini dijumpainya. Joshua yang melihatnya sedari tadi juga terkejut sejak melihat kedatangan Juliann bersama ayahnya. Namun naluri pria lebih pintar menyembunyikan respon di tengah-tengah suasana, ia juga berusaha menahan tawanya melihat reaksi Juliann beberapa detik yang lalu. Tanpa menunggu lama wanita paruh baya berdarah Amerika itu langsung mempersilahkan dua tamu yang barusan datang itu untuk duduk. Juliann duduk di samping kursi ayah namun berhadapan dengan kursi Joshua. Juliann melirik Joshua takut-takut, Joshua tetap terlihat tenang.

"Jadi, apa kalian sebelumnya sudah pernah bertemu?" ayah Joshua memulai percakapan dengan pertanyaan sudah ditebak oleh Juliann.

"Ya Paman. Beberapa hari yang lalu" Jawab Juliann agak gugup.

"Kalian sudah dekat?"

"Kami-"

"Kami sudah lumayan dekat ayah." Ucapan Juliann langsung dipotong oleh Joshua. Joshua tersenyum kecil. Lirikan Juliann mengarah padanya.

"Wah kebetulan sekali. Bukankan ini lebih baik?" Tuan Hong puas dengan jawaban itu.

Nyonya Hong juga sependapat dengan suaminya, dia mengangguk dan tersenyum senang dengan jawaban anaknya. Kedua keluarga itu berbincang-bincang dengan antusias. Namun anak-anak mereka yang yang jadi tujuan diadakan makan malam ini malah saling diam. Joshua tampak serius mendengarkan cerita-cerita dari ketiga orang tua di meja makan tersebut, sesekali ia mengeluarkan senyuman khasnya. Sedangkan Juliann sedari tadi hanya pura-pura menyimak perbincangan dan tertawa kecil jika ada yang lucu, padahal sebenarnya menurutnya itu tak lucu. Demi menghargai orang-orang disekitarnya dia purapura ikut terbawa suasana. Joshua tau Juliann tak nyaman dengan suasana seperti ini, gadis itu tampak canggung sedari tadi. Yang dilakukan sedari tadi oleh Juliann adalah memotong steaknya kecil-kecil namun tidak dimakan. Ketika Juliann mengedarkan pandangannya kedepan ia mendapati Joshua yang sedang melihatnya. Beberapa detik mereka saling menatap namun tak ada yang berubah dari air muka Juliann, gadis itu memasang wajah datar. Ia kembali memainkan pisau pada steaknya. Joshua yang melihat itu tertawa kecil melihat tingkah gadis itu, ia meneguk winenya sesekali sembari memperhatikan orang tua berbincang. Juliann baru baru sadar kenapa daritadi Joshua tak menyentuh makanannya dan hanya minum saja. Dilihatnya tangan kanan Joshua yang terkulai dan terlihat di letakkan di paha sedangkan tangan kirinya yang sedari tadi aktif diatas meja. Ia langsung mengerti, Joshua menyembunyikan keadaannya dari orang tuanya. Ia menatap miris pada pria itu, seketika mengingat kejadian tadi siang dan merasa bersalah. Juliann mengigit bibirnya. Makan malam terus berlanjut tanpa ada sepatah katapun keluar dari mulut dari kedua calon pasangan tunangan itu. Bukan tidak ingin mengajaknya bicara, Joshua peka dari gerak gerik Juliann saja ia tahu bahwa Juliann sedang tak mau diajak bicara. Padahal sejujurnya Joshua sangat ingin berbincang-bincang pada gadis itu. Tanggal pertunangan sudah ditetapkan oleh orang tua mereka. Tentu saja keputusan tidak bisa ditolak, mereka berdua hanya bisa menggangguk menuruti. Tanggal yang ditetapkan tidak lama-lama dan mengulur waktu, akan diadakan secepatnya. Hati Juliann mencelos mendengar keputusan itu. Juliann kembali mengedarkan pandangan pada pria di depannya. Joshua tampak tenang seolah tidak ada beban, berbanding terbalik dengan dirinya sedari tadi hatinya menjerit-jerit menolak.

Usai acara makan malam, diperjalanan pulang Juliann hanya diam saja. Ayahnya antusias dengan perjodohan ini. Sambil menyetir ayah terus berceloteh tentang keluarga Joshua dan masa kecilnya bersama Tuan Hong. Anak gadisnya hanya menjawab 'hmm' sesekali.

JuliannWhere stories live. Discover now